Pahar merupakan alat yang dipakai oleh masyarakat melayu dan masyarakat adat pesisir sai batin pada khususnya, untuk meletakkan hidangan atau makanan. Pahar berbentuk seperti nampan bulat berkaki dan biasanya terbuat dari kuningan dan sejennisnya, didalam tradisi NGANTAK PAHAR yang masih ada hingga sekarang ini biasanya dilakukan ketika ada hari-hari besar islam dan masyarakat berbondon-bondong menuju masjid untuk berdo'a bersama. Pahar juga menjadi alat yang skral dan membawanya pun harus di atas kepala ketika prosesi arak-arakan adat. Biasanya acara ngantak pahar ini dilakukan masyarakat pesisir barat pada hari tertentu diantaranya; Hari pertama bulan ramadhan Hari 26-menjelang malam ke 27 bulan ramadhan Hari terakhir bulan ramadhan Hari idul fitri pada pagi hari 1syawal Dan hari hari tertentuk biasanya setiap daerah berbeda. sumber : http://pakdheetnik.blogspot.com/2010/12/pahar-ag...
Djujor (Nyakak/Matudau) Djujor merupakan salah satu upacara adat Lampung yang harus diketahui. Djujor adalah dimana Muli (gadis) yang diambil oleh Mekhanai (bujang) untuk menjadi istrinya, maka sang Mekhanai dan keluarganya harus menyerahkan/membayar Uang Adat (Bandi Lunik) kepada ahli / wali si Muli berdasarkan permintaan dari ahli Keluarga si Muli. Tradisi ini lazim dilakukan ketika sebelum pernikahan dimulai. Bagi masyarakat setempat, rasanya tidak sempurna sebuah pernikahan tanpa melalui prosesi ini. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Nayuh (Tayuhan) Nayuh termasuk upacara adat yang berasal dari Lampung. Tradisi ini adalah saat acara adat atau perayaan yang dilaksanakan oleh keluarga besar. Ternyata masyarakat lokal tidak hanya melakukannya ketika pernikahan saja, melainkan Tayuhan juga dihelat saat khitanan anak, mendirikan rumah, pesta panen dan Nettah Adoq. Rapat keluarga atau rapat adat yang membahas tentang Tayuhan yang dinamakan Himpun dilakukan sebelum dilaksanakan Tayuhan dan Pangan. Ketika Nayuh inilah baru dipertunjukkan penggunaan perangkat serta alat-alat adat berupa piranti adat di atas (di lamban) maupun piranti adat di bah (arak arakan) yang penggunaaanya disesuaikan dengan hukum adat yang berlaku. Umumnya, penggunaan Piranti ini disesuaikan dengan status Adoq atau Gelar Adat yang disandang. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Gawi Gawi merupakan tradisi atau upacara adat Lampung untuk merayakan ritual kehidupan, baik merayakan kelahiran, menjelang pernikahan atau momen lainnya dalam kehidupan. Dan salah satu tujuan dari upacara adat ini adalah sebagai bentuk syukur atas segala nikmat dari Yang Kuasa. Tidak semua orang bisa membuat perhelatan upacara Gawi. Umumnya, tradisi ini digelar masyarakat yang mempunyai ekonomi yang sudah mapan sajalah. Alasannya, karena pelaksanaannya membutuhkan biaya cukup mahal. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Ngambabekha Ngambabekha termasuk kedalam upacara adat yang berasal dari daerah Lampung. Tradisi ini dilaksanakan saat hendak Ngusi Pulan [membuka hutan] untuk dijadikan Pemekonan [Perkampungan] dan perkebunan, karena diyakini Pulan Tuha [hutan rimba] memiliki penunggunya sendiri. Upacara tersebut dimaksudkan untuk mengadakan perdamaian dan ungkapan selamat datang agar tidak saling mengganggu. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Ngumbai Lawok Ngumbai Lawok adalah upacara adat Lampung yang bertujuan atau bentuk ungkapan syukur masyarakat pesisir atas hasil laut dan juga untuk memohon keselamatan kepada sang pencipta agar diberikan keselamatan saat melaut. Saat pelaksanannya dikorbankan kepala kerbau sebagai simbol pengorbanan dan ungkapan terima kasih kepada laut yang telah memberikan hasil lautnya kepada nelayan. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Balimau Balimau adalah upacara adat Lampung yang berupa mandi yang dilakukan menjelang datangnya bulan ramadhan. Biasanya masyarakat Lampung akan menggunakan berbagai wangi-wangian alami dan campuran limau untuk membersihkan diri. Konon, upacara ini diangggap membersihkan diri menjelang masuknya bulan suci ramadhan. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-lampung/
Nyuncun artinya meletakkan di atas kepala, Pahakh adalah satu peralatan rumah tangga yang berbentuk bundar – selintas mirip piring – berdiameter kurang lebih 30 sentimeter. Pahakh (pahar) ada yang diletakkan di atas kepala dan ada yang di jinjing. Isi pahakh ada yg berupa makanan, antara lain: nasi, sayur matang, kue, air minum yang akan disajikan dalam acara adat. Ketika tiba di rumah tujuan, pahakh diletakkan di ruangan, dan isi pahakh tersebut tetap tidak di turunkan, sehingga bagi sai batin ataupun masyarakat menikmati makanan yang dibawa tetap di atas pahakh. Kegiatan nyuncun pahakh juga dilakukan pada kegiatan ngejalang atau bisa juga diartikan “ziarah”, yaitu kegiatan adat di mana bebai (ibu-ibu) nyuncun (meletakkan pahakh) di atas kepala yang dibawa pada kegiatan berdoa di masjid (ngantak pelambakh), pernikahan, berdoa kematian di pemakaman (Ngelang Kubokh). Fungsi Pahakh dalam kegiatan adat masyara...
Menurut cerita dalam adat istiadat Pepadun, sekitar tahun 1896, istilah “Sebambangan” sudah ada dan kebiasaan tersebut sudah dilakukan mulei dan mekhanai (gadis dan bujang) Lampung Pepadun. Jadi sebambangan merupakan proses perkawinan adat lampung, yang beradat Pepadun, dengan cara mengambil gadis dengan jalan pintas atas kemauan sendiri; dengan kata lain Ngelakei (larian) Adapun prosesi sebambangan tersebut antara lain: Harus meninggalkan surat (penepik) atau uang sepeninggalan. Sebelum masuk rumah calon suaminya, gadis tersebut mencuci kakinya (cebuk calok) dengan air Kembang 7 (tujuh) macam dengan tujuan: Supaya kembang itu menjadi buah Supaya rumah itu menjadi harum dengan kedatangan calon pengantin perempuan Netek salah, yaitu pihak Laki-laki berkunjung ke tempat keluarga calon mempelai wanita untuk ngantar salah Setelah satu atau dua hari, pihak laki-laki mengantar perdamaia...