Sesuai dengan namanya, senjata ini biasanya dibawa begitu saja dan atau diselipkan pada celana atau sarung. Senjata ini digunakan untuk mempertahankan diri. Namun sekarang, badik cangkingan sering digunakan hanya sebagai pelengkap busana, khususnya busana laki-laki pada upacara adat perkawinan.
Toya merupakan senjata tradisional Betawi yang terbuat dari kayu atau bambu. Kegunaan utamnya adalah untuk menangkis senjata lawan, menyodok, menggebuk atau menyerang lawan. Ukurannya tidak lebih dari 1,5 m.
Saat ini pulau Jawa telah menjadi pulau berpenduduk paling banyak se Indonesia. Kekayaan alam dan pertumbuhan ekonomi membuat pulau Jawa semakin berkembang dari zaman dahulu. Perkembangan pulau Jawa tidak luput dari konflik sebelum dan sesudah kemerdekaan, sebelum kemerdekaan Pulau Jawa yang memiliki banyak Kerajaan dituntut untuk dapat melindungi daerahnya baik dari ancaman yang datang dari dalam maupun luar pulau Jawa. Sehingga senjata yang merupakan salah satu alat untuk pertahanan tersebut berkembang dengan pesat dipulau ini. Seperti senjata Karakel yang ada di Betawi. Adapun ciri-ciri yang khas dari senjata yang satu ini ialah : Batang pemukul pipih memiliki panjang lebih pendek dari rotan (40-60cm) Terbuat dari hasil sisa pembakaran baja hitam (kerak keling) yang dicor Ujung gagang lancip yang difungsikan juga sebagai alat penusuk. Sehingga senjata tradisional tersebut dapat digolongkan sebagai senjata yang tajam.
Kota Malang adalah salah satu kota terbesar di Provinsi Jawa Timur. Kota Malang memiliki keberagaman budaya maupun tradisi yang luar biasa baik dari cerita rakyat, seni rupa, seni tari, dan bahkan bahasanya pun menjadi ikon penting dari kota ini. Kota ini sangatlah dekat dengan istilah 'AREMA' yang merupakan singkatan dari 'Arek-arek Malang'. Selain itu hal yang sangat terikat bahkan ikonis dari Kota Malang ialah bahasa kebalikan (Osob Kiwalan). Apakah 'Osob Kiwalan' itu? 'Osob Kiwalan' atau 'Boso Walikan' setelah dibalik, dalam bahasa Indonesia berarti 'Bahasa Kebalikan'. Bahasa kebalikan sangat lumrah dan dimengerti oleh Arek-arek Malang (AREMA). Oleh karena itu bahasa ini sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari Arek-arek Malang terutama kaum muda. Adapun beberapa contoh 'Osob Kiwalan', yaitu: - umak = kamu - ayas = saya - ongis nade = singo edan (singa gila) - kodhew = wedhok (perempuan) - Ngalam = Malang - uklam-uklam = mlaku-mlaku (jalan- jalan) - lecep...
Toya adalah senjata berupa tongkat panjang yang pada umumnya terbuat dari rotan. Banyak aliran dan perguruan beladiri yang menggunakan toya sebagai senjata yang dipelajari di dalam latihannya. Di dalam pencak silat, toya menjadi senjata wajib yang dipakai di dalam pertandingan pencak silat kategori tunggal. Tongkat dari batang kayu atau bambu ini umumnya digunakan sebagai pemikul, baik memikul barang dagangan atau membawa ember kayu berisi air. Selain itu, tongkat juga dipakai sebagai alat bantu berjalan. Konon, berdasar catatan sejarah, penggunaan tongkat sebagai senjata dipelopori oleh pendeta Buddha Zen , Tatmo Cowsu atau Bodhidharma , pada pada tahun 517 SM [1] . Kemudian penggunaan tongkat sebagai senjata diajarkan kepada para murid dan pendeta di wihara Buddha Zen (kemudian dikenal sebagai biara Shaolin) tempat Bodhidharma mengabdikan hidupnya. Seiring pengaruh seni beladiri kungfu pada sen...
