Pakaian Adat Kaltara untuk Pria : Baju Sapei Sapaq Baju Sapei Sapaq adalah baju adat Kalimantan Utara yang diperuntukan bagi para pria. Dari bahan pembuatan, model dan motifnya, baju ini sangat mirip dengan baju Ta’a. Hanya saja, untuk bawahan, pakaian yang dikenakan kaum pria hanyalah berupa gulungan selendang yang bentuknya menyerupai celana dalam. Kendati begitu, bawahan seperti ini sekarang umumnya sudah diganti dengan celana pendek hitam karena dinilai kurang begitu elok dipandang mata. Pelengkap baju Sapei Sapaq adalah sebuah mandau yang diselipkan di pinggang, perisai perang, serta kalung-kalung dari bahan alam seperti tulang, taring babi, dan biji-bijian. Nah, itulah yang dapat saya sampaikan mengenai pakaian adat Kalimantan Utara. Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-kalimantan-utara-nama.html
Suku Huaulu memiliki satu ciri khas yang cukup mencolok terutama pada kaum laki-laki dewasa. Mereka memiliki tradisi ikat kepala dari kain merah yang disebut sebagai kain berang. Ikat kepala ini diikatkan dan menutupi kepala pemakainya. Masyarakat Huaulu menjadikan kain berang sebagai identitas tersendiri bagi kaum laki-laki Huaulu yang sudah akil baligh dan dianggap dewasa. Biasanya, seorang anak laki-laki akan memakai ikat kepala merah ini pada usia remaja, sekitar 15-17 tahun dan akan terus digunakan seumur hidupnya. Selain berarti tanda kedewasaan, ikat kepala ini juga berfungsi sebagai kebanggaan laki-laki Huaulu. Sistem Patrilineal yang dianut suku Huaulu membuat kaum laki-laki memiliki harga lebih dan selalu menjadi sosok pimpinan dalam kekerabatan Huaulu. Warna merah pada kain Berang juga menandakan unsur keberanian yang diharapkan ada pada tiap individu lelaki Huaulu. Oleh karena itu, kain berang ini juga menjadi ornamen wajib yang digunakan ketika para lelaki akan bera...
Masyarakat adat Suku Huaulu yang mendiami Desa Huaulu di bawah kaki Gunung Binaya, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, masih mempertahankan tradisi pembuatan cidaku (cawat) dari kulit kayu untuk digunakan dalam proses inisiasi pendewasaan anak laki-laki. "Penelitian kami untuk tradisi dan pengelolan sumber daya budaya di Huaulu Februari kemarin, menunjukan bahwa kebudayaan mereka sejak zaman holosen masih sangat kental, salah satunya adalah pembuatan cawat secara tradisional," kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Senin. Ahli antropologi dari Balai Arkeologi Ambon itu mengatakan, cawat atau cidaku dalam bahasa setempat, adalah salah satu barang penting yang digunakan dalam ritual pataheri yang merupakan praktek inisiasi pendewasaan seorang anak laki-laki Suku Huaulu. Kendati zaman telah berkembang ritual pataheri tersebut masih tetap dipertahankan, termasuk penggunaan cawat yang dibuat khusus dari kulit kayu oleh para tetua adat setempat. Proses pem...
Rebutan Nyiur: (sumber: E-book Permainan Rakyat Daerah Jambi. Mukti, H. Asnawi. 2013. Jambi.)
Kacih : (sumber: E-book Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Supandi, Atik. 2013. Jawa Barat.)
Mongkrong : (sumber: E-book Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Supandi, Atik. 2013. Jawa Barat.)
Penutup Kepala “Takula Gere” Penutup Kepala “Takula Gere” Khusus dipakai oleh Imam tradisional atau pemimpin utama agama kuno yang disebut ‘Ere Mbörönadu’ pada upacara pembaharuan hukum yang disebut Fondrakö. Masyarakat Nias yang menyadari pelanggaran dan dosa merasa tidak dapat berkomunikasi dengan dewanya. Karena itu, pemimpin agama kuno menggunakan media “Takula” yang menyerupai wajah manusia untuk menghubungkan manusia dengan dewanya yang ada di atas langit. Takula kayu ini berasal dari wilayah Maniamölö, Nias Selatan. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2018/08/perhiasan-tradisional-nias-sumatera-utara/
Fondruru Dalinga Anting-anting laki-laki, yang disebut Fondruru Dalinga , biasanya terbuat dari emas, digunakan hanya di telinga kanan, sedangkan telinga kiri tidak menggunakan anting-anting. Bentuknya datar, berornamen bentuk mawar saling berdampingan. Diikat diatas sebuah putaran kecil. Hiasan mawar ini menunjukkan sebuah pusat berpola bunga dilingkari dengan pola benang emas dengan kawat emas berbentuk spiral dengan emas. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2018/08/perhiasan-tradisional-nias-sumatera-utara/
Rompi Besi “Öröba Si’öli” Digunakan oleh prajurit di Nias Selatan sebagai perlindungan terhadap tombak dan pedang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2018/08/perhiasan-tradisional-nias-sumatera-utara/