Saat melakukan kegiatan bertani atau membuka lahan di hutan untuk dijadikan lahan pertanian, masyarakat Papua pada zaman dahulu memanfaatkan bebatuan tajam sebagai mata kapak mereka. Batuan yang digunakan kemudian diikatkan dengan rotan dibagian pegangannya yang terbuat dari sepotong tongkat kayu. Kapak batu pada suku-suku Sentani seperti di Ayapo, Doyo Baru (Bambar); Suku Dani di Lembah Baliem-Wamena dan suku Ormu di kampung Ormu yang dilukiskan mempunyai berbagai makna serta fungsi sosial. Kapak batu dilihat sebagai alat pembayaran mas kawin, sebagai alat pembayaran kepala bagi kerabat yang meninggal, sebagai alat pembayaran/denda atau sebagai peralatan teknologi untuk membelah kayu. Pada jaman dahulu kapak batu ini diproses secara tradisional dengan cara mengasah batu tersebut dengan jenis batu lain sehingga terbentuk seperti kapak batu yang diinginkan. Proses pengasahan ini berlangsung enam bulan, bahkan bisa satu tahun untuk mendapatkan bentuk yang licin dan bagus. Sekara...
Tombak digunakan untuk berburu dan perang. Ia dibuat dari kayu pada pegangannya dan batu atau tulang tajam sebagai matanya. Seiring perkembangan zaman, di masa kini mata tombak kerap ditemukan terbuat dari logam. Selain itu, modifikasi mata tombak yang beragam seperti pada gambar di bawah ini juga tak jarang dijumpai. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-papua/
Senjata tradisional merupakan produk budaya yang lekat hubungannya dengan suatu masyarakat. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, senjata tradisional juga digunakan dalam kegiatan berladang dan berburu. Lebih dari fungsinya, senjata tradisional kini menjadi identitas suatu bangsa yang turut memperkaya khazanah kebudayaan nusantara. Suku Asmat, selain terkenal dengan seni ukirnya yang adiluhung, ternyata juga menyimpan kekayaan senjata tradisional yang luar biasa. Sebelum mengenal logam, Suku Asmat mengandalkan bebatuan untuk dijadikan senjata. Menetap di bagian pesisir Pulau Papua yang didominasi oleh rawa dan pantai tidak menjadikan masyarakat Suku Asmat kehilangan akal untuk bisa menciptakan senjata tradisional berbasis batu. Untuk mendapatkan bahan baku batu pegunungan, masyarakat Suku Asmat mencarinya di desa dekat pegunungan. Mereka harus berjalan kaki menempuh jarak beberapa kilometer demi mendapatkan batu yang dibutuhkan. Sampai di desa yang ka...
Pisuwe merupakan pisau belati yang berasal dari Papua. Pisuwe memiliki dua jenis yaitu Ndam Pisuwe, yang terbuat dari tulang manusia dan Pi Pisuwe yang terbuat dari tulang burung kasuari.
Sege merupakan salah satu senjata perang. Alat lainnya adalah panah. Sege dibuat dari kayu hutan. Tidak tentu kayu apa yang bisa digunakan. Namun, syaratnya harus memiliki panjang sekitar 2,5 meter. Harus lurus. Diameternya pun tak bisa lebih dari 5 hingga 7 sentimeter. Biasanya diberi cat warna hitam. Di beberapa suku, ada yang dihias dengan warna putih atau merah. Kadang juga diberi racun untuk membunuh buruan. Namun, di FBLB semua tombak dicat hitam. Selain itu, ujungnya tidak begitu runcing. Tidak ada racunnya. Sumber : https://www.pontianakpost.co.id/node/24715
Kreativitas pembuatan senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa digolongkan dalam seni rupah. Imanjinasi orang Mee dengan penuh inspirasi membuat macam-macam busur dan panah, sudah di kenal leluhur Mee, busur dan anak panah merupakan senjata tradisional bagi orang Mee dan beberapa suku ditanah Papua. Senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa tetap dipakai terus oleh masyarakat Mee.Dan juga senjata tradisional pun tidak akan pernah hilang tetap eksis dalam internal maupun eksternal. Sebelum adanya pengaruh dari luar, perang antara marga bukanlah hal baru,karena sejantra tradisional diakui sebagi budaya orang Mee dan beberapa suku ditanah Papua. Senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa di buat oleh orang Mee itu sendiri melalui talenta atau bakat yang di berikan oleh Mee Pooyame kepada orang Mee untuk membuat senjata tradisonal.Pengalaman penulis bahan untuk pembuatan senjata tradisional busur dan panah. Sepertinya, busur dapat dibuat dari beberapa kayu diantanya; Kepopa, Obeigi Tedega, Botee, pudii....
Senjata Khas Daerah Papua Senjata tradisional yang di miliki masyarakat Papua adalah senjata panah dan busur. Senjata panah di buat dengan menggunakan bambu dan mata tulang yang terbuat dari kangguru. Busur panahnya di buat dari sebilah bambu. Sementara busurnya di buat dari tali rotan. Pada ujung mata panahnya diolesi dengan racun sederhana yang di buat dari hasil getah pohon sembaru yang berfungsi agar sasaran yang terkena busur panah cepat untuk lumpuh sesuai sasaran. Senjata ini di gunakan untuk berburu oleh masyarakat Papua pada umumnya. Namun, biasanya juga di gunakan sebagai alat bantuan dalam perang. https://moondoggiesmusic.com/senjata-tradisional/
Kapak Batu Masyarakat pedalaman Papua di masa lampau memanfaatkan bebatuan tajam sebagai mata kapaknya untuk bertani. Batuan ini diikat dengan rotan dibagian pegangannya yang terbuat dari sepotong tongkat kayu. Sangat disayangkan, jenis senjata tradisional satu ini sudah mulai punah dengan seiring perkembangan zaman. Hanya kelompok terisolir di dalam hutan sajalah yang masih menggunakan senjata ini. https://www.silontong.com/2018/04/27/senjata-tradisional-papua/
Pisau Belati Pisau belati dari Papua ini sangatlah jauh berbeda dengan pisau belati pada umumnya yang terdapat di daerah-daerah lain di Indonesia. Dimana letak perbedaanya? Jika belati pada umumnya terbuat dari bilah logam, bilah belati dari Papua ini justru cuma terbuat dari tulang kaki burung kasuari, yaitu burung endemik Papua. Selanjutnya, Tulang kaki burung Kasuari ini dipilih dikarenakan mudah untuk dibentuk dan juga ditajamkan, namun tetap mempunyai struktur yang kuat. Pada gagang atau pegangan pisau belati Papua ini umumnya juga dilengkapi dengan hiasan bulu dari burung kasuari atau serat alam. https://www.silontong.com/2018/04/27/senjata-tradisional-papua/