Lasuang mungkin kata-kata ini tidak asing bagi orang Minangkabau dimana memiliki fungsi sebagai pengolah dari padi atau gabah menjadi beras. Dan tidak berbeda jauh dengan daerah lain, dimana lasuang biasa dipanggil diMinangkabau kalau didaerah lain dipanggil dengan sebutan lesung dan memiliki fungsi yang sama. Yaitu untuk pengolahan padi atau gabah menjadi butiran beras. Tetapi lain halnya dengan diSumatera Barat, Lasuang atau Lesung memiliki sejarah dan cerita mistis, Diantarnya Lasuang Ba Iduang. (Lasuang Baiduang) Lasuang atau Lesung diSumatera Barat (Minangkabau) bisa dibilang memiliki fungsi ganda,...
Undangan Pernikahan berbentuk dompet yang berisi sirih, kapur, buah pinang, gambir, dan tembakau. Kampir harus diantar sendiri oleh keluarga mempelai kepada kerabat dan tetangga. Bila orang yang diundang mengatakan sirih telah masak maka ia akan datang ke pesta. Sumber: Indonesia Bagus NET https://www.youtube.com/watch?v=VDmjgwJ0r6U Dimulai pada menit ke 2.20
Masyarakat Minangkabau Masyarakat Minangkabau berlokasi di Sumatra Barat, sebagian daerah pesisir Barat Sumatra Utara, sebagian daerah propinsi Riau bagian barat, dan sebagian daerah propinsi Jambi bagian Selatan Barat. Dari cakupan wilayah yang didiami oleh Bangsa Minangkabau tersebut, bisa dikatakan bahwa Bangsa Minangkabau menempati wilayah yang luas dan menyebar dari daratan sampai ke pesisir. Tapi asal Bangsa Minangkabau adalah dari daratan. Rumah tempat tinggal Minangkabau disebut sebagai Rumah Gadang (Rumah Besar/Rumah Buranjang). Dikatakan Gadang (besar) bukan karena fisiknya yang besar melainkan karena fungsinya selain sebagai tempat kediaman keluarga, Rumah Gadang merupakan perlambang kehadiran satu kaum dalam satu nagari1, serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan seperti tempat bermufakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara. Bahkan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit. Ditinjau dari bentuk, ukuran, serta gaya pe...
Hampir setiap di provinsi indonesia memiliki simbol tersendiri dan memiliki maknanya.tapi pernah kamu berpikir apakah ada makna dibalik simbol tersebut?dan apa yang diharapkan dari simbol tersebut? berikut arti dari simbol diatas : 1. atas mesjid bertingkat tiga : lambang agama islam sebagai agama utama untuk rakyat sumatera barat 2. riak gelombang laut : dinamika kehidupan rakyat sumatera barat 3. tuan sakato : simbol musyawarah mufakat 4. rumah gadang : simbol demokrasi. karena disana masyarakat bermusyawarah 5. bintang lima : simbol ketuhanan yang maha esa
ketika kamu melihat rumah tradisional sumatera barat, maka kamu akan melihat ukiran atau ornamen yang terukir pada tiang-tiang rumah dan jendela rumah tersebut.ukiran apa saja itu? berikut ukiran yang sering ada dalam rumah tradisional sumatera barat. 1. Kaluak Paku Kacang Balimbiang 2. Lumuik Hanyuik 3. Bungo Pancok Jo Matahari Nan Rantak Malam 4. Singo Mandongkak Jo Takuak Kacang Goreng 5. Caranao Kaso 6. Siriah Gadang 7. Tatando Manyasok Bungo Jo Buah Nibuang 8. Bada Mudiak Itiak Pulang Patang 9. Tatandu Manyasok Bungo Jo Buah Nibuang 10. Buah Palo Patah
Lanjutan part 1 11. Taji Siarek 12. Paruah Anggang 13. Salangko 14. Aka Tanggah Duo Gagang 15. Kuciang Lalok Jo Saik Galamai 16. Pesong Aia Babuih 17. Sikumbang Maniah 1 18. Sikumbang Maniah 2 19. Sikumbang Maniah 3 20. Sikumbang Maniah 4
Lanjutan part 2 21. Sikumbang Maniah 5 22. Lapiah Batang Jarami 23. Aka Duo Gagang 24. Ruso Balari Dalam Ransang 25. Bungo Duo Tangkai Jo Buah Pinang-Pinang 26. Bungo Taratai Dalam Aia 27. Daun Bodi 28. Daun Puluik-Puluik 29. Gajah Badorong 30. Rajo Nan Tigo Selo
Kalau diartikan langsung “Dalihan Natolu” adalah “Dalihan” artinya sebuah tungku yang dibuat dari batu, sedangkan “Dalihan Natolu” ialah tungku tempat memasak yang diletakkan diatas dari tiga batu. Ketiga dalihan yang dibuat berfungsi sebagai tempat tungku tempat memasak diatasnya. Dalihan yang dibuat haruslah sama besar dan diletakkan atau ditanam ditanah serta jaraknya seimbang satu sama lain serta tingginya sama agar dalihan yang diletakkan tidak miring dan menyebabkan isinya dapat tumpah atau terbuang. Dulunya, kebiasaan ini oleh masyarakat Batak khususnya Batak Toba memasak di atas tiga tumpukan batu, dengan bahan bakar kayu. Tiga tungku jika diterjemahkan langsung dalam bahasa Batak Toba disebut juga dalihan natolu. Namun sebutan dalihan natolu paopat sihalsihal adalah falsafah yang dimaknakan sebagai kebersamaan yang cukup adil dalam kehidupan masyarakat Batak . Sehari-hari alat tungku me...