Hantu ini biasanya menghuni bangunan tua yang sudah lama tidak dihuni dan pohon-pohon besar yang terlihat lebih mencolok dari pada pohon-pohon lain disekitarnya. Siampa ini bersosok hitam tinggi besar dan memiliki 2 mata yang berwarna merah. Menurut ceritanya, hantu ini suka mengganggu manusia dengan mencekik atau menindih pada saat sedang tidur. Banyak kejadian dimana ada orang-orang yang sedang tidur, lalu terbangun secara tiba-tiba tapi tidak bisa bicara apa-apa dan menatap dengan mata yang menggambarkan sedang kesakitan seperti sedang ditindih atau dicekik sesuatu sampai sesak napas. Pernah? Sumber: https://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/4-nama-hantu-di-minangkabau/
Hantu suluah adalah hantu yang tinggal atau bersemayam di perbukitan atau di rumpun-rumpun bambu. Hantu suluah ini berwujud seperti api dan biasanya jumlahnya banyak, dan muncul sesaat setelah adzan maghrib berkumandang. Hantu ini dikabarkan merupakan perwujudan dari santet yang dikirim oleh dukun-dukun yang punya niat jahat kepada orang lain dan katanya, api-api melayang ini akan hilang jika ada orang yang melihatnya. Sumber: https://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/4-nama-hantu-di-minangkabau/
Hantu Ngeak yaitu satu diantara legenda dari tanah Minang di Sumatera Barat di katakan Hantu Ngeak datang dari arwah anak bayi yang digugurkan, mungkin saja karna karena perbuatan zinah ke-2 orangtuanya atau semacamnya. Adalah sosok Hantu umumnya tidak memperlihatkan wujudnya pada beberapa orang, tetapi keluarkan nada seperti tangisan seseorang bayi. Nada tangisan yang mengganggu beberapa orang di sekelilingnya konon tuturnya tunjukkan tempat dimana bayi malang itu dibuang. Konon juga tuturnya bila ada orang yang mendengar tangisan bayi itu lantas mencari aslinya serta selesai di satu pohon bambu, pohon besar, atau di beberapa tempat yang tidak umum, jadi itu dipercaya adalah perbuatan dari hantu Ngeak. Di namakan Hantu Ngeak, karna dalam bhs minang kabau " Ngeak " bermakna sama dengan anak kecil yang menangis/mengeak. Hantu ngeak juga di yakini, bila anda mendengar suaranya jauh atau begitu perlahan tidaklah terlalu terang, bermakna dia dekat dengan anda, bahkan jug...
DIRIWAYATKAN kira-kira abad XIII, Pulau Belitung pernah mengalami suatu musim Barat Ijau, yakni kemarau panjang yang melebihi kemarau yang datang biasanya. Kemarau ini mengakibatkan dimana-mana terjadi kekurangan air baik untuk keperluan minum maupun kebutuhan rumah tangga. Tersebutlah kisah seorang ibu bernama Dambe’ berjalan terseok-seok mendukung seorang anaknya kesana-kemari. Anak yang ada dalam gendongannya itu baru bisa merangkak. Tangan kirinya nampak menjinjing sebuah gerebog (tempat air beraal dari tempurung kelapa yang diambil dagingnya tanpa memecahkan tempurung, red.). Sementara tangan kanannya mengapit anaknya. Sudah setengah hari Mak Dambe’ mencari air sambil menggendong anaknya. Terakhir ia menyusuri kaki Gunung Tajam, tapi belum juga mendapatkan air. Sementara anaknya sudah mulai menangis kehausan. Saking haus dan kecapekan Mak Dambe’ duduk melepaskan lelah di atas sebuah batu sambil melayangkan pandangannya kalau-kalau ada petunjuk dimana ia bisa m...
Pada masa pemerintahan kiai Agus Bustam yang bergelar Depati Cakraningrat IV (1700-1740) di kerajaan Balok,Pulau Belitung,datanglah seorang mubalig islam dari daerah Aceh yang bernama Sayid Hasan Bin Abdullah atau syekh Abubakar Abdullah.Maksud kedatangan beliau ialah untuk menyebarkan agama islam di pulau itu.Beliau masuk ke Pulau Belitung melalui Sungai buding,45 Km dari kota Tanjung Pandan. Dari desa ini,beliau menyebarkan agama islam ke seluruh pelosok Pulau Belitung.Beliau selalu di sertai oleh murid nya,yaitu Tuk kundo.Tuk Kundo sering menobatkan orang yang kafir.Tidak terasa sudah banyak daerah yang penduduk nya masuk agama islam.Setiap daerah yang prnduduk nya masuk agama islam,di daerah itu didirikan masjid untuk beribadah.Mesjid pertama di bangun oleh Syekh Abubakar Abdullah berada di kampung Badau. &nb...
Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan di daerah sumatera barat. Dalam kerajaan itu, tinggal seorang putri bersama keluarganya.Putri itu bernama putri Julian. Ia mempunyai wajah yang cantik dan rupawan. Sayang, sang putri Julian belum memiliki pasangan. Para pria di sekitar kerajaan tersebut tidak berani untuk melamar putri Julian. Mereka takut karena putri Julian adalah keturunan raja. Tidak hanya itu, kakek dan nenek putri julian adalah saudagar kaya.Raja yang mengetahui kesedihan putrinya kemudian mengadakan jamuan makan dan mengundang semua orang dari berbagai tempat. Raja berharap adanya seorang pria dari para tamu yang datang untuk melamar putrinya.Namun, harapan itu sirna ketika tak ada jua yang melamar putri Julian. Saat malam hari tiba, putri Julian bermimpi tentang seorang pria bernama Sutan Rumandung yang datang dan melamar dirinya. Ia menceritakan mimpi ini kepada raja. Raja mencari pria yang bernama Sutan Rumandung di berbagai tempat, tetapi ia tidak m...
Menurut cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Desa Pamancingan, nama desa ini diambil dari tempat di mana Begawan Selapawening dan Syekh Maulana Maghribi melakukan pertandingan memancing. Begawan Selapawening adalah salah seorang dari sekian banyak putera-puteri raja Majapahit, Prabu Brawijaya terakhir. Nama Begawan Selapawening itu mungkin bukan nama sebenarnya, melainkan hanya nama samaran untuk menutup kenyataan bahwa ia sebenarnya adalah putera raja Majapahit. Adapun sebab-musabab kepergian Begawan Selapawening dari Kerajaan Majapahit (wilayah Jawa Timur) sampai ke pesisir selatan (wilayah Yogyakarta), menurut cerita ada hubungannya dengan mulai meluasnya pengaruh ajaran agama Islam di wilayah Jawa. Karena pengaruh meluasnya ajaran agama Islam, bahkan sampai ke pusat kerajaan Majapahit, maka yang tidak rela melepaskan agama yang telah mereka anut menjadi terdesak, lalu menyingkir atau melarikan diri ke daerah yang dianggap lebih aman dan bebas. Begawan Selapawe...
Dahulu kala, hiduplah seorang raksasa bernama Kyai Bakuh, di sebuah hutan belantara. Sesuai dengan namanya, Bakuh, yang dalam bahasa Jawa berarti kuat dan kokoh, maka raksasa itu bertubuh kokoh dan kekar. Perawakannya tinggi besar. Kalau berdiri tegak, seakan-akan kepalanya menjulang hingga menjangkau langit. Lengan dan kakinya besar-besar. Kedua matanya memancarkan sinar menyilaukan. Bila dia membelalakkan matanya, orang akan silau memandangnya. Mulutnya lebar dan besar, dipagari gigi-gigi dan taring yang tajam. Suaranya keras menggelegar bagai guntur di langit. Setiap kali suara dahsyat itu terdengar, orang-orang dari tempat yang jauh pun tahu, bahwa suara itu asalnya tidak lain ialah dari Kyai Bakuh. Kyai Bakuh banyak memangsa binatang yang ada di dalam hutan, sehingga jumlahnya semakin hari semakin berkurang. Binatang apapun yang terlihat oleh Kyai Bakuh tak akan mampu menghindar atau melarikan diri, karena akan langsung disambar dan dimakannya. Akan melarikan diri, tak mung...
Pada masa Mataram diperintah oleh Gusti Sultan Agung, negeri Mataram terbagi atas beberapa daerah. Masing-masing daerah itu diketuai oleh seorang “rangga” atau penguasa daerah. Salah satu diantara daerah itu ialah daerah Blimbing, dan ketuanya disebut Rangga Blimbing. Sudah menjadi tradisi di negeri Mataram bahwa pada saat-saat tertentu secara rutin mengadakan “pisowanan pasok bulu bekti”, yaitu persembahan semacam upeti kepada raja sebagai tanda takluk. Pada kesempatan ini semua rangga yang ada di wilayah Mataram harus hadir. Jika berhalangan, harus memberi kabar. Apabila ada yang tidak hadir tanpa memberi kabar sama sekali, maka pihak keraton lalu mengirimkan utusan untuk menyelidiki, karena dikhawatirkan kalau rangga tersebut mulai membangkang, atau memberontak. Rangga Blimbing adalah seorang rangga yang setia terhadap Gusti Sultan Agung. Ia tidak pernah absen mendatangi pisowanan. Bahkan tidak jarang ia membawa anak laki-lakinya yang bernama Jaya...