Usaba Dangsil atau Usaba Gede merupakan upacara adat yang dilakukan di Desa Adat Bungaya, Kabupaten Karangasem, Bali. Usaba Dangsil dikenal dengan penggunaan “dangsil” sebagai sarana utamanya. Dangsil adalah bebanten yang dibentuk sedemikian rupa dari rangkaian dedaunan, jajanan khas daerah serta sesajen yang dibuat bertingkat seperti gunung. Upacara ini dilatarbelakangi oleh wujud bakti kasih kehadapan Ida Sanghyang Widhi (Tuhan) agar diberikan ketentraman dan kemakmuran umatnya di dunia dengan hasil bumi yang melimpah ruah. Hal yang unik dan ditemukan pada Usaba Dangsil adalah upacara ini dilakukan oleh para alon Deha (gadis) ataupun Teruna (pemuda) dengan lama pelaksanaan yang tidak tentu. Usaba Dangsil merupakan upacara yang melibatkan upakara berupa dangsil, yaitu bebanten dengan susunan berupa dedaunan, jajanan tradisional, hingga sesajen yang disusun mirip seperti meru. Dangsil terdiri atas beberapa jenis, yaitu: Dangsil Dalem, Dangsil tertinggi sebanyak 11 tingkat dengan...
Usaba Sumbu adalah ritual adat agama di Kabupaten Karangasem yang masih dapat dijumpai di beberapa Desa Pakraman, seperti di Desa Timbrah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Bali. Ritual Usaba Sumbu memiliki keunikan berupa adanya tradisi Guling Siyu yang menjadi sebuah tradisi turun temurun yang diwariskan dari waktu ke waktu. saba Sumbu telah ada sejak abad ke-16. Dalam Babad Dalem, Desa Adat Bungaya tergolong sebagai desa tua yang merupakan bagian pemerintahan Kerajaan Dalem Waturenggong yang dipimpin Raja Gelgel. Dalam perkembangannya, I Gusti Alit Ngurah Bungaya, keturunan Pangeran Asak mengukuhkan Raja Gelgel Dalem Dimade sebagai Pemacek Desa Bungaya abad ke-18. Upacara Usaba Sumbu merupakan simbolisasi rasa syukur atas kemakmuran dan ketangguhan Kerajaan Dalem Waturenggong, yang ditandai dengan Sumbu berbentuk seperti penjor dengan aneka hasil pertanian, jaja, daging babi, dan daun kelapa serta berbagai macam bunga Sejarah: Secara etimologis, Usaba Su...
Mesabat-Sabatan Biu merupakan tradisi yang ada di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad. Tradisi ini menggunakan sarana pisang, dimana para peserta akan saling lempar menggunakan buah pisang. Digelar setiap setahun sekali yakni saat Ngusaba Ketiga. Makna dari tradisi ini yakni menjaga kebersamaan antara pemuda desa dan mengajarkan pemuda untuk dapat mengedalikan emosi sehingga saat terjadi sabat-sabatan biu tidak sampai terjadi permusuhan. Sumber: https://bali.tribunnews.com/2019/01/21/tribun-wiki-15-tradisi-unik-di-karangasem-ada-yang-berebut-daging-ayam-hingga-mengadu-telur?page=4
Ari-ari atau plasenta yang biasanya di daerah Bali lainnya akan dikubur dihalaman pekarangan rumah, namun di Desa Bayung Gede, plasenta tersebut digantungkan disatu tempat khusus. Hal ini diyakini untuk tetap menjaga kesucian Ibu Pertiwi (tanah), sehingga sangat dihindari untuk mengubur Ari-ari (plasenta) tersebut. Bukti sembah bakti kepada Ibu Pertiwi oleh Masyarakat Bayung Gede ditunjukan dengan menjaga pekarangan dari menanam hal yang dianggap kotor agar tidak leteh (mengotori halaman). Sebagai desa Bali Aga, Desa Bayung Gede dengan tradisi ini juga diyakini karena memang merupakan warisan budaya dari leluhur sebelumnya yang memang memiliki aturan Uluapad dan tidak terkena pengaruh orang-orang Majapahit pada masa lalu. Selain dari nilai Budaya, ternyata keberadaan Ari-ari megantung memberikan nilai ekonomi bagi Desa Bayung Gede yang menjadi desa wisata. https://twitter.com/BudayaIraga
Di Bali tidak semua desa menggelar tradisi atau ritual tersebut, namun demikian Mepeed tentunya bukan sesuatu hal baru lagi. Semeton bisa menyaksikan Tradisi Mepeed di Sukawati tentunya harus pada waktu yang tepat karena ritual tersebut hanya digelar setiap 6 bulan sekali, dan dalam rangkaian pujawali atau piodalan di Pura Dalem Gede Sukawati yang jatuh setiap Anggara Kliwon, wuku Tambir (kalender Bali). Menurut penduduk setempat yang sudah pernah terlibat dalam Tradisi Mepeed, pada saat berlangsungnya tradisi ini mereka selalu merasakan kegembiraan karena menurut mereka Tradisi Mepeed ini merupakan bentuk sujud bhakti kepada Hyang Widhi atas segala sesuatu yang diberikan beliau kepada Desa Sukawati dan untuk mempertahankan busana adat bali dengan pakem Desa Sukawati. Selain itu dalam rangkaian upacara pujawali Pura Dalem Gede Sukawati, tradisi Mepeed ini bertujuan untuk nunas toya (air suci) ke Beji Cengengan untuk digunakan pada saat berlangsungnya pujawali. https://twitter.c...
