Rumah adat Aceh berpintu rendah, namun memiliki ruangan yang tinggi. Ini menandakan rakyat Aceh memiliki tabiat yg tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi sangat baik jika sudah saling mengenal.
Batik Sumatera Barat memiliki ciri khas arena ia dibuat dari tanah liek (tanah liat) dan bahan alami lainnya. Berikut ini adalah salah satu motif pengembangan dari motif flora monalisa, UKM di Sumatra Barat. Ia berwarna abu-abu
Batik Sumatera Barat meiliki ciri khas karena ia dibuat dari dari tanah liek (tanah liat) dan bahan alami lainnya. Berikut ini adalah salah satu bentuk pengembangan motif flora oleh Monalisa, UKM di Sumatera Barat. Ia didominasi oleh warna coklat.
Motif yang dominan dari tenun Aceh terdiri dari pengulangan bentuk geometris ke arah horizontal. Tenun Aceh kedua ujungnya dijahit sehingga menjadi sarung. Selain motif geometris, biasanya terdapat motif bunga di bagian bawah atau pada keseluruhan kain untuk mengisi ruang-ruang kosong di antara bentuk geomertris. Kasab merupakan teknik menyulam tradisional dari daerah Aceh dengan menggunakan benang berwarna emas atau perak. Sumber: " Tenun Handwoven Textile of Indonesia" (2011)
Kain Songket Aceh atau tenun ikat tradisional Aceh ini adalah kerajinan tangan yang dilakukan secara tradisional dan turun temurun dengan menggunakan alat tenun tradisional yaitu alat-alat dari kayu dan benang yang berwarna-warni. Hasil dari tenunan tradisional ini kemudian dibuat berbagai macam keperluan, antara lain: sebagai bahan pakaian adat tradisional Aceh, hiasan meja, hiasan dinding, serta keperluan lainnya. Sumber: http://www.tanohaceh.com/?cat=176
Kerawang Gayo adalah kerajinan bordir masyarakat Gayo, Aceh Tengah. Bordir Kerawang Gayo memiliki corak yang khas, dimana mempunyai makna filosofi yang dalam dari setiap ukiran dan bentuknya. Bordir Kerawang Gayo ini sering dipakai untuk hiasan dinding, alas meja, motif pakaian, tas dan lain sebagainya. Motif Kerawang Gayo tidak hanya diminati masyarakat lokal saja, namun daerah Aceh lainnya juga banyak mencari motif ini. Bahkan wisatawan dari luar daerah Aceh juga menyukai kerajinan yang menggunakan Kerawang Gayo ini. Motif Kerawang hanya terdiri dari empat bagian, jikalau adapun tambahan lainnya sudah merupakan hasil dari variasi. Adapun empat bagian itu adalah sebagai berikut: Emun Berangkat (Awan Berangkat) yang menyerupai huruf S sambung menyambung, putar berputar. Ini melambangkan perjuangan hidup dalam menempuh kehidupan. Suka duka, susah senang, sempit luas. Ada masa-masa tertentu yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tidak ada jalan lu...
Kata "kerewang" berasal dari dua kata yaitu " iker" yang berarti buah pikiran, dan "rawang" yang berarti ramalan. Jadi keraawang dapat diartikan ramalan sebuah pikiran pemagar adat. Penambahan kata Gayo merupakan bentuk identitas dari suku Gayo. Sejarah kerawang Gayo bermula saat nenek moyang suku Gayo. Kerawang merupakan hasil buah pikiran dari para pemangku adat. Pemangku adat memikirkan dan meramalkan sebelum menetapkan simbol - simbol yang tepat untuk dibuat yang kemudian menghasilkan motif-motif yang dianggap simbol-simbol yang kemudian disebut karawang. Sederetan simbol-simbol karawang terbentuk dalam ukiran pada kayu juga kemudian dituangkan dalam seni anyam. Kerawang kemudian menjadi makin berkembang, nilai seni yang cukup tinggi menjadikan kerawang semakin berkembang pada berbagai benda. Peralatan sehari-hsri seperti kenfi, prsgmen...
Warna yang berani menjadi ciri khas dari batik asal Aceh ini. terkait corak, batik Aceh lebih sering menggunakan motif yang berkaitan dengan budaya masyarakat yang dikombinasikan dengan unsur-unsur alam. Pengaruh agama Islam yang kuat berimbas pada bentuk motif batik yang dihasilkan. Dalam hal ini, batik Aceh tidak menggunakan gambar binatang. Alasannya, karena dalam ajaran Islam makhluk hidup tidak boleh digambar. Sumber : https://fnrbatik.com/motif-batik/
Islam yang diajarkan dan diamalkan di Aceh telah menentukan bentuk, arah dan perkembangan ragam hias atau ornamentasi utama di daerah ini. Bentuk ragam hias utama di daerah berjuluk Serambi Mekkah ini merupakan visualisasi, aktualisasi atau representasi tetumbuhan, benda, gerak alam dan bidang geometri yang diterapkan dengan teknik tertentu pada berbagai media mulai dari batu hingga bahan tekstil di samping kaligrafi berisi kutipan al-Qur'an atau penanda tertulis pada objek tertentu. Pilihan mengadaptasi rupa tetumbuhan, benda dan gerak alam untuk ornamentasi itu berkaitan dengan pantangan melakukan rekabentuk rupa manusia dan binatang. Pantangan ini ditanamkan pada setiap diri dan keluarga Aceh dengan mengukuhkan konstruksi hadits bahwa ''malaikat tidak akan memasuki rumah-rumah yang di dalamnya terdapat berhala dan anjing''. Inilah sebab mengapa penggambaran wujud manusia dan binatang tidak berkembang seperti ornamen yang mengadaptasi tetumbuhan....