Motif Batik Tolak Angin Aceh https://fitinline.com/article/read/batik-aceh/ Menjadi perlambang banyaknya ventilasi pada rumah adat Aceh. Motif ini melambangkan bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah untuk menerima perbedaan satu sama lain.
Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunanan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak Hula-hula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga Ulos gabe-gabe (berkat). Sumber: http://berandabatak.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-ulos-dan-fungsinya_1.html
Ulos ini di pakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada jaman sekarang, Ulos Sibolang bisa dikatakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai Ulos Saput (orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu) dan di pakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh istri dan kepada perempuan yang di tinggal mati oleh suaminya. Apabila pada peristiwa duka cita Ulos ini dipergunakan maka hal itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai keluarga dekat dari orang yang meninggal. Sumber: http://berandabatak.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-ulos-dan-fungsinya_1.html
Tenun tradisional Bugis Pagatan adalah tenun yang berasal dari daerah Pagatan, Kalimantan. Tenun ini merupakan hasil kerajinan orang-orang Bugis yang tinggal di Pagatan. 1. Asal-usul Seni tenun telah dikenal masyarakat sejak Nusantara masih menyatu dalam berbagai bentuk kerajaan. Menenun merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat terutama kaum perempuan, baik untuk tujuan kormersil atau sekadar untuk mengisi waktu luang. Di Kalimantan, pekerjaan menenun telah ada sejak zaman kerajaan Negara Dipa di Amuntai. Hal tersebut tertuang dalam naskah Tutur Candi yang berbunyi: Mula-mula kapas digawi urang dan itu tapih pitung warna ada yang menggiling, ada yang mahambat dan ada yang menggantih dan manisi dan yang manyikat dan yang maawiludar dan yang mahani dan mananun, maka tuntung pada sahari itu jua maulah. Artinya: Mulai kapas dikerjakan orang, dan sarung yang tujuh warna itu ada yang menggiling, ada yang memukul-mukul, menggantih , manisi dan yang menenun, maka...
Motif ini diambi dari perlambangan ventilasi udara di rumah adat Aceh. Motif ini mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung menerima perbedaan.
Motif Bunga Jeumpa diambil karna banyak terdapat di Aceh. Kuatnya pengaruh Islam juga turut mewarnai motif2 batik di antaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.
Sutra Sengkang berbahan dasar kepompong dari ulat sutra dan diolah secara manual atau ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yaitu alat yang digerakkan oleh tangan secara manual dengan tenaga manusia bukan mesin. Kepompong ini dihasilkan dari ulat sutra yang dipelihara dan dibudidayakan dengan menggunakan tanaman Murbey (morus, sp). Kepompong akan diolah melalui beberapa tahapan termasuk tahap pemintalan dan pewarnaan kemudian diubah menjadi benang sebagai bahan dasar kain sutra. Tanaman Murbey banyak kita temukan berupa hamparan hijau yang luas saat mulai memasuki kota kabupaten. Kain Sutra Sengkang banyak dipakai dalam berbagai kegiatan penting, seperti upacara-upacara adat, pesta pernikahan bahkan sampai pada kegiatan-kegiatan resmi pemerintahan dan kegiatan penting lainnya.
Motif ini diambil dari perlambangan ventilasi udara di rumah adat Aceh. Motif ini mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah meneirma perbedaan. Batik ini merupakan koleksi batik IACI 2010
Sebagai salah satu kekayaan budaya dan kearifan lokal, batik Kota Bekasi terus berkembang. Motifnya yang unik dan warnanya ngejreng membuat batik ini bisa dipakai oleh anak-anak muda dalam berbagai kegiatan. Batik Kota Bekasi beririsan dengan batik betawi yang dipengaruhi oleh budaya arab, cina dan sunda. Akan tetapi, batik Kota Bekasi juga memiliki kekhasan dari segi motif dan kearifan lokal. Salah satu motif Batik Kota Bekasi adalah Batik Flora. Saat ini terdapat 11 motif Batik Flora Kota Bekasi. Yaitu, motif kecapi, teratai, bambu, eceng gondok, putri malu, rumput lingi, bunga pepaya gantung, walini, duren dan kembang duren, padi, dan nangka. Motif batik seperti kecapi, bunga pepaya gantung dan rumput lingi adalah motif khas batik Kota Bekasi yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. motif batik ini juga akan terus dikembangkan sesuai dengan kekhasan Kota Bekasi sehingga menggambarkan Kota Bekasi yang berbudaya.