Prasasti Kota Kapur adalah temuan arkeologi prasasti Sriwijaya yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama “Kotakapur”. Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892. Prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Pada mulanya ia menganggap “ÅrÄ«wijaya” adalah nama seorang raja. George Coedes lah yang kemudian berjasa mengungkapkan bahwa ÅrÄ«wijaya adalah nama sebuah kerajaan besar di Sumatra pada abad ke-7 Masehi, yaitu kerajaan yang kuat dan pernah menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia, dan Thailand bagian selatan.
Peneliti sejarah banyak menemukan kemungkinan asal-usul penamaan Bangka, diantaranya adalah : Berasal dari legenda dan bahasa sansakerta "VANCA", VANCA=WANGKA=TIMAH Sejauh ini para pengamat dan peneliti cenderung mempercayai bahwa penamaan Pulau Bangka berasal dari kata Wangka ( Vanca ), bahasa sansakerta yang berarti timah ( timah hitam maupun timah putih -unsur kimia yang berumus kimia Pb ataupun Sn). Nama Wangka untuk pertamakali muncul bersama dengan nama Swarnabhumi dalam buku sastera India _Milindrapantha, _dan dalam Kitab Suci Budha dalam bahasa Pali (Niddesa) yang ditulis pada abad ke 1 SM; penyebutan ini terulang lagi dalam Mahaniddessa yang ditulis pada abad 3 M. Teori ini dikuatkan dengan pendapat George Coedes bahwa sejak dini Pulau Bangka sudah dikunjungi pelayar-pelayar India yang datang karena tertarik pada keterdapatan timah, yang disebutnya Vanca . Dan hingga saat ini penghasilan terbesar Pulau Bangka adalah pertambangan timahnya. B...