Dapur, atau Daphur keris merupakan penamaan ragam atau bentuk keris, dilihat dari jumlah luknya. Selain luk, identifikasi dapur keris juga dengan melihat tangguh yaitu era/zaman pembuatan (sebagai contoh, keris zaman Majapahit tentu memiliki dapur yang berbeda dengan yang dimiliki oleh keris di zaman Mataram), gambaran pamornya, dan memperkirakan empu pembuatnya, Tercatat ada 145 macam dapur keris yang diakui oleh suku bangsa Jawa, namun hanya 120 diantaranya yang dianggap baku. Berikut adalah nama-nama dapur keris yang telah dibagi menjadi 14 kelompok besar : Lurus, yaitu : Benthok, Brojol, Cengkrong, Condong, Dungkul, Jakatuwa, Jakalola, Jalak nguwuh, Jalak ngore, dan lain-lain Luk tiga, yaitu : Bango dolog Campur bawur, Jangkung, Jangkung pacar, Larmotho, Mahesa nempuh, Mahesa suka, dan lain-lain. Luk lima, yaitu : Anoman, Kala nadah, Kebo dendeng, Naga sarira, Pandawa, Pandawa cinarita. Luk tujuh, yaitu : Angen-angen, Balebang Crubuk, Jaran goyang,...
Silat Terumbu adalah satu-satunya silat asli khas Banten yang diciptakan oleh Ki Terumbu. Silat ini tumbuh, berkembang, dan hanya ada di daerah Banten. Tidak seperti silat pada umumnya yang tumbuh di daerah Banten dan berkembang dengan beberapa penambahan. Uniknya Silat Terumbu ini pada nama jurus-jurusnya yang menggunakan huruf hijaiyah atau huruf arab. Misalnya alif satu, alif dua, alif tiga, dsb. Ada juga beberapa jurus lain seperti depok satu, depok dua, sendok, panzer, dsb. Tingkatan-tingkatan jurus ini diajarkan berdasarkan tingkat kesulitannya, dari sembilan jurus dasar yang harus dihafalkan hingga jurus-jurus variasi yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Seperti pada umumnya, tempat pengajaran silatnya disebut padepokan, yaitu Padepokan SIlat Terumbu Banten. Namun, seiring dengan bertambahnya waktu jurus-jurus selain sembilan jurus dasar mendapatkan variasinya. Sehingga, jika berkunjung dari satu padepokan silat terumbu ke padepokan silat terumbu yang lainnya, akan ditem...
Banyak sekali peralatan persenjataan yang sudah diketahui, namun salah satu yang paling unik adalah Meriam yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan Meriam lain dan bentuk tangan yang terukir pada ujungnya. Meriam tersebut bernama Meriam Si Jagur. Konon, Meriam tersebut dibuat di Makau pada perkiraan abad ke-16 oleh seorang Portugis bernama N. T. Bocarro, yang kemudian digunakan oleh bangsa Portugis untuk mempertahankan kekuasaannya di Malaka. Munculnya nama ‘Si Jagur’ kononnya karena dulu Meriam itu pertama kali diletakkan di benteng bernama Santo Jago de Barra sebelum dipindahkan ke Kota Malaka oleh kaum Portugis. Pada tahun 1641, Malaka jatuh ke tangan VOC (Belanda) dengan merebut benteng-benteng Portugis. Alhasil, Meriam tersebut pun diangkut Belanda ke Batavia (Jakarta). Akan tetapi, sejak tahun 1811, Meriam tersebut tidak dapat lagi digunakan karena terlalu besar dan berat. Meriam tersebut diawetkan dan dipajang di Museum Fatahillah hingga saa...
Salah satu senjata tradisional dari riau adalah kelewang. Kelewang adalah semacam golok dengan ujung bilah yang membesar. Di masa silam, kelewang digunakan para prajurit kerajaan dalam peperangan. Akan tetapi, di masa sekarang, kelewang lebih banyak digunakan para petani dalam kegiatannya di sawah atau di ladang sebagai alat pertanian. Karena fungsi tersebut, kelewang hingga saat ini tetap lestari dibandingkan senjata tradisional riau lainnya. OSKMITB2018