Gole-gole berarti kelincahan tendangan silat tempurung dengan belakang kaki. Golegole ini permainan tradisional yang di mainkan oleh remaja muda-mudi. Biasanya permainan ini di adakan, apabila ada sesuatu acara yang menghendaki bantuan muda-mudi untuk menolong mengukur (memarut) kelapa dalam jumlah banyak. Seusai membantu mengukur kelapa, terdapat banyak tempurung (batok kelapa). Oleh muda-mudi ini, tempurung itu di gunakan untuk memainkan gole-gole. Cara bermain: Gole-gole di mainkan oleh dua kelompok, masing-masing lima orang. Untuk mencari kelompok yang akan memulai permainan itu, di adakan suten (pengundian dengan unjuk jari) oleh kapten dari dua kelompok. Kelompok yang menang suten itulah yang memulai permainan. Di depan ke lima pemain itu, berjarak 7 m, tertumpuk 5 tempurung dengan jarak samping tempurung 2 m. Masing-masing pemain menghadapi tumpukan tempurungnya dan dia harus menembak tempurungnya ke tumpukan di depannya dengan tendangan silat belakang kakinya. Di haruska...
Dodengo adalah pertarungan satu lawan satu. Permainan dodengo mirip dengan tarian perang (cakalele), biasanya permainan ini di adakan pada waktu selesai shalat Idul Fitri atau Idul Adha. Dodengo merupakan pra-pelatihan untuk melatih dan menguji ketangkasan dan kelincahan seseorang. Umumnya permainan ini hanya di mainkan oleh laki-laki. Alat yang di gunakan yaitu perisai (salawaku) dan sepotong gaba yang panjangnya 50 cm. Kedua alat tersebut berfungsi sebagai alat penangkis dan pemukul. Selain itu, pertandingan dodengo di iringi dengan bunyi-bunyian tifa dan gong. Cara bermainnya yaitu satu orang pemain berhadapan dengan satu pemain lainnya dan masing-masing saling memperlihatkan kelincahan dan ketangkasannya dalam menjatuhkan lawannya dengan cara memasukan pukulan gabanya ke kepala atau pundak lawan. Satu kali permainan kurang dari 10 menit sedangkan untuk perhitungan angka kemenangan, pemain di saring dengan putaran bertarung dengan cara menghitung angka yang teranyak di juarakan....
Dodorabe berarti tembak-menembak, biasanya di mainkan oleh anak-anak dan remaja. Permainan ini di laksanakan hanya pada saat musim jambu air karena jambu yang masih kecil itulah yang menjadi peluru senjata dodorabe tersebut. Alat yang di gunakan terbuat dari ruas bambu yang lubang dalamnya maksimal garis tengah 1 cm. Pangkal ruasnya yang berbuku di pakai sebagai gagang bilah pendorong peluru. Cara bermain: Pemain dodorabe terdiri atas dua kelompok, masing-masing lima orang. Keduanya berhadapan dengan jarak 2 m dan jarak ke belakang dari kelompok tersebut 3 m sebagai garis penalti (garis mati). Apabila salah satu anggota kelompok ketika di serang lawan mundur melewati garis mati, maka ia di nyatakan gugur (tidak lagi turut bermain), tinggal anggota yang tersisa yang melanjutkan permainan sampai di nyatakan juri selesai. Kelompok penyerang tidak di perkenankan memasuki garis mati. Kalau demikian, ia di beri peringatan, dengan cara di berikan kartu kuning. Kelompok di nyatakan m...
Filim Yalei-Yalei: ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)
Hu Kinyei-Kinyei: ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)
Idati Awakage : ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)
Itum Maharem : ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)
Permainan Kat : ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)
Mapi Baghai : ( sumber: E-book Permainan Anak-Anak Daerah Irian Jaya. 2013. Papua.)