Terbuat dari emas berhiaskan berlian, dari abad ke-18 dan secara istimewa dilapisi sepuhan khas Bima berwarna kemerah-merahan oleh Bumi Ndede Masa Kerajaan.
Wariga Maling terbuat dari kayu berbentuk persegi empat. Bagian atas Wariga Maling terdapat figur manusia. Wariga Maling digunakan oleh masyarakat Lombok untuk berjaga-jaga agar harta bendanya tidak dicuri. Wariga Maling berisi perhitungan yang biasa dilakukan oleh pencuri untuk melakukan aktivitas pekerjaannya. Sumber informasi dan foto: Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Gunungan adalah sebuah gambar wayang yang menyerupai gunung. Di bawah gunungan ini terlihat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa yang memegang pedang dan juga perisai, gunungan ini memperumpamakan sebuah pintu gerbang istana sewaktu wayang main, gunung ini dipergunakan sebagai istana. Di sebelah atas gunungan terdapat sebuah pohon kayu yang dibelit seekor ular besar dan juga berbagai binatang hutan. Gambar di dalam gunungan ini keseluruhannya melukiskan sebuah keadaan di dalam hutan. Menurut riwayatnya, gunungan ini melambangkan keadaan dunia serta isinya. Sebelum wayang dimainkan, gunungan-gunungan ini ditancapkan di tengah-tengah kelir dengan cenderung sedikit ke kanan, yang berarti lakon wayang belum dimulai. Sesudah wayang ini mulai dimainkan, maka gunungan-gunungan ini akan dicabut dan dijajarkan di sebelah kanan. Gunungan ini juga dipakai sebagai sebuah pertanda akan bergantinya cerita atau lakon, untuk melakukan keperluan ini gununga...
Terbuat dari daun pandan yang disilangkan menjadi satu, terbentuklah kerajinan tikar yang indah khas masyarakat Desa Tepal, Sumbawa. Inilah beranyam , salah satu tradisi khas wanita-wanita dari salah satu wilayah di Nusa Tenggara Barat. Kebiasaan kaum wanita Desa Tepal dalam mengisi waktu senggang membuahkan hasil kerajinan tikar yang sangat indah untuk dilihat. Anyaman terbuat dari daun pandan yang telah melalui proses penjemuran dirangkai menjadi satu sehingga menghasilkan sebuah tikar. Beranyam biasanya dilakukan kaum wanita di desa ini saat musim penghujan datang. Perkebunan dan persawahan yang telah dikelola saat musim semi membuat kegiatan menjadi lebih sedikit. Karenanya, kaum wanita mengisi waktu luang dengan beranyam . Tikar yang telah jadi biasanya digunakan masyarakat untuk alas tidur atau menjadi penghias rumah mereka. Pada acara-acara tertentu, tikar yang mempunyai motif garis-garis ini digunakan sebagai alas duduk para tamu....
Berbelanja kebutuhan lebaran di pasar lama Bima pagi ini, saya menemukan seorang ibu yang menjual Ilo Peta atau yang disebut juga dengan Ilo Ruma atau lampu Tuhan. Kenapa disebut lampu tuhan? Ibu Fatimah, penjual Ilo Ruma mengemukakan bahwa disebut Ilo Ruma karena bahan utama dari lampu ini adalah buah Mantau dari pohon mantau. pohon mantau tinggi seperti pohon kemiri dan buahnya pun seperti kemiri. Buah Mantau itulah yang kemudian ditumbuk sampai menghasilkan minyak dan dicampur dengan kapas. Lalu dikeringkan kemudian ditempel di potongan bambu kecil di atas ukuran tusuk sate. He he he.... saya juga baru dengar jenis pohon dan buah Mantau ini. Apakah karena namanya " Mantau" yang berarti yang punya sehingga dikatakan pohon Tuhan?.Sebenanrnya semua pohon dan mahluk apapun di Bumi ini adalah milik tuhan. Tetapi itulah keyakinan.Itulah tradisi yang berkembang sehingga pohon mantau disebut pohonTuhan dan lampu yang dihasilkan dari Pohon dan buahnya adalah Lampu Tuhan. Menurut para...
