Pepatah-petitih dikenali juga sebagai perbilangan yang berasal daripada pusaka adat resam.Pepatah memiliki ciri-ciri puisi tradisional Melayu. Pepatah mempunyai sifat yang sangat ringkas, berkerat-kerat atau berpatah-patah dan mementingkan ketepatan perkataan yang mengandungi unsur pengajaran. Setiap rangkai pepatah terdiri daripada dua baris atau lebih dan ia disebut satu demi satu seolah-olah seorang itu membuat perbilangan. Contoh pepatah-petitih Minangkabau adalah: a. Anguak anggak geleng amuah, unjuak nan tidak babarikan. Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan dalam sesuatu. b. Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek. Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat. c. Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan pera...
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan. Sumber: https://radioranahminang.blogspot.com/2014/10/pepatah-petitih-syair-dan-teka-teki.html
Prasasti Suruaso merupakan salah satu dari prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman.Prasasti ini juga dinamakan dengan Prasasti Batu Bapahek. Prasasti ini dinamakan Prasasti Suruaso karena pada manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal kata dari nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah Datar sekarang). Kira-kira 1 km dari Suruaso terdapat sebuah pengairan menembus bukit yang dipahat, jaraknya hanya sekitar 2 meter dari tepi Batang Selo, dan pada bahagian kiri dan kanan saluran irigasi ini terdapat prasasti, dan salah satunya adalah prasasti ini. Prasasti ini menggunakan aksara Melayu dan sebuah lagi menggunakan aksara Nagari (Tamil). Pembangunan saluran irigasi ini dapat menunjukan kepedulian Adityawarman untuk peningkatan taraf perekonomian masyarakatnya dengan tidak bergantung dengan hasil hutan dan tambang saja. Saat ini, prasasti masih berada di lokasi penemuannya (in situ) dan telah diberi atap tradisional Minangkabau sebagai pelindun...
Prasasti Batusangkar, atau Prasasti Saruaso II, adalah sebuah prasasti zaman Adityawarman yang sekarang terletak pada kawasan Fort Van der Capellen, di depan rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Prasasti ini sebelumnya ditemukan di kawasan Bukit Gombak, nagari Baringin. Dalam prasasti ini menyebutkan bahwa Ananggawarman sebagai putra mahkota, kemudian menggantikan posisi Adityawarman dalam suatu upacara hewjra, dan Adityawarman diibaratkan telah menuju kepada tingkat ksetrajna. https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Batusangkar
Prasasti Bukit Gombak Sumber :https://id.wikipedia.org Prasasti Bukit Gombak merupakan salah satu dari beberapa prasasti yang ada pada zaman Adityawarman. Prasasti ini dinamakan sesuai dengan nama tempat ditemukannya prasasti ini, yaitu di daerah Bukit Gombak yang sekarang termasuk dalam kawasan Kabupaten Tanah Datar), Sumatera Barat. Beberapa prasasti lainnya yang ditemukan di daeraqh ini sampai sekarang belum diterjemahkan. Isi prasasti Prasasti ini terdiri dari 21 baris tulisan, fokus utama dari prasasti ini adalah menjelaskan tentang status kedudukan Adityawaraman serta menyebutkan asal usul dari Adityawarman yaitu putra dari Adwayadwaja. Pada prasasti ini terdapat penanggalan pada 1278 Çaka atau 1357 serta ditulis oleh seorang Acarya (pendeta guru). Prasasti ini juga memiliki tinggi mencapai 2 meter lebih. Sumber :https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Inscription_of_Bukit_Gombak.jpg&filetimestamp=20100318191238&...
Ketua Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr. Pramono, M.Si, yang juga sebagai penerjamah naskah kuno di Sumbar mengungkapkan, naskah kuno Minangkabau yang ada di Sumbar saat ini, terutama yang tersimpan di Perpustakaan Sumbar, ternyata tidak hanya membahas masalah agama. Dari berbagai manuskrip atau Naskah Kuno Minangkabau yang diterjemahkannya, naskah kuno itu ternyata juga membahas beragam ilmu lainnya, seperti pendidikan, sastra, perjuangan melawan penjajah dan yang lainnya. "Bahkan ada juga naskah yang berisi pengobatan hingga magic," ungkapnya saat ditemui KLIKPOSITIF di Kampus Unand, Selasa 9 Mei 2017. Pramono menjelaskan, naskah kuno Minangkabau secara garis besar dicatat oleh para ulama pada akhir abad 18 hingga awal abad 20, dan sebagian besarnya mengulas tentang perjalan Islam di Minangkabau hingga perjuangan ulama Islam itu sendiri. Naskah kuno itu sendiri tertuang dalam tulisan Arab Melayu....
Boelongan Nederland di Teluk Mandeh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (2018) Boelongan Nederland di Teluk Mandeh. [Video] Video MV. BOELONGAN NEDERLAND TELUK MANDEH.mp4 Download (965MB) Abstract Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis minangkabau yang terletak di pesisir barat bagian tengah Pulau Sumatara serta memiliki dataran rendah di Pantai Barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk bukit barisan. Teluk Mandeh terletak di pesisir selatan Sumatera Barat tepatnya di Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan yang berbatas langsung dengan Kota Padang. kini teluk mandeh menjadi kawasan wisata bahari yang terdapat Bangkai kapal karam di Teluk Mandeh yaitu MV Boelongan Nederland. I...
Tesis ini bertujuan untuk mengungkap transmisi ajaran tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Minangkabau. Tesis ini ingin membuktikan bahwa tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah masuk dan berkembang di Minangkabau pada awal abad ke 19 M atas jasa Syekh Ibrahim Kumpulan, kemudian Syekh Ismail melalui murid-muridnya yang berasal dari Minangkabau yang telah diijazahkannya sebagai mursyid. Kesimpulan tesis ini akan membantah beberapa peneliti seperti Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Survei Historis, Geografis, dan Sosiologis. Bandung: Mizan, 1988, Bruinessen mengatakan bahwa tarekat Naqsyabandiyah berkembang di Minangkabau pada pertengahan abad 19 M (1850) yang disebarkan oleh Syekh Ismail al-Khalidi. Selain itu, Bruinessen juga berpendapat bahwasanya Syekh Ibrahim Kumpulan merupakan khalifah dari Syekh Sulaiman Zuhdi. Sependapat dengan hal ini BJO Schrieke. Pergolakan Agama di Sumatera Barat; Sebuah Sumbangan Bibliografi. Jakarta: Bhatara, 1973, Schrieke ber...
Pelestarian naskah-naskah mendesak dilakukan karena umur naskah yang telah lama dikhawatirkan akan hancur dan tidak dapat di baca lagi. Mengenai pelestarian budaya, termasuk naskah kuno merupakan amanat dari UUD 1945. Pemerintah atau Negara mendapatkan amanat untuk memajukan kebudayaan Nasional Indonesia. Disamping di amanatkan kepada pemerintah atau Negara, upaya pelestarian juga merupakan tugas bersama masyarakat Indonesia. Pemilik kebudayaan diharapkan senantiasa berupaya memelihara dan melindungi kebudayaan (Filtering), disamping berupaya untuk kebudayaan (progression) agar semakin maju sesuai dengan perkembangan lingkungnannya. Dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, kebudayaan Nasional Indonesia memiliki tiga bentuk, yaitu : ( 1) Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti seluruh kebudayaan suku bangsa merupakan kebudayaan nasional. (2) Kebudayaan lama asli sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah...