Patung Palindo mempunyai ketinggian ± 4 meter. Dan bahkan ada sumber yang menyebutkan patung ini merupakan patung Megalith pertama yang terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia. Konon dimasa lalu tidak semua orang bisa menemukan patung-patung ini, hanya yang secara kebetulan tidak berniat untuk mencarinya saja. Selain Patung Palindo, terdapat juga patung-patung megalith lainnya yang tersebar di seluruh bagian padang Sepe. Seperti situs patung Tadulako, situs Pokekea. Dan biasanya Setiap patung diberi nama oleh penduduk, dengan nama tempat ditemukannya. Antara lain patung Palindo, Loga, Torompana, dan Tarae Roe. Menurut info dari tetua adat setempat dan referensi dari berbagai sumber menyebutkan kalau Patung-patung tersebut diperkirakan berumur sekitar 3.000 SM – 1.300 SM. Namun dari sekian situs tersebut yang paling mencolok adalah situs Palindo. Palindo berarti Sang penghibur tak bermulut. Senyum bukan karena ada mulutnya tapi karena hidungnya yang...
Batu Ike terbuat dari batu jenis tertentu yang dibentuk dengan ukuran rata-rata 7 x 4 x 2 cm, dengan permukaan lebar pada sisinya yang dibuat beralur-alur vertikal, horizontal, dan diagonal. Pada bagian sisi lebarnya dibuat cekung ke dalam sebagai tempat melekatnya rotan yang berfungsi sebagai pegangan. Alur-alur bervariasi di bagian permukaan (sisi lebar) kerapatannya bervariasi, mulai yang agak renggang, renggang, rapat, hingga rapat dengan alur tertentu. Sumber informasi dan foto: Museum Provinsi Sulawesi Tengah
Peboba atau Pola terbuat dari kayu yang terdiri dari dua bagian, yaitu tempat pemukul dan pegangan. Peboba berfungsi untuk menyatukan serat-serat kulit kayu agar menjadi lembut dan mudah diproses lebih lanjut. Pada bagian pemukul terdapat alur membujur 4-7 dan bagian lain sisinya berbentuk cembung. Peboba terbuat dari kayu yang tidak mudah pecah dan keras. Kayu yang digunakan umumnya berasal dari pohon enau ( Arenga pinata ). Sumber informasi dan foto: Museum Provinsi Sulawesi Tengah
Situs Tohaka adalah sebuah situs megalitikum yang terletak di desa Tori, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Situs ini terletak di atas bukit tohaba yang dikelilingi oleh sungai. Arca ini sendiri berada dalam posisi berdiri miring menghadap kearah selatan denga kondisi arca yang masih utuh, namun bagian badannya pecah, atribut pada bagian wajah sudah tidak kelihatan akibat aus dan permukaan arca ditumbuhi lichen dan lumut di bawah arca ini juga terdapat sebuah batu yang memiliki lubang-lubang dakon sebanyak 18 buah lubang.
Letak lokasi Arca Tanta Duo di tengah sawah milik bapak G. Dadaha dengan koordinat LS. 120° 15′ 3,3″ – BT. 1° 54′ 5,04″ dan berada di ketinggian 779 Mdpl, secara administratif berada di Desa Padangkaia, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Arca tersebut dikenal dengan Tanta Duo atau arca yang menyerupai bentuk kerbau. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/arca-megalitik-kerbau-tanta-duo-lore-selatan/