Perangkat Sirih dari Emas merupakan salah satu benda cagar budaya yang masih tersisa dari ratusan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan dan Kesultanan Bima. Pusaka ini masih ada dan tersimpan sebagai koleksi Museum Asi Mbojo. Pembuatan perangkat sirih ini diperkirakan dibuat seiring masuknya Islam di Bima pada abad XVII. Karena perangkat sirih merupakan salah satu kelengkapan Upacara Adat Hanta UA PUA. Dalam lingkungan Istana Bima, perangkat sirih merupakan salah satu kelengkapan untuk upacara adat maupun hajatan Istana. Ada dua tempat sirih yang dimiliki Kesultanan Bima. Keduanya terbuat dari emas lengkap dengan tempat tembakaunya. Ada juga tempat ludah dari emas yang disebut “ Boko “. Kelengkapan Sirih mencakup empat cerek. Dua di antaranya terbuat dari emas dan lainnya dari perak. Sementara penutupnya terbuat dari emas. Sejumlah perangkat makan juga hampir semuanya dari emas. Terdapat dua gelas besar (Ngamo atau Muk), yang satu emas dan dari kaca namun berpe...
Jauh sebelum diciptakan alat pemanas nasi yang beredar saat ini, para pendahulu kita sesungguhnya telah menemukan dan memanfaatkan perkakas tradisional untuk menghangatkan nasi. Penghangat nasi ini cukup alami dan jauh dari efek bahan-bahan sintetis yang berbahaya bagi tubuh. Perkakas ini hanya terbuat dari daun lontar yang dianyam khusus sebagai wadah penyimpanan nasi. Orang-orang Bima menyebutnya Sanduru. Sementara di Sambori menyebutnya dengan Saduku sebagai tempat/wadah untuk menyimpan nasi. Ketika orang-orang Sambori ke kebun atau ke ladang mereka selalu membawa makanan dengan Saduku. Ukuran Saduku juga bermacammacam, ada yang kecil dan ada juga yang besar. Saduku kecil dengan ukuran tinggi 25 cm dan lebar 20 cm digunakan untuk menyimpan nasi untuk ukuran satu sampai dua orang. Sedangkan yang besar dugunakan untuk kebutuhan lebih dari lima orang. “ Pengalaman warga Sambori, menyimpan nasi dengan Saduku bisa bertahan sampai 3 hari dan tidak basi.” Tutur Ina Sukarni,...
Kerotok adalah benda berbentuk lonceng yang dikalungkan pada leher sapi dalam permainan maleang . Permainan maleang adalah permainan rakyat daerah Lombok. Kalian tahu karapan sapi? Nah, maleang ini cukup mirip. Namun, berbeda dengan karapan sapi yang bertempat di tanah lapang, maleang diadakan di sawah yang berlumpur, yaitu pada saat sawah sedang begau (digaru). Benda ini disebut kerotok karena bunyinya 'tok tok tok.' Sebenarnya, kerotok berfungsi sebagai hiasan leher sapi atau kambing sekaligus sebagai tanda bagi pemilik untuk mengetahui ke mana ternaknya berjalan, terutama pada malam hari. Kerotok pada permainan maleang mempunyai keunikan karena ukurannya yang bisa dibilang raksasa. Kerotok raksasa ini terbuat dari kayu terep . Kayu terep adalah sejenis kayu yang tumbuh di Hutan Sesaot, Lombok Barat. Kayu jenis lain bisa juga dipakai misalnya kayu bal , n...
Doku (tampi) merupakan seni kerajinan yang digeluti oleh penduduk Tarlawi, Wawo. Kesenian ini telah dilakukan secara turun temurun oleh para perempuan di Tarlawi, Dulu doku dijadikan sebagai tempat nasi oleh para kerajaan. Namun saat ini kerajinan anyaman ini sudah tidak dilakukan secara turun-temurun namun tetap digunakan oleh masyarakat Tarlawi untuk kebutuhan rumah tangga. SUmber: Kemendikbud