Sulinggih adalah orang yang telah mendapatkan penyucian melalui upacara yang disebut madiksa. Seorang walaka yang telah didiksa mendapatkan kedudukan sebagai sulinggih atau sadhaka. Sulinggih berasal dari kata Su artinya utama/mulia, linggih berarti kedudukan. Sulinggih artinya mendapat kedudukan yang utama/mulia di masyarakat. Mendapatkan kedudukan tinggi karena beliau telah mencapai kesucian lahir batin dalam tingkatan dwijati. Dwijati artinya lahir dua kali. Lahir pertama adalah dari rahim ibu. Lahir kedua adalah lahir dari weda. Lahir kedua, sebagai manusia suci tanpa cacat/cela. Peranan seorang sulinggih yang diketahui secara umum adalah muput karya. Masih ada fungsi lainnya yakni Ngelokapalasraya, membimbing umat mencapai kebahagiaan rohani (sebagai guru loka). Sulinggih menjadikan diri beliau sebagai sandaran umat untuk bertanya tentang kerohanian, tuntunan rohani, petunjuk, dan muput karya yadnya atas permintaan masyarakat (menurut sesana kawikon, wiku tidak boleh meminta un...
Tradisi Kebo Dongol adalah tradisi sakral, yang dilaksanakan setiap 6 ( enam ) Bulan sekali setiap Piodalan di Pura Kahyangan Jagat Dhalem Bangun Sakti, Br.Basang Tamiang,Desa Adat Kapal,Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Pura Dhalem Bangun Sakti disungsung oleh 1.015 KK, yang tersebar diseluruh pelosok Pulau Bali. Puja Wali atau Piodalan jatuh pada Hari Budha Wage Langkir dan Ida Bhatara Nyejer selama 3 ( tiga ) hari. Tradisi Kebo Dongol itu berwujud menyerupai Kerbau hanya boleh dibuat oleh Pemangku Pura. Kebo Dongol terbuat dari adonan ketan berbentuk Kebo / kerbau yang dihias sedemikian rupa dan ditancapi bunga kembang sepatu merah ( pucuk bang ) dengan sanan penyangga dari tebu ratu lengkap dengan bahan nginang yaitu : sirih, pamor,gambir tembakau dan buah pinang, pada Puncak Puja Wali yaitu pada Hari Buda Wage Langkir umat dari pagi hari berdatangan tangkil ke Pura untuk menghaturkan sembah bhakti kehadapan Ida Bhatara dan persembahyangan berakhirsekitar jam 22.00 wita. Pukul...
Otonan atau Meotonan adalah prosesi yang dilakukan untuk merayakan ulang tahun menurut keyakinan masyarakat Bali. Prosesis ini dipercaya sebagai keberkahan lahirnya seseorang ke dunia. Otonan juga dianggap sebagai tradsi untuk memohon berkat agar selalu selamat dan sejahtera dalam hidup. sumber: Budaya Iraga / Kemendikbud
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan sumber daya, sehingga tak heran jika banyak orang asing yang terpikat saat tiba di Indonesia. Berbagai jenis masakan Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang asing. Selain kecantikan masyarakat Indonesia yang eksotik, makanan mereka juga tak kalah eksotik. Ini bukan sekedar opini; Faktanya, soto ayam dinobatkan sebagai salah satu sup terlezat di dunia. Maka tak heran jika wisatawan kerap kali memperpanjang masa tinggalnya di Indonesia, padahal banyak di antara mereka yang mengalami culture shock akibat kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak biasa dan unik. Apa saja kebiasaan yang dianggap aneh oleh orang asing? Berikut daftarnya untuk Anda jelajahi di bawah ini! Kebiasaan Orang Indonesia yang Aneh Buat Orang Sebelum lanjut, bagi kalian yang mempunyai masalah pada WC mampet dan butuh jasa sedot WC yang professional, silahkan kalian kunjungi website sedottoilet , atau bisa juga ke web sedotwcorder untu...