Toya adalah senjata berupa tongkat panjang yang pada umumnya terbuat dari rotan. Banyak aliran dan perguruan beladiri yang menggunakan toya sebagai senjata yang dipelajari di dalam latihannya. Di dalam pencak silat, toya menjadi senjata wajib yang dipakai di dalam pertandingan pencak silat kategori tunggal. Tongkat dari batang kayu atau bambu ini umumnya digunakan sebagai pemikul, baik memikul barang dagangan atau membawa ember kayu berisi air. Selain itu, tongkat juga dipakai sebagai alat bantu berjalan. Konon, berdasar catatan sejarah, penggunaan tongkat sebagai senjata dipelopori oleh pendeta Buddha Zen , Tatmo Cowsu atau Bodhidharma , pada pada tahun 517 SM [1] . Kemudian penggunaan tongkat sebagai senjata diajarkan kepada para murid dan pendeta di wihara Buddha Zen (kemudian dikenal sebagai biara Shaolin) tempat Bodhidharma mengabdikan hidupnya. Seiring pengaruh seni beladiri kungfu pada sen...
Banyak sekali peralatan persenjataan yang sudah diketahui, namun salah satu yang paling unik adalah Meriam yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan Meriam lain dan bentuk tangan yang terukir pada ujungnya. Meriam tersebut bernama Meriam Si Jagur. Konon, Meriam tersebut dibuat di Makau pada perkiraan abad ke-16 oleh seorang Portugis bernama N. T. Bocarro, yang kemudian digunakan oleh bangsa Portugis untuk mempertahankan kekuasaannya di Malaka. Munculnya nama ‘Si Jagur’ kononnya karena dulu Meriam itu pertama kali diletakkan di benteng bernama Santo Jago de Barra sebelum dipindahkan ke Kota Malaka oleh kaum Portugis. Pada tahun 1641, Malaka jatuh ke tangan VOC (Belanda) dengan merebut benteng-benteng Portugis. Alhasil, Meriam tersebut pun diangkut Belanda ke Batavia (Jakarta). Akan tetapi, sejak tahun 1811, Meriam tersebut tidak dapat lagi digunakan karena terlalu besar dan berat. Meriam tersebut diawetkan dan dipajang di Museum Fatahillah hingga saa...
Keragaman etnis dan budaya menjadi ciri khas dan kekayaan tersendiri bangsa Indonesia, dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Uniknya, setiap etnis di Indonesia memiliki senjata khas yang menjadi simbol kebesaran dari sejumlah etnis tersebut. Etnis Jawa misalnya, memiliki keris sebagai senjata kebesaran mereka, etnis Sunda terkenal dengan kujangnya, etnis Madura terkenal dengan celuritnya, dan etnis Betawi yang masyhur dengan Golok Betoknya yang berumur 800 tahun. Sebagai sebuah senjata pusaka, keberadaan Golok Betok merupakan fase awal asal muasal senjata dalam sejarah nusantara. Bahkan, sebelum senjata khas Jawa Barat kujang ada, Golok Betok sudah ada konsepnya terlebih dahulu. Namun, karena Kerajaan Padjajaran memohon kepada Sang Empu agar dibuatkan secepatnya sebuah senjata bernama kujang, pembuatan Golok Betok menjadi tertunda. “Saat ini keberadaan Golok Betok yang dulunya biasa digunakan para jagoan dari Betawi sudah hampir punah,” cerita Aziz Munandar, ahli peng...
Golok ujung turun merupakan senjata tradisional Betawi yang memiliki ujung lancip. Golok ini biasanya menggunakan wafak (ukir) pada bilahnya serta terdapat ukiran hewan pada gagangnya. Gagang golok biasanya terbuat dari tanduk dengan tujuan agar beban golok menjadi ringan. Adapun gambar hewan yang diwafak digolok mencerminkan kepercayaan orang Betawi akan hewan yang dianggapnya keramat. Hewan yang paling difavoritkan adalah macan, misalnya ‘ golok Mat Item ’ yang juga berwafak gambar macan. Golok jenis ini sering dibawa dan diselipkan disarung oleh para jawara betawi. sumber: http://tradisi-tradisional.blogspot.com/2017/07/10-senjata-tradisional-betawi-jakarta.html #SBJ
Senjata tradisional Betawi ini disebut siku-siku karena tersusun dari dua besi yang saling menyilang atau menyiku. Biasanya senjata ini digunakan secara berpasangan. Selain memiliki bentuk yang saling menyilang, senjata siku-siku juga memiliki kemiripan dengan senjata belati. Hal yang membedakan antara belati dan siku-siku adalah terletak pada bentuk batang dan sisi-sisinya. Pada belati memiliki batang yang pipih dengan kedua sisi yang tajam, sementara siku-siku batangnya bulat dan ujungnya runcing. Menurut beberapa orang Betawi yang mengetahui sejarah, siku-siku adalah senjata yang sudah lama dikenal oleh orang-orang Betawi jauh sebelum mereka menemukan dan menjadikan golok sebagai senjata tradisional. Konon pada masa dulu senjata siku-siku hanyalah dimiliki oleh jawara karena senjata jenis ini tergolong sangat berbahaya dan bisa digunakan untuk menusuk. sumber: http://tradisi-tradisional.blogspot.com/2017/07/10-senjata-tradisional-betawi-jakarta.html
Eluto Senjata Eluto merupakan senjata yang berasal dari Suwawa, terbuat dari material tembaga dan sarungnya terbuat dari kayu. Pemegang senjata ini adalah raja dan talenge (panglima perang). https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-gorontalo/
Ono-ono Senjata Ono-ono berukuran ± 195 cm di mana senjata terbuat dari batang pohon enau yang berbentuk silinder kecil. Pemegang senjata tersebut adalah para penjaga pintu belakang istana, orang-orang pertapaan, dan pengawal raja ketika berperang. https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-gorontalo/
TRADISI PENCAK SILAT sudah berurat-berakar dikalangan masyarakat Indonesia sejak lama. Sebagaimana seni beladiri di negara-negara lain, pencak sitat yang merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Tapak Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bias menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan metalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilatuinya. Berawal dari atiran pencak sitat Banjaran di Pesantren Binorong Banjarnegara pada tahun 1872, atiran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro Syuhada, akibat gerakan perlawanan bersenjata yang...
Untuk melestarikan nilai-nilai budaya dilakukan penerbitan hasil-hasil penelitian yang kemudian disebarluaskan kepada masyarakat umum. Pencetakan naskah yang berjudul Senjata Tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta, adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sumber: Sunarti, Sunarti and Sulaksono, Dwi Putro and Galba, Sindu and Putri, Gusti Ayu (1993) Senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Documentation. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta. http://repositori.kemdikbud.go.id/8271/