Sesuai namanya, penamaan Kujang Badak berdasarkan bentuknya yang merepsresentasikan cula Badak Jawa. Hewan ini memiliki deskripsi bercula satu, berbadan besar, kuat, dan keras. Kujang ini conga-nya memiliki bilah yang melengkung ke bagian belakang. Ukurannya tidak sevariatif kujang lain, yaitu antara 30-40 cm. Memiliki anatomi Kujang yang lengkap: congo (atas), beuteung (tengah), dan mentuk/paksi (bawah). Pamornya biasanya kategori merambut dan non rekaan. Jumlah lubang di bilah berkisar antara 1-5 buah.
Sesuai namanya, Kujang ini merepresentsikan burung kuntul dengan posisi menengadah (tunggak). Juga dianggap merepresentasikan bentuk manusia dan burung. Jenis Kujang ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat dengan variasi ukuran antara 30-45 (cukup variatif). memiliki struktur lengkap: congo (atas), beuteung (tengah), dan mentuk/paksi (bawah). Variasi yang dapat ditemui di bilah Kujang Kuntul anatara lain: duri pandan, besar gado, dsb. Pamornya biasanya kategori non rekaan. Jumlah matanya cukup beragam, yaitu antara 2-9 buah.
Ciung dalam bahasa Sunda adalah sejenis Burung Beo. Kujang Ciung pada umumnya memiliki tinggi 25 cm dan lebar 5 cm. Struktur anatomisnya lengkap: congo (atas), beuteung (tengah), dan mentuk/paksi (bawah). Kujang jenis paling banyak ditemui dengan variasi paling banyak di bagian atasnya (congo), yaitu variasi arah vertikal (nyungcung), diaginal. dan mengarah ke belakang (mungkur). Kujang Ciung rata-rata memiliki elemen jaladra (berbentuk seperti gerigi yang cembung dan tajam) pada bagian eluk (punggung). 2 karakteristik pamor pada balahnya yaitu Salur dang Ngarambut (atau Menyerat). Kujang Ciung rata-rata memiliki lubang antara 3-5 buah. Posisi lubang tersebut ada yang sejajar terutama pada panengen (bilah bagian kanan) dan satu buah pada pangiwa (bagian kiri). Secara umum, masyarakat mengenal bentuk Kujang khas Sunda yang berasosiasi pada bentuk Kujang Ciung. Kujang Ciung bisa merupakan representasi seluruh perupaan Kujang. Lambang Provinsi Jawa Barat juga menggunakan bentuk Kuj...
Sesuai namanya, Kujang ini merupakan representasi bentuk mitologi Burung Garuda. Burung yang dianggap raja segala bangsa burung. Mitologi ini bisa ditemui di kisah Wayang, antara lain tokoh Sempati di Wayang Purwa dan Jatayu di Ramayana. Kujang ini termasuk Kujang yang langka. Kujang Garuda memiliki pamor yang Menyerat atau Ngarambut. Dan jumlah lubangnya berkisar antara 3-5 buah.
Sesuai namanya, Kujang ini memiliki perupaan yang menyerupai Wayang (lebih ke Wayang Kulit). Terkait falsafah hidup orang Sunda: "Hirup Darma Wawayangan Bae", merupakan profil manusia Sunda yang patauh terhadap ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan takdir dipercayai sebagai sesuatu yang mutlak. Kujang ini memiliki ragam bentuk, detail, dan ukuran. Struktur atau anatominya tidak dapat disimpulkan dengan mudah. Kujang ini memiliki variasi ukuran antara 15-50 cm.
Ukiran pada Pisau Tumbuk Lada [Sumber: A.G. Sitepu]
Clurit, alat pemotong yang juga kerap dikenal sebagai senjata. Foto: Hokky Situngkir Tanggal: 28 Maret 2014 Lokasi: Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Topi perang ini berguna sebagai pelindung kepala dalam peperangan. Songko Todoelako sendiri berarti topi perang. Berasal dari Poso Sulawesi Tengah. Topi ini terbuat dari rotan, kayu dan rambut kambing. Ukuran sekitar 10 cm kali 21 cm. Saat ini tersimpan di National Museum of Ethnology (Rijksmuseum voor Volkenkunde), di Steenstraat 1, Leiden 2300 AE, The Netherlands. (info didapat dari http://wilwatiktamuseum.wordpress.com)
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia . Di daerah ini terdapat suatu senjata tradisional yang disebut sebagai siwar. Siwar atau sering juga disebut tumbak lado adalah suatu artefak yang berupa senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan tajaman di salah satu sisi bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai alat untuk mempertahankan diri, melainkan juga sebagai benda keramat yang memiliki unsur kimpalan mekam atau kimpalan sawah 1 (mempunyai kekuatan magis). Struktur Siwar Siwar adalah senjata yang bahan bakunya terbuat dari besi yang proses pengerjaannya umumnya dibuat oleh pandai besi di pedapuran tempat membuat alat-alat dari besi. Pada umumnya siwar berukuran antara 15-30 cm (skin rambai ayam) dengan lebar badan hingga ke matanya antara 1½-2 cm. Sedangkan, sarung dan gagang siwar terbuat dari kayu yang ker...