124 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
manyamei rajan patendu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Manyamei Rajan Patendu adalah dewa pengatur waktu bagi manusia, terutama saat bercocok tanam atau berkebun. Misalnya, posisi bintang kembar tiga (patendu) jika bercocok tanam atau berkebun supaya hasilnya baik. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang percaya memujanya.

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
batang manyangen tingan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Batang Manyangen Tingang adalah asal mula padi yang menjadi makanan pokok manusia. Pohon itu berada di alam Atas (Lewu Sangiang). di dunia ini Batang Manyangen Tingang berubah wujud menjadi batang padi. Dipercaya, ketika padi berubah ia mendapat zat dari sari bunga Batang Manyangen Tingang yang gugur dan meresap bersama embun pagi.

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
SAWANG NGANDANG MIJEN BUKIT TUNJUNG NYAHU KERENG SAPAHANGKAT KILAT
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Sawang Ngandang disebut juga pohin janji. Dikatakan pohon janji karna dipakai saat ritual perkawinan menurut tardisi Dayak di Kalimantan Tengah. Pada perkawinan tersebut kedua mempelai bersumpahaia), dan alam (tumbuh-tumbuhan).

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
bajakah tara
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Bajakah Tara adalah tumbuhan merambat yang ada di alam atas (Lewu Sangiang). Dikatakan Bajakah Tara karena tumbuhan ini memiliki simbol bagi gadis pingitan (bawi kuwu). Zaman dulu motif Bajakah Tara diukir dan dipasang di atas pintu kamar gadis pingitan.

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
SAMPURAGA
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Sampuraga adalah nama tokoh dalam cerita rakyat suku Dayak Tomun yang berasal dari Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Legenda Sampuraga bercerita tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi bukit batu. Sebuah bukit yang mirip reruntuhan kapal yang telah membatu di desa Karang Besi, Kabupaten Lamandau, tepatnya 2 kilometer dari tepian sungai Belantikan, dinamai menurutlegenda ini. Bukit Sampuraga, demikian nama obyek wisata Pemerintah Kabupaten Lamandau tersebut, diyakini memiliki bagian dek dan layar kapal Sampuraga.

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
KUTUKAN RAJA PULAU
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir. Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur. Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun. Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya.  Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja. Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun sayangnya muncul persoalan mendasar baru. Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukan dan berj...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Mandangin
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Di sebuah tempat di daerah Tumbang Manjul tepatnya kurang lebih 43 kilo meter dari Desa Tumbang judul Manjul terdapat mitos tentang sebuah kerajaan makhluk baik. Konon diceritakan bahwa di Sungai Mandaham desa Tumbang Manjul terdapat gaib yaitu Perek Rango yang dikuasai oleh titisan dari dewa angin. Pada jaman dahulu sebuah hutan belantara yang tak jauh dari muara Sungai Mandaham hiduplah sepasang suami istri yaitu nyai Rangkas dan Sangkajang.   Nyai Rangkas adalah keturunan dari makhluk gaib yang tinggal di kawasan Bukit Kejayah namun karena ia jatuh cinta dan kimpoi dengan Sakajang keturunan manusia biasa maka ia diusir dari Kerajaan Kejayah. Demi suami tercintanya Sakajang Nyai Rangkas rela meninggalkan keluarganya hingga akhirnya mereka tinggal di hutan dekat muara Sungai Mandaham. Karena saling mencintai hidup pasangan suami istri itu sangat rukun bahagia. Dalam kebersamaan mereka selalu saling membantu dan saling melengkapi kekurangan satu sama lainnya....

avatar
Oase
Gambar Entri
Sampuraga
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Sampuraga  adalah sebuah cerita rakyat dengan beberapa versi, versi pertama berasal dari kisah nama tokoh cerita dari suku Dayak Tomun yang berasal daerah Kabupaten  Lamandau  Provinsi  Kalimantan Tengah ,  Indonesia , di  Lamandau   Legenda   Bukit Sampuraga bercerita tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi bukit batu. Sebuah bukit yang mirip reruntuhan kapal yang telah membatu di desa  Karang Besi , Kabupaten  Lamandau , tepatnya 2 kilometer dari tepian sungai Belantikan , dinamai menurut legenda ini.  Bukit Sampuraga , demikian nama obyek wisata Pemerintah Kabupaten Lamandau tersebut, diyakini memiliki bagian dek dan layar kapal Sampuraga. Cerita rakyat yang mirip dengan kisah  Malin Kundang  dari  Padang  tersebut mempunyai versi kedua yang jauh lebih terkenal di Indonesia, yaitu legenda  Kolam Sampuraga  dari daerah  Mandailing Natal ,  Sumate...

avatar
Rizkianazahra
Gambar Entri
Cerita Legenda Sungai Barito
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Pada zaman dahulu, di sebuah tumpung (desa sangat kecil, hanya dihuni beberapa kepala keluarga) di daerah ngaju, tinggal seorang janda dengan dua orang anaknya. Anak yang tertua bernama Patih Laluntur, sedang yang seorang lagi bernama Patih Sasanggan. Dikarenakan usia yang telah lapuk dimakan waktu, sang ibu meninggal dunia, sehingga tingga...llah dua orang kakak beradik yang sudah menginjak usia remaja. Keduanya hidup rukun, sampai tumbuh menjadi pemuda dewasa. Beranjak dari keinginan untuk mengubah pola hidup mereka yang sangat sederhana di tumpung, disertai keinginan untuk memperbaiki taraf kehidupan, serta keinginan menimba pengalaman di daerah luar, Patih Laluntur dan Patih Sasanggan sepakat untuk meninggalkan gubug mereka di tumpung. Dengan bekal seadanya, kedua kakak beradik itu berangkat mengembara, tanpa tahu arah yang mesti dituju. Mereka mengembara keluar masuk hutan belantara, dan berharap agar segera bertemu dengan pemukiman penduduk. Sekian lama mereka...

avatar
Muhammad Arif Nurrohman17