Pustaha ini merupakan naskah kuno dari tanah Batak. disebut Pustaha Laklak Saat ini berada di: Übersee-Museum Bremen, Jerman. Ukuran: 14,2 x 12,5 cm Jumlah halaman: 39 halaman ditulisi pada kedua sisi Bahan: Kulit Kayu Kondisi: pustaha ini sudah robek sebelum ditulisi sehingga terpaksa dijahit Judul: "Poda ni si aji mamis ma inon" (Nasihat untuk menghancurkan musuh) Catatan: Bahasa yang digunakan dalam pustaha ini adalah bahasa yang digunakan di saat perang (dalam bahasa Batak kuno perang selalu disebut sebagai bisara na godang -"adat yang mulia"). Dikatakan pada akhir halaman pertama dan awal halaman kedua bahwa pustaha ini diuntukkan Guru Habinsaran Hata ni Aji dari Silaga-laga yang dikatakan na so nung talu di bisara na godang - yang tidak pernah kalah berperang. Sebagaimana dapat dilihat dari bahasa dan aksara yang digunakan naskah ini dapat dipastikan berasal dari Toba. Pustaha ini dapat dibagi atas beberapa bab, yang semuanya ditandai oleh sebuah bindu (ornamen). Bagian pertam...
Pustaha Batak, disebut Pustaha Laklak Kode 4301 (linguistik). Sekarang berada di Logan Museum of Anthropology, Wisconsin, AS. Kondisi: Sudah sangat rusak. Beberapa halaman sudah hancur dan tidak dapat dibaca lagi, tetapi bagian yang masih utuh memiliki teks dan ilustrasi yang cukup jelas. Bahan: Kulit Kayu Ukuran: 28 x 18 cm Bungkus jilid (terbuat dari kayu, disebut "lampak") berdimensi 35 x 18 cm. Koleksi: Harley Harris Bartlett (1886-1960) Catatan: Harley Harris Bartlett (1886-1960) adalah penulis "The Labors of the Datoe and Other Essays on the Bataks of Asahan (North Sumatra)" dalam "Michigan Papers on South and Southeast Asia, 15. Ann Arbor: University of Michigan Press (1973). Bartlett ialah seorang antropolog dan ahli tumbuh-tumbuhan yang meneliti di daerah Asahan pada tahun 1917 dan 1927. Dalam pustaha tertulis: "Ahu pangulubalang si bahir bangke darajahon di | bulung ni sapuate (atau sada ate?) asa daparap ma dohot si | biyangsa panaluwan bunu ma musungku si a...
Pustaha Batak, disebut Pustaha Laklak Kode 4301 (linguistik). Sekarang berada di Logan Museum of Anthropology, Wisconsin, AS. Kondisi: Sudah sangat rusak. Beberapa halaman sudah hancur dan tidak dapat dibaca lagi, tetapi bagian yang masih utuh memiliki teks dan ilustrasi yang cukup jelas. Bahan: Kulit Kayu Ukuran: 28 x 18 cm Bungkus jilid (terbuat dari kayu, disebut "lampak") berdimensi 35 x 18 cm. Koleksi: Harley Harris Bartlett (1886-1960) Catatan: Harley Harris Bartlett (1886-1960) adalah penulis "The Labors of the Datoe and Other Essays on the Bataks of Asahan (North Sumatra)" dalam "Michigan Papers on South and Southeast Asia, 15. Ann Arbor: University of Michigan Press (1973). Bartlett ialah seorang antropolog dan ahli tumbuh-tumbuhan yang meneliti di daerah Asahan pada tahun 1917 dan 1927. Dalam pustaha tertulis: "Ahu pangulubalang si bahir bangke darajahon di | bulung ni sapuate (atau sada ate?) asa daparap ma dohot si | biyangsa panaluwan bunu ma musungku si a...
Replika Pustaha Batak Pane Na Bolon Aslinya berada di: Museum für Völkerkunde Hamburg, Jerman (13.81.24). Replikai dibuat oleh: Liberty Manik. Replika saat ini ada di perpustakaan IACI, Bandung. Isi: Naskah ini merupakan naskah ilmu nujum orang Batak, terkait pada nujum Naga Besar yang juga dikenal oleh masyarakat etnik kuno Melayu. Pustaha dan nujum Pane Na Bolon (Pane Besar) biasanya dibuka saat hendak mengadakan peperangan atau hendak mendirikan desa yang baru. Pane Na Bolon adalah penamaan dewa yang mengelilingi bumi dan dalam perjalanannya menempati keempat arah mata angin selama sekitar 3 bulan. TIap kali Pane Na Bolon berpindah, ia mendirikan desa baru dan sesuai dengan kepercayaan Batak kuno, perlu diadakan pesta perjamuan yang merupakan jiwa manusia yang diambilnya pada saat peperangan atau wabah penyakit. Pane Na Bolon merupakan dewa yang sangat ditakuti, dan hanya datu yang mengetahui cara menangkal keberadaannya. Dalam teks pustaha tertulis, "Mulai bulan pertama hingga b...
