1.686 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Prasasti Butulan Zaman Majapahit Ditemukan di Gresik
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Sebuah prasasti ditemukan di kawasan pegunungan kapur utara, tertulis di dinding goa butulan Desa Gosari, Ujungpangkah, Gresik Jawa Timur. Prasasti beraksara Jawa kuno ini asli ditulis pada tahun 1298 saka. Terdapat nama pelaku yaitu San Rama Samadaya yang tersingkirkan. Diperkirakan prasasti ini peninggalan jaman kejayaan Majapahit abad 12 silam. Dinamakan prasasti Butalan karena prasasti ini ditulis di dinding goa tembus atau butulan prasasti Butulan aksara Jawa kuno di wasani ngambal 1298 duk winahon denira San Rama Samadaya Makadi Sira Buyutajrah, Tali Kursi Raka Durahana. Dalam terjemahan bahasa indonesia berarti tahun 1298 saka, atau sekitar 1376 m di ambal waktu itu (tempat ini) didiami oleh beliau San Rama Samadaya terutama beliau buyut ajarh talikur, beliau (yang) tersingkirkan. Di atas dinding bertuliskan prasasti aksara Jawa kuno, terdapat goa tempat bertapa San Rama Samadaya, dan olah ilmu kanuragan atau kesaktian bersama muridnya waktu itu. Setelah ditemukan dan...

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Wurare
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya terletak di alas lapik arca Buddha tersebut, yang ditulis melingkar pada bagian bawahnya. Prasasti berbentuk sajak 19 bait, yang diantaranya menceritakan tentang seorang pendeta sakti bernama Arrya Bharad, yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan dengan air ajaib dari kendinya, sehingga masing-masing belahan menjadi Janggala dan Pangjalu. Pembelahan dilakukan untuk menghindari perang saudara antara dua pangeran yang ingin berperang memperebutkan kekuasaan. Arca mulanya ditemukan di daerah Kandang Gajak. Kandang Gaja...

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Mula Malurung
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Sukabumi
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Sukabumi adalah sebuah prasasti pada batu yang ditemukan di perkebunan Sukabumi, kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur. Prasasti ini menurut sebutan ahli epigrafi lebih dikenal dengan nama Prasasti Harinjing. Tulisan yang terdapat pada kedua belah sisi prasasti ini ditulis dengan aksara dan bahasa Jawa Kuna. Prasasti ini terdiri dari tiga buah piagam yang mengenai hal yang sama. Bagian depan disebut Prasasti Harinjing A. Isinya menyebutkan pada 11 Suklapaksa bulan Caitra tahun 726 Saka atau 25 Maret 804 Masehi, para pendeta di daerah Culangi memperoleh hak sima (tanah yang dilindungi) atas daerah mereka karena telah berjasa membuat sebuah saluran sungai bernama Harinjing. Bagian belakang, Prasasti Harinjing B, baris 1-23 menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rake Layang Dyah Tulodhong pada 15 Suklapaksa bulan Asuji tahun 843 Saka atau 19 September 921 Masehi, mengakui hak-hak para pendeta di Culangi karena mereka masih tetap harus memelihara saluran Harinjing. Mulai...

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Gondosuli
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Prasasti Gondosuli merupakan salah satu obyek wisata sejarah, bahkan bisa disebut paling bersejarah di Kabupaten Temanggung. Dari tempat inilah wisatawan bisa memperoleh gambaran mengenai kehidupan social budaya masyarakat Temanggung tempo dulu. Prasasti ini terletak di Desa Gondosili Kecamatan Buu. Jaraknya hanya sekitar 13 km arah barat etm. Diulis pada tahun 832, sesuai dengan candrasengkala yang ada, Prasasti Gondosuli menjadi saksi bisu kejayaan Dinasti Sanjaya, terutama di masa pemerintahan Rakai Patahan (Rakaryan Patapan Pu Palar) sebagai raja di Mataram Hindu (Mataram Kuno). Nama Rakai Patapan juga dapat dijumpai dalam Prasasti Karang Tengah yaitu ditulis pada tahun 824. Secara keseluruhan luas lokasi situs ini sekitar 4.992 m2. Untuk menjaga keutuhannya disekeliling prasasti diberikan bangunan beratap seng dan diberi pagar keliling dari bersi. Hai ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan lebih memberi perlindungan kepada benda yang sangat bersejarah tersebut.

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Singhasari (Gajah Mada)
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Singhasari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah. Ditulis dengan Aksara Jawa. Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Prasasti Sapi Kerep
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Prasasti Sapi Kerep (berangka tahun 1275 Masehi) adalah prasasti berupa delapan lempeng tembaga beserta kotaknya yang masih utuh, yang ditemukan di sebuah sawah milik seorang petani di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada bulan Februari-Maret 2001. Prasasti Sapi Kerep yang kini disimpan di Museum Mpu Tantular, Surabaya.[1]

avatar
Muhammad Khusnul Khuluk
Gambar Entri
Kuntakha Khaja Niti
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Lampung

Kitab ini merupakan Rujukan Utama falsafah hidup ulun / orang lampung yang secara garis besar membahas 5 (lima) pokok hidup antara lain : Pi'il PesenggikhiMalu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri . Segala sesuatu yangmenyangkut harga diri, prilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik danmartabat secara pribadi maupun kelompok yang senantiasa dipertahan Sakai SambaianGotong Royong, Tolong-menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukanbagi pihak lain. Nemui NyimahSaling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu. Bermurah hati dan ramahtamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa sajayang berhubungan dengan dengan masyarakat lampung Nengah NyampukhTata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakatumum dan pengetahuan luas. Bejuluk AdokTata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwa...

avatar
pandu sedya mada putera
Gambar Entri
Simbol Surya Majapahit
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Surya Majapahit (Matahari Majapahit) merupakan simbol yang sering ditemukan di reruntuhan bangunan peninggalan Majapahit. Lambang ini terukir di batu dan berbentuk Matahari bersudut delapan dengan bagian lingkaran di tengah menampilkan dewa-dewa Hindu. Simbol ini membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai Matahari khas "Surya Majapahit", atau lingkaran Matahari dengan bentuk jurai sinar yang khas. Karena begitu populernya lambang Matahari ini pada masa Majapahit, para ahli arkeologi menduga bahwa lambang ini berfungsi sebagai lambang negara Majapahit. Terdapat beberapa variasi dari simbol Surya Majapahit ini.

avatar
hokky saavedra