Propinsi Sulawesi utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing-masing masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas. Menjelang akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko, salah satu tempat di Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian Ambowailan (ambelan), yang bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu mempunyai rambut yang sangat panjang hingga mencapai lantai. Rambut itu selalu dikepang (dicako). Pada saat-saat tertentu, rambutnya dikonde atau ditaldimbu kun (bahasa Tombulu) atau diwulu’kun (bahasa Tontemboan). Jadi, kreasi konde ini berasal dari seorang gadis yang bernama Pinkan, yang kemudian pada abad ke 19 ini makin disempurnakan. - Aksesoris Sekuntum bunga mawar yang warnanya disesuaikan dengan warna pakaian - Alat dan bahan: sisir sasak sisir penghalus jepit bebek besi jepit hitam harnal baja harnal halus karet gelang hair net hair spray cemara ra...
A. 7 Macam Pakaian Adat Bolaang Mongondow Berdasarkan catatan sejarah wilayah ini terbentuk gabungan empat kerajaan yang berkembang pada masa penjajahan Belanda. Struktur kehidupan masyarakat yang bernuansa kerajaan pada waktu itu kemudian melahirkan stratifikasi sosial yang tegas. Hal ini dapat dilihat kelengkapan aksesori yang menempel pada tubuh, serta kualitas bahan yang digunakan untuk membuat pakaian adat setiap anggota masyarakat sesuai dengan kedudukannya dalam kehidupan sosial. Dilihat dari model atau wujudnya, busana adat tradisional daerah Bolaang Mongondow, banyak mendapat pengaruh dari budaya Melayu. Busana kaum wanita umumnya terdiri atas kain dan kebaya atau salu, sementara busana adat yang dikenakan oleh kaum pria terdiri atas ikat kepala atau mangilenso, baniang atau baju, celana dan sarung tenun. Dalam hal ini, busana adat tradisional kaum bangsawan tampil dengan ciri khas tersendiri. Detil, aksesoris, bahan serta pemilihan warnanya jauh mencolok sep...
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum pria Minahasa yaitu berupa baniang atau kemeja yang lengan panjang berkerah atau tanpa kerah yang dihiasi saku pada bagian pada bagian bawah sebelah kiri dan kanan serta bagian atas sebelah kiri kemeja. Selain itu ditambahkan pula hiasan berupa sulaman motif padi, kelapa dan ular naga pada bagian bawah lengan dan bagian depan kemeja. Pemakaian baniang ini umumnya dipadukan dengan celana hitam polos tanpa hiasan yang panjangnya sampai sebatas tumit, dengan model yang melebar pada bagian bawah makin kebawah makin lebar. Ditambahkan pula penggunaan ikat pinggang dari kulit ular patola yang berbentuk mahkota pada bagian depannya. Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum wanita Minahasa pada mulanya disebut ‘ Karai Momo” ada juga yang disebut “wuyang”. Pakaian ini terdiri dari kebaya model lengan panjang berwarna putih, dengan bagian bawah berbentuk lipatan seperti ikan duyung dan agak melebar pada bagian bawah yang dihias...
Pada umumnya, masyarakat suku Sangihe Talaud mengenakaian pakaian adatnya ketika pelaksanaan upacara Tulude.Keunikan dari pakaian adat mereka yaitu terbuat dari serat tanaman pisang yang disebut dengan serat kofo.Tanaman ini ternyata memiliki serat batang yang kuat sehingga mudah untuk dipintal dan ditenun.Hasil kainnya kemudian dijahit menjadi pakaian adat yang disebut dengan Laku Tepu. Ciri khas dari pakaian adat Sulawesi Utara ini adalah penggunaan warna-warna dasarnya yang cerah seperti kuning, hijau, dan merah.Pakaian Laku Tepu ini memiliki lengan yang panjang dan untaian yang mencapai tumit.Agar lebih meriah, pakaian dilengkapi dengan aksesoris meliputi paporong sebagai penutup kepala, bandang sebagai selendang di bahu, kahiwu yaitu rok rumbai, serta popehe sebagai ikat pinggang. Sumber: https://adatindonesia.com/pakaian-adat-sulawesi-utara/
Pakaian Adat Minahasa Bajang Bukan tanpa sebab suku Minahasa memiliki pakaian adat yang menjadi ciri khas dari daerah provinsi Sulawesi Utara. Rupanya suku Minahasa mendiami wilayah di sekitar semenanjung Sulawesi Utara (Sulut). Berdasarkan laporan sejarah, suku tersebut dikenal memiliki peradaban lebih maju daripada suku lainnya pada masa lampau. Beberapa bukti menunjukkan hal tersebut, seperti dari aspek pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memintal kapas menjadi kain yang lebih nyaman dipakai untuk busana sehari-hari. Pakaian inilah yang disebut dengan nama Bajang. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-utara/
Pakaian Kohongian Bersifat esklusif pakaian adat Sulawesi Utara ini. Dimana tidak sembarangan suku atau masyarakat bisa memakainya. Menurut informasi yang beredar, busana atau pakaian Kohongian merupakan pakaian adat yang dikenakan pada upacara pernikahan oleh anggota masyarakat dengan status sosial satu tingkat di bawah kaum bangsawan. Artinya pada saat itu tidak semua manusia bisa membelinya. Mungkin karena harganya yang mahal atau diproduksi dalam jumlah terbatas yang hanya untuk kalangan bangsawan saja. Namun pada era sekarang ini. Rasanya tiada lagi kasta-kasta dalam status sosial di Indonesia. Semua sama dan semua mempunyai akses untuk memakai pakaian tersebut. Apatah lagi pakaian adat tersebut sudah menjadi objek wisata. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-utara/
Busana Simpal Memiliki fungsi yang hampir sama dengan busana Kohongian. Dimana busana Simpal merupakan busana yang khusus diperuntukkan bagi warga masyarakat yang termasuk ke dalam golongan pendamping pemerintah dalam kerajaan. Busana simpal pun dikenakan pada upacara pernikahan. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-utara/
Pakaian Adat Sangihe dan Talaud Pakaian adat Sulawesi Utara ini tepatnya berasal dari suku Sangihe Talaud. Busana ini biasanya hanya dipakai saat upacara Tulude. Bernama serat kofo atau semacam tanaman pisang dengan serat batang yang kuat adalah bahan pakaian adat ini. Kemudian serat ini dipintal, ditenun, dan dijahit menjadi selembar pakaian yang dikenal dengan busana Laku Tepu. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-utara/
Pakaian Adat Bolaang Mangondow Berdasarkan informasi dari sejarah, Bolaang Mangondow adalah suatu etnis suku di Sulawesi Utara (Sulut) dan pernah membentuk sebuah kerajaan pada zaman dahulu. Karena kemajuan kebudayaannya dikala itu, beraneka ragam jenis pakaian adat Sulawesi Utara pun hadir dan menjadi warisan budaya sampai saat ini. Busana yang dipakai sehari-hari oleh penduduk suku Bolaang Mongondow adalah kulit kayu atau pelepah nenas yang diambil seratnya. Serat yang disebut oleh penduduk di sana dengan nama “lanut” ini lalu ditenun menjadi kain. Lantas dijahit menjadi busana sehari-hari. https://www.silontong.com/2018/10/14/pakaian-adat-tradisional-sulawesi-utara/