Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2307/tenun-buton
Sarung / tenun buton terdiri atas 2 jenis yaitu leja dan Pidongko. Leja biasanya memiliki motif berupa garis-garis dan selalu digunakan oleh kaum perempuan. Didesa Wabula, Kab. Buton, biasanya sarung buton di pakai pada saat ada hajatan/acara besar seperti acara adat Pesta kampung Tahun Masyarakat Wabula yaitu Pidoano Kuri, pernikahan, walimah, dll. Sumber: http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2307/tenun-buton http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
Bebetano atau menurut bahasa Indonesia adalah kain perca Buton untuk perempuan. Kain ini berukuran 4 meter dengan lebar 75 cm dengan warna mengkilap dan licin. Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2428669/sehelai-kain-tenun-buton-diperebutkan-40-orang
Sarung tenun buton jenis ini memiliki motif kotak kotak dan memiliki warna dasar biru dengan perpaduan sedikit warna hitam dan putih, sarung tenun ini masuk golongan pidongko dan biasanya di pakai oleh kaum laki laki, Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
Lumu dalam bahasa cia cia wabula diartikan dalam bahasa indonesia adalah lumut yang memiliki warna hijau . sesuai dengan jenis namanya leja lumu memiliki motif berupa garis garis dengan warna dasar hijau dan dengan perpaduan warna hitam dan benang perak (mpea mopute). Sarung ini biasanya di pakai oleh kaum perempuan. Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
Jenis sarung ini memiliki motif kotak kotak dengan warna dasar kuning yang di padukan dengan sedikit warna coklat dan putih, sarung ini sering di pakai oleh kaum laki laki. Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
sesuai dengan jenis namanya sarung ini memiliki motif kotak kotak dengan warna dasar merah muda yang dipadukan dengan sedikit warna putih dan biasanya dipakai oleh kaum laki laki Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
Kerajinan kain tenun yang dimiliki Muna—ada yang menggunakan pewarna alami, ada juga yang buatan—bisa ditemukan salah satunya di Desa Tenun , Masalili . Sumber: https://renjanatuju.wordpress.com/2017/11/13/destinasi-lain-di-pulau-muna-sulawesi-tenggara/
Desa Anggopiu adalah salah satu desa dalam wilayah Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan sentra perajin tenun. Secara historis, tenun tradisional yang berkembang di Sulawesi Tenggara diperkirakan berawal di Buton. Tenun tradisional di daerah ini diperkirakan sudah ada sejak abad XVI, pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ikhsanuddin, sultan Buton yang memerintah pada tahun 1578 – 1615. Pada awalnya, keterampilan menenun hanya berkembang di lingkungan keraton. Kegiatan menenun dilakukan oleh dayang-dayang dan orang-orang di dalam kraton untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian bagi golongan bangsawan dan kerabat kesultanan. Sejalan dengan permintaan dan kebutuhan akan pakaian semakin banyak, menyebabkan kegiatan menenun dikembangkan pula di luar kraton, khususnya dikalangan ibu-ibu dan remaja putri dalam wilayah kesultanan Buton. Keterampilan menenun orang Buton kemudian disebarluaskan ke daerah-daerah sekitar, seperti Muna, Konawe dan Kendari. Khusus...