Merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat sukoharjo, sadran atau nyadran meupakan ritual membersihkan makam dan menaburkan bunga di atas makam para leluhur. makam kyai langur ini merupakan makam KGPH Suryo Broto yang memiliki nama lain kyai langur, kyai langur merupakan putra dari pakubuwono V (5). Kirab atau ritual ini dilakukan dengan kirab hasil bumi dan benda pusaka oleh abdi dalem kraton kasunanan surakarta, kemdian dilanjutkan dengan nyadran di makam leluhur tersebut.
Meruapakan ritual yang dilakukan oleh pembuat gong di desa wirun, ritual ini di sebut dengan ritual pepak ageng. ritual ini dimulai dengan membuat sesaji oleh tetua di desa wirun, namun sayangnya ritual ini sudah puluhan tahun tidak dilaksanakan lagi.
Syawalan adalah salah satu kegiatan religi yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran idul fitri. Di daerah lain ada yang merayakannya dengan cara sedekah laut,ather-ather,dll. Di kaliwungu sendiri biasanya Syawalan dilakukan dengan cara ziarah makam para tokoh pendiri agama setempat. Setelah selesai menggelar doa bersama biasanya mereka akan menyantap makanan yang telah disediakan dengan menu utamanya adalah ketupat,oleh karena itu sebagian masyarakatnya menyebut syawalan sebagai "bakda ketupat" atau lebaran ketupat.
Di Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) ada tradisi rutin tiap tahunnya yang sangat menarik yaitu upacara ruwatan cukur rambut gimbal pada anak-anak. Acara tahunan yang cukup terkenal di mancanegara ini berisikan sebuah upacara ruwatan sebelum anak-anak yang berambut gimbal itu dicukur. Menurut kepercayaan setempat diadakannya acara ruwatan ini berkaitan dengan legenda Kyai Kolodete yang merupakan cikal bakal pendiri Kabupaten Wonosobo yang konon selalu mengadakan upacara ruwatan terlebih dahulu sebelum mencukur anak-anak yang berambut gimbal karena konon anak-anak yang berambut gimbal dianggap bisa membawa musibah di kemudian hari, tapi bila diruwat anak-anak itu dipercaya dapat mendatangkan rezeki. Disamping itu, bila anak yang dicukur tidak melakukan ruwatan terlebih dahulu maka rambut yang akan tumbuh setelah dicukur akan tetap gimbal dan lagi anak tersebut bisa sakit-sakitan. Waktu upacara itu sendiri dilakukan berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak) s...
Satu suro adalah awal Tahun kalender jawa ditetapkan oleh Kerajaan Mataram Islam yang bergelar Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo. Raja Mataram yang ke-3, pada masa itu Mataram mencapai puncak kejayaannya. Daerah kekuasaannya waktu itu mencapai hampir seluruh pulau jawa dan Madura. Sultan Agung banyak meninggalkan warisan budaya, salah satunya ialah sistem penanggalan Jawa Islam. Penanggalan ini merupakan percampuran dari penanggalan saka yang berasal dari Hindu-Buddha India, lalu digunakan oleh masyarakat jawa. Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa”. Oleh karena itu, Beliau ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan oleh keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilak...
Tradisi Grebek Suro merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan di kawasan lokawisata Baturaden, Kabupaten Banyumas. Tradisi ini merupakan tradisi untuk menyambut bulan Suro yang dianggap suci oleh masyarakat setempat. Setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas ikut meramaikan dengan menampilkan kesenian khas mereka. Para peserta akan berjalan sambil menampilkan kesenian mereka sampai garis finish yaitu di lokawisata Baturaden. Puncak dari tradisi ini adalah pengunjung saling berebut untuk mengambil apasaja yang ada di nasi tumpeng yang berukuran besar atau biasa disebut gunungan. Pengunjung menganggap mereka akan berkah jika berhasil mendapat hasil dari gunungan tersebut. Saat ini tradisi ini diselenggarakan setiap tahun dan berhasil menjadi acara tahunan yang menarik banyak wisatawan dan media.
Kegiatan Tahunan jamasan pusaka kalibening Desa Dawuhan Banyumas akan dilaksanakan bertepatan dengan tanggal 13 Robiul Awal. prosesi budaya yang menjadi daya tarik wisatawan sebagai pembuka program visit jateng 2013 di kota lama banyumas. dengan ditetapkannya kalibening sebagai desa wisata religi budaya akan menjadi destinasi wisata yang menarik.
Proses pelarungan sesaji atas rasa syukur yang dirasakan nelayan dan warga disekitar pesisir pantai teluk penyu di cilacap jawa tengah kepada yang maha kuasa
Ritual popokan (lempar lumpur) merupakan tradisi sedekah desa untuk menghormati pendiri desa setelah berhasil mengusir harimau dan keselamatan warga setempat. Dengan membawa berbagai sesaji dan replika harimau, ratusan warga Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang mengarak menuju areal persawahan untuk melakukan ritual popokan atau saling lempar lumpur. Tradisi ini sudah dilakukan warga sejak ratusan tahun silam sejak pendirian desa. Ritual ini sebagai wujud syukur atas keberhasilan pendiri desa yang berhasil mengusir harimau yang akan mengganggu warga dengan melempar dengan lumpur. Setelah menyiapkan berbagai sesaji dan melakukan doa, replika harimau yang sudah dipersiapkan dimasukkan ke persawahan untuk dilempar lumpur. Setelah berhasil mengusir harimau, warga kemudian menggelar pesta dengan saling melempar lumpur. Ratusan warga, tua dan muda saling serang menggunakan lumpur. Ada kepercayaan warga setempat bila terkena...