|
|
|
|
Ritual Potong Rambut di Dataran Tinggi Dieng Tanggal 05 Aug 2014 oleh Diyonioctavia . |
Di Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) ada tradisi rutin tiap tahunnya yang sangat menarik yaitu upacara ruwatan cukur rambut gimbal pada anak-anak. Acara tahunan yang cukup terkenal di mancanegara ini berisikan sebuah upacara ruwatan sebelum anak-anak yang berambut gimbal itu dicukur. Menurut kepercayaan setempat diadakannya acara ruwatan ini berkaitan dengan legenda Kyai Kolodete yang merupakan cikal bakal pendiri Kabupaten Wonosobo yang konon selalu mengadakan upacara ruwatan terlebih dahulu sebelum mencukur anak-anak yang berambut gimbal karena konon anak-anak yang berambut gimbal dianggap bisa membawa musibah di kemudian hari, tapi bila diruwat anak-anak itu dipercaya dapat mendatangkan rezeki. Disamping itu, bila anak yang dicukur tidak melakukan ruwatan terlebih dahulu maka rambut yang akan tumbuh setelah dicukur akan tetap gimbal dan lagi anak tersebut bisa sakit-sakitan.
Waktu upacara itu sendiri dilakukan berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak) sedangkan pelaksanaan upacara dihitung berasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang akan diruwat) dengan persiapan khusus seperti tempat upacara dan benda-benda sesaji. Sesaji yang biasanya disiapkan untuk upacara ini sendiri antara lain tumpeng, ingkung ayam (ayam besar utuh), gunting, mangkuk dan air berisi bunga setaman, beras, 2 buah uang, payung, tumpeng putih dengan dihiasi buah-buahan yang ditancapkan, jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut dan permintaan anak yang diruwat. Tempat upacaranya sendiri adalah di Goa Semar yang terletak diarea obyek wisata Telaga Warna.
Acara ruwatan ini mula-mula dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana upacara. Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara pun dimulai. Dengan diiringi bebunyian gamelan sang dukun mulai memandikan anak yang akan dicukur rambutnya. Air yang dipakai oleh sang dukun untuk memandikan anak yang akan dicukur ini sendiri diambil dari mata air yang dianggap bertuah di Dataran Tinggi Dieng. Kemudian setelah dimandikan maka disiapkanlah sesaji-sesaji yang akan dipakai dalam prosesi upacara ruwatannya yakni tumpeng putih dengan dihiasi buah-buah yang ditancapkan, hal ini menggambarkan rambut gimbal. Tumpeng dianggap kