Tari Bedhaya Ketawang Tarian Bedhaya Ketawang sering dilihat dalam beberapa aktivitas seperti suatu upacara penobatan raja, festival atau pertunjukan. Bedhaya Ketawang dimainkan oleh 9 penari. Masing-Masing penari mempunyai tugas dan nama khusus. Nama mereka adalah Batak (penari pertama), Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan Boncit. Tarian ini pada umumnya ditemani oleh Musik Jawa Orkes yang disebut Gamelan. Gamelan ini dinamai Gamelan Kyai Kaduk Manis yang terdiri dari dari banyak instrumen musik seperti kendhang Ageng ( kendhang besar), Kendhang Ketipung, Kenong, dan kethuk https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Barong Blora Tari Barong Blora adalah salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Aplang Tarian Aplang ini merupakan tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara. Pada zaman dahulu Tari Aplang digunakan untuk syiar Agama Islam. Aplang berasal dari kata ‘Ndaplang’ yang memiliki arti tangan digunakan seperti gerakan silat. Tarian ini ditarikan oleh remaja putra-putri dengan diiringi rebana, bedug, kendang dan nyanyian syair salawatan. Kostumnya model Islam Jawa yang indah dipandang mata. Kembali ke Jatidiri Bangsa Kabupaten Banjarnegara. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Bambangan Cakil Tari Bambangan Cakil ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan, keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Loro Blonyo Tari Loro Blonyo adalah sebuah gambaran Dewi Sri dan saudaranya Dewa Sadana. Dewi Sri adalah Dewi pelindung padi dan pemberi berkah serta merupakan lambang kemakmuran. Dewa Sadana adalah Dewa sandang pangan. Karena sarat dengan Dewa dan Dewi, tarian ini sangat kental budaya hindunya. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Beksan Wireng Tarian Beksan Wireng yang berasal dari daerah Jawa Barat ini ternyata berasal dari kata Wira (perwira) dan ‘Aeng’ yaitu prajurit yang unggul, yang ‘aeng’, yang ‘linuwih’. Tari ini diciptakan pada zaman pemerintahan Prabu Amiluhur dan memiliki tujuan agar para putra beliau tangkas dalam olah keprajuritan dengan menggunakan alat senjata perang. Sehingga tari ini menggambarkan ketangkasan dalam latihan perang dengan menggunakan alat perang . https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Bondan Tari Bondan menceritakan tentang seorang anak wanita dengan menggendong boneka mainan dan payung terbuka, menari dengan hati-hati di atas kendi yang diinjak dan tidak boleh pecah. Diambil benang merah bahwa tarian ini melambangkan seorang ibu yang menjaga anak-anaknya dengan hati-hati. Tari ini dibagi menjadi 3, yaitu: Bondan Cindogo, Bondan Mardisiwi, dan Bondan Pegunungan/ Tani. Tari Bondan Cindogo dan Mardisiwi melambangkan seorang ibu yang menjaga anaknya yang baru lahir dengan hati-hati dan dengan rasa kasih sayang . Tapi Bondan Cindogo satu-satunya anak yang ditimang-timang akhirnya meninggal dunia. Sedang pada Bondan Mardisiwi tidak, serta perlengakapan tarinya sering tanpa menggunakan Kendhi seperti pada Bondan Cindogo. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Golek Tari Golek ini berasal dari daerah Yogyakarta Jawa Barat yang pertama dipentaskan di Surakarta pada upacara perkawinan KGPH. Kusumoyudho dengan Gusti Ratu Angger tahun 1910. Seiring berjalan waktu, tarian ini mengalami persesuaian dengan gaya Surakarta. Tari ini menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru menginjak masa akhil baliq, agar lebih cantik dan menarik. https://www.silontong.com/2018/08/31/tarian-tradisional-daerah-jawa-barat/
Tari Merak adalah salah satu tari tradisional asal Jawa Barat yang menggambarkan ekspresi dan kehidupan burung merak. Dan lazimnya burung merak, tarian ini dibawakan oleh penari perempuan ini begitu anggun dan penuh pesona daya tarik. Dan seniman yang pertama kali menciptakan tari merak ini adalah seorang seniman Pasundan yang bernama Raden Tjetje Somantri pada tahun 1950an. Beliau merangkum gerakan-gerakan burung merak dalam satu koreografi cantik nan anggun. Gerak utama yang menjadi ruh dari tari merak ini adalah gerakan burung merak jantan yang mengembangkan ekor indahnya untuk memikat merak betina. Maka tak heran, meski tarian ini dilakukan oleh penari perempuan tapi gerakan-gerakannya seperti gerakan merak jantan dalam menarik hati merak betina. Namun, seiring berlalunya waktu, tari merak pun mengalami sedikit perubahan dari koreografi awalnya ketika diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, meski tentu saja tak menghilangkan ruh dari tarian tersebut. Adalah D...