1.686 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Batu Pallantikang (Batu Pelantikan Raja)
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

Batu petantikan raja (hatu pallantikang) terletak di sebelah tenggara kompleks makam Tamalate. Dahulu, setiap penguasa baru Gowa-Tallo di sumpah di atas batu ini (Wolhof dan Abdurrahim, tt : 67). Batu pallantikang sesungguhnya merupakan batu alami tanpa pembentukan, terdiri dari satu batu andesit yang diapit 2 batu kapur. Batu andesit merupakan pusat pemujaan yang tetap disakralkan masyarakat sampai sekarang. Pemujaan penduduk terhadap ditandai dengan banyaknya sajian di atas batu ini. Mereka meyakini bahwa batu tersebut adalah batu dewa dari kayangan yang bertuah. Referensi: http://budaya-indonesia-sekarang.blogspot.co.id/2010/11/sisa-peninggalan-dan-kompleks-makam.html

avatar
Rizki Azizah
Gambar Entri
Bujangga Manik
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Bujangga Manik merupakan naskah yang sangat penting dan sangat berharga. Naskah ini ditulis dalam aksara dan bahasa Sunda. Naskah ini ditulis dalam bentuk puisi naratif berupa lirik yang terdiri dari delapan suku kata, di atas daun nipah yang saat ini disimpan di Perpustakaan Bodleian di Oxford sejak tahun 1627 (MS Jav. b. 3 (R), cf. Noorduyn 1968:469, Ricklefs/Voorhoeve 1977:181). Naskah Bujangga Manik seluruhnya terdiri dari 29 lembar daun nipah, yang masing-masing berisi sekitar 56 baris kalimat yang terdiri dari 8 suku kata. Naskah ini menggambarkan keadaan pulo Jawa dan lautnya pada saat perdagangan laut dikuasai oleh Kesultanan Malaka. Yang menjadi tokoh dalam naskah ini adalah Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik, seorang resi Hindu Sunda yang, walaupun merupakan seorang prabu pada keraton Pakuan Pajajaran (ibu kota Kerajaan Sunda, yang bertempat di wilayah yang sekarang menjadi kota Bogor), lebih suka menjalani hidup sebagai seorang resi. Sebagai seorang resi, dia melakukan...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Sanghyang Siksakanda ng Karesian
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Sanghyang Siksakanda ng Karesian merupakan naskah didaktik, yang memberikan aturan, resep serta ajaran agama dan moralitas kepada pembacanya.Sanghyang Siksakanda ng Karesia merupakan "Buku berisi aturan untuk menjadi resi (orang bijaksana atau suci)". Naskah ini disimpan di Perpustakaan Nasional di Jakarta dan ditandai dengan nama kropak 630. Naskah ini terdiri dari 30 lembar daun nipah. Naskah ini bertanggal "nora catur sagara wulan (0-4-4-1)", yaitu tahun 1440 Saka atau 1518 Masehi. Naskah ini telah menjadi rujukan dalam publikasi yang diterbitkan oleh Holle dan Noorduyn. (1987:73-118).[3] Naskah Sanghyang Siksakanda ng Karesian berasal dari Galuh (salah satu ibukota Kerajaan Sunda).

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Kakawin Arjunawiwaha
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Naskah 16 L 641 atau Kropak 641 disimpan di PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia). Naskah ini adalah naskah nipah tertua yang berasal dari tahun 1344 berisikan kakawin Arjunawiwaha dalam bahasa Jawa Kuno. Naskah ini sebelumnya milik bupati Bandung dan berasal dari Jawa Barat.

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Naskah Lontar
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

L Or 266 disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Naskah lontar ini sudah masuk koleksi pada tahun 1597 dan merupakan salah satu naskah lontar dalam bahasa Jawa tertua yang memuat ajaran Islam.

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Naskah Dluwang (Daluang)
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

L Or 1928 disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Naskah dluwang (daluang) ini kemungkinan besar sudah berada di Belanda pada akhir abad ke-16. Naskah yang sudah sangat tua ini penting karena kemungkinan merupakan salah satu naskah berbentuk codex (buku) yang tertua dari Nusantara. Naskah ini memuat teks ajaran mistik agama Islam menggunakan bahasa Jawa dan aksara Jawa.

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Basa Jawa Ngoko, Krama lan Krama Inggil
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Bahasa merupakan peran penting dalam berkomunikasi. Bahasa Jawa sendiri dibagi beberapa macam penggunaannya tergantung kepada siapa kita berbicara. Jika kepada lawan bicara yang lebih tua dan dihormati hendaknya menggunakan bahasa krama inggil. Bisa juga menggunakan bahasa krama. Namun lebih baik jika menggunakan krama inggil. Jangan coba-coba menggunakan bahasa ngoko untuk orang yang lebih tua ya. Karena bahasa jawa ngoko hanya untuk yang sebaya. Ngoko pun masih ada tingkatannya, yaitu ngoko alus. Macam-macam bahasa jawa ini ada di dalam kamus bahasa jawa yang biasa disebut pepak Bahasa Jawa. Monggo sinau Basa Jawi saking pepak.  

avatar
Yusfiikr
Gambar Entri
Bakunun
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jambi

Dongeng adalah hal yang tak nyata atau kisah fiktif belaka. Di daerah Kerinci, Jambi juga ada tradisi mendongeng yang disebut dengan Bakunun, yaitu bercerita (lebih ke fable atau cerita bintang) yang diikuti alat musik. Bakunun sudah ada dari zaman nenek moyang dan menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan kepada generasi setelahnya. Ada dua jenis bakunun, yaitu Bakunun Jugei ( yang diikuti gerakan teater) serta Bakunun Tupai Jenjang (diiringi alat musik yang disebut Dap).   Bakunun [Sumber  gambar ] Sayang, tradisi mendongeng Bakunun ini sudah mulai lenyap dan hampir punah karena sudah tidak ada lagi penutur yang mahir bercerita. Penduduk pun lebih menggemari cerita-cerita yang berbentuk  audio-visual  (televisi, radio, Youtube dll) dan melupakan budaya ini.

avatar
Habibi Rizqi Ramadhan
Gambar Entri
Boso Walikan Ngalam, Ker! #DaftarSB19
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Apa sih yang terlintas ketika teman-teman berkunjung ata mendengar kota malang? apel, bakso atau kripik tempe? Tidak cuma itu, malang sendiri memiliki dialek khas yang disebut boso walikan yaitu bahasa yang cara pengucapannya dibalik. Namun tidak semua kata atau bahasa bisa dibalik,cuma kata-kata yang umum saja yang biasanya dibaca secara terbaik. Sebagai contoh kata komputer tidak pernah diucapkan sebagai retupmok karena akan sulit pengucapannya. Berdasar buku Malang Tempoe Doeloe dari Dukut Imam Widodo, bahasa ini disebut diciptakan oleh kelompok Gerilya Rakyat Kota yang berjuang di wilayah sekitar Malang. Bahasa ini mulai berkembang sekitar tahun 1949 pada masa Clash II perang kemerdekaan. Banyaknya mata-mata dari pihak Belanda pada masa itu membuat para pejuang memikirkan cara tertentu untuk mengirim pesan yaitu dengan boso walikan. Pada masa perang, bahasa ini digunakan sebagai sebuah kode untuk mengirim pesan pada sesama pejuang republik. Selain untuk menj...

avatar
Yusfiikr