11 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kagati
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

    Permainan Layang-layang tradisional suku Raha. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Tenggara. Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya dijalin dari serat nanas hutan. Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna.

avatar
Putrigiras
Gambar Entri
O' Hule
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

O'Hule adalah nama lain dari gasing kendari. terbuat dari kayu nangka. berbentuk jantung. dimainkan dengan adu pukul dan adu putar

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Pelojo (Lojo)
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Permainan lojo ini menggunakan alat yang terbuat dari tempurung kelapa yang dilubangi. Permainan lojo ini biasa dimainkan oleh anak laki-laki. Dan untuk perempuan biasa disebut dengan pebudo. Sumber: https://www.jatikom.com/2018/11/34-provinsi-permainan-tradisional.html#ixzz5XxRPpFjK  

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Kaghati
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Kaghati dari Sulawesi Tenggara ( https://lppks.org ) Sewaktu kita kecil mungkin pernah bermain dengan layang-layang baik di pekarangan rumah, di pematang sawah, dan lain sebagainya. Layang-layang pertama di Indonesia itu bernama Kaghati, sebuah layang-layang khas suku Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Hal itu dibuktikan dengan adanya lukisan tangan manusia di dalam sebuah gua. Kaghati di Gua Ceruk Sugi, Desa Liang Kobori Lukisan tersebut berada di Gua Ceruk Sugi Patani, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara, lukisan itu menggambarkan seseorang yang sedang bermain layang-layang. Lukisan dalam gua itu terbuat dari oker. Itu merupakan campuran antara tanah liat dengan getah pohon. Permainan layang-layang (Kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna....

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Pasosso
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

  Kenangan masa kanak kanak, sering kali membuat kita terasa ingin mengulang kembali saat saat indah penuh keceriaan bermain bersama teman teman waktu kecil dulu, dunia anak anak dunia penuh ekspresi, persahabatan dan hanya keceriaan tanpabatas batas golongan atau kelas strata sosial. Begitulah kami dulu anak anak dari kota kecil di Kendari yang menikmati dunia kanak kanak kami dengan permainan permainan “tradisional”, maklum permainan yang berbau teknologi seperti game on line atau Play Station sekarang ini di jaman kami dulu itu belum ada, kalaupun ada jenis jenis permainan yang “berteknologi” namun itu hanya terbatas pada teman teman anak orang mampu saja namun secara umum kami semua dan termasuk anak orang mampu lebih menikmati permainan tradisional seperti main enggo lari atau enggo sembunyi, main asin (gobak sodor), main cele (main benteng), main tar tar pakai sodokoro (senjata bambu dengan peluru bunga jambu air atau kertas yang dibasahi) main...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Permainan Pomafu
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Pomafu adalah jenis permainan tradisional anak-anak di kabupaten Muna pada masa lalu. Istilah ini berasal dari bahasa Muna yang terdiri dari perkataan Po dan mafu. Mafu adalah nama jenis ubi yang dapat dimakan isi atau buahnya. Batangnya biasanya melilit pada pohon atau tiang yang sengaja dipanjangkan oleh orang yang menanamnya. Seperti duri yang menjaga ketat pohon yang dililitnya. Awalan po pada kata pomafu, menyatakan pekerjaan berbalasan atau berkompetisi dalam hal menjaga ketat tiang yang dipanjangkan di tengah garis lingkaran pertahanan. Dalam setiap kelompok pemain berjumlah antara 3 sampai 5 orang. Peralatan yang digunakan adalah sebatang tongkat dari kayu atau bambu yang panjangnya antara 1 sampai 1,5 meter. Sayangnya, pada masa sekarang permainan ini sudah tidak dilaksanakan lagi.

avatar
Widra
Gambar Entri
Permainan Pokibo
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Permainan Pokibo lahir ditengah kehidupan para nelayan yang setiap harinya mengadu hidup ditengah laut. Pokibo dalam bahasa Buton berarti permainan telungkup-telungkupan. Waktu pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Pesertanya 4-6 orang anak Alat permainan terdiri beberapa kulit kerang laut. Lapangan permainan di halaman rumah atau dilapangan terbuka. Proses permainan masing-masing pemain meletakan kulit kerang mereka diatas kepalan atau genggaman tangan mereka kemudian didempetkan satu sama lain. Mereka bersiap-siap secara serentak, apabila kulit kerangnya menengadah keatas maka dia dianggap sebagai pihak yang kalah. Menurut Djohan Mekuo bahwa sejak beberapa abad yang lalu permainan ini telah dikenal oleh sebagian masyarakat di daerah Buton. Diperkirakan permainan ini berasal dari Desa Melai kecamatan Polia. Kemudian menyebar keseluruh wilayah kabupaten Buton. Permainan ini lahir ditengah kehidupan para nelayan yang setiapharinya mengadu hidup ditengah laut.

avatar
Widra
Gambar Entri
Permainan Posangkaulele
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Permainan Posangkaulele biasa dilakukan oleh anak-anak petani atau nelayan di Kabupaten Muna. Pongsakaulele adalah nama suatu permainan anak-anak yang dalam penampilannya mereka saling menepuk lawan dengan tangan, sambil melarikan diri lewat suatu batas daerah tertentu. Dulu pada tahun 1970-an permainan ini masih ramai dilakukan oelh anak-anak di Kabupaten Muna, namun sayang seiring berkembangnya jaman permainan ini sudah tidak dimainkan lagi.

avatar
Widra
Gambar Entri
Permainan Posede-sede Bhadhu
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

Permainan Posede-sede Bhadu berasal dari bahasa Muna, yang terdiri dari awalan po, kata berulang sede-sede, dan kata dasar bhadhu. Sede berarti meloncat-loncat dengan satu kaki diatas kolom garis yang telah ditentukan. Bhadhu berarti baju karena gambar atau kolom yang dibuat tempat meloncat berbentuk baju, sedangkan awalan po, dalam bahasa daerah Muna mengandung pengertian melakukan suatu pekerjaan yang berbalasan. Dalam permainan, istilah posede-sede bhadhu diartikan sebagai suatu permainan meloncat-loncat satu kaki diatas lapangan yang berbentuk baju. Permainan dilakukan dengan cara berkompetisi antara pemain yang satu dengan pemain yang lain. Jumlah pemainnya tidak terlalu banyak terdiri dari 2-3 orang pemain.

avatar
Widra