HIASAN DAN MAKNA PAKAIAN PENGANTIN ADAT GORONTALO. Dalam pakaian adat Gorontalo, ada bebrapa hiasan yang dipakai pada kedua pasangan pengantin pria dan wanita Pakaian pengantin Wanita (Biliu) Ada beberapa hiasan dalam Biliu yang terdiri atas: Hiasan Kepala 1. Baya lo Boute yaitu ikat kepala yang memberikan dua pengertian: Bahwa sang Ratu telah terikat oleh suatu tanggung jawab. Bahwa segala pemikiran sang Ratu harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. 2. Layi artinya bulu unggas yang diletakkan di atas ubun-ubun. Bulu unggas ini dikiaskan pada kehalusan budi pekerti dimana hendaknya seorang Ratu harus memiliki budi pekerti yang luhur sebagaimana kehalusan bulu-bulu unggas. Layi diberi warna merah dan putih sebagai lambang keberanian dan kesucian. 3. Pangge Mopa artinya tangkai-tangkai rendah yang berjumlah 6 buah, diibaratkan kepada 6 orang Bubato atau Pemangku...
Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya. Untuk upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili’u atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya. Untuk upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili’u atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
Pakaian adat Gorontalo
Provinsi Gorontalo - Pakaian Adat Tradisional Gorontalo Dalam acara pernikahan pakaian adat tradisional daerah khas Gorontalo disebut Biliu (pakaian pengantin putri) dan Mukuta (pakaian pengantin putra). Pakaian adat Gorontalo umumnya mempunyaitiga warna dan memiliki arti tertentu yaitu warna ungu, warna kuning keemasan, dan warna hijau.