Tondung Sahala Orang Batak Fungsi: alat meramal/horoskop Terbuat dari Kepingan Bambu, ditulisi kalimat-kalimat mantra Batak. Catatan: Orang Batak percaya akan adanya ruh/jiwa (tondi) yang menentukan wibawa (sahala) seseorang. Ada beberapa sahala: Sahala Namora: Sahala Kekayaan Sahala Datu: Sahala Ilmu Sahala Panangko: Sahala perilaku buruk (pencuri), jika memiliki sahala ini, seseorang akan sulit untuk ditangkap ketika mencuri. Tondung Sahala merupakan kepingan bambu yang bertuliskan ramalan-ramalan terkait sahala seseorang. Koleksi Foto: Hokky Situngkir
Tondung Sahala Orang Batak Fungsi: alat meramal/horoskop Terbuat dari Kepingan Bambu, ditulisi kalimat-kalimat mantra Batak. Catatan: Orang Batak percaya akan adanya ruh/jiwa (tondi) yang menentukan wibawa (sahala) seseorang. Ada beberapa sahala: Sahala Namora: Sahala Kekayaan Sahala Datu: Sahala Ilmu Sahala Panangko: Sahala perilaku buruk (pencuri), jika memiliki sahala ini, seseorang akan sulit untuk ditangkap ketika mencuri. Tondung Sahala merupakan kepingan bambu yang bertuliskan ramalan-ramalan terkait sahala seseorang. Koleksi Foto: Hokky Situngkir
Replika Pustaha Batak Pane Na Bolon Aslinya berada di: Museum für Völkerkunde Hamburg, Jerman (13.81.24). Replikai dibuat oleh: Liberty Manik. Replika saat ini ada di perpustakaan IACI, Bandung. Isi: Naskah ini merupakan naskah ilmu nujum orang Batak, terkait pada nujum Naga Besar yang juga dikenal oleh masyarakat etnik kuno Melayu. Pustaha dan nujum Pane Na Bolon (Pane Besar) biasanya dibuka saat hendak mengadakan peperangan atau hendak mendirikan desa yang baru. Pane Na Bolon adalah penamaan dewa yang mengelilingi bumi dan dalam perjalanannya menempati keempat arah mata angin selama sekitar 3 bulan. TIap kali Pane Na Bolon berpindah, ia mendirikan desa baru dan sesuai dengan kepercayaan Batak kuno, perlu diadakan pesta perjamuan yang merupakan jiwa manusia yang diambilnya pada saat peperangan atau wabah penyakit. Pane Na Bolon merupakan dewa yang sangat ditakuti, dan hanya datu yang mengetahui cara menangkal keberadaannya. Dalam teks pustaha tertu...
Pustaha Batak, disebut Pustaha Laklak Kode 4301 (linguistik). Sekarang berada di Logan Museum of Anthropology, Wisconsin, AS. Kondisi: Sudah sangat rusak. Beberapa halaman sudah hancur dan tidak dapat dibaca lagi, tetapi bagian yang masih utuh memiliki teks dan ilustrasi yang cukup jelas. Bahan: Kulit Kayu Ukuran: 28 x 18 cm Bungkus jilid (terbuat dari kayu, disebut "lampak") berdimensi 35 x 18 cm. Koleksi: Harley Harris Bartlett (1886-1960) Catatan: Harley Harris Bartlett (1886-1960) adalah penulis "The Labors of the Datoe and Other Essays on the Bataks of Asahan (North Sumatra)" dalam "Michigan Papers on South and Southeast Asia, 15. Ann Arbor: University of Michigan Press (1973). Bartlett ialah seorang antropolog dan ahli tumbuh-tumbuhan yang meneliti di daerah Asahan pada tahun 1917 dan 1927. Dalam pustaha tertulis: "Ahu pangulubalang si bahir bangke darajahon di | bulung ni sapuate (atau sada ate?) asa daparap ma dohot si | biyang...
Pustaha ini merupakan naskah kuno dari tanah Batak. disebut Pustaha Laklak Saat ini berada di: Übersee-Museum Bremen, Jerman. Ukuran: 14,2 x 12,5 cm Jumlah halaman: 39 halaman ditulisi pada kedua sisi Bahan: Kulit Kayu Kondisi: pustaha ini sudah robek sebelum ditulisi sehingga terpaksa dijahit Judul: "Poda ni si aji mamis ma inon" (Nasihat untuk menghancurkan musuh) Catatan: Bahasa yang digunakan dalam pustaha ini adalah bahasa yang digunakan di saat perang (dalam bahasa Batak kuno perang selalu disebut sebagai bisara na godang -"adat yang mulia"). Dikatakan pada akhir halaman pertama dan awal halaman kedua bahwa pustaha ini diuntukkan Guru Habinsaran Hata ni Aji dari Silaga-laga yang dikatakan na so nung talu di bisara na godang - yang tidak pernah kalah berperang. Sebagaimana dapat dilihat dari bahasa dan aksara yang digunakan naskah ini dapat dipastikan berasal dari Toba. Pustaha ini dapat dibagi atas beberapa bab, yang semuanya ditandai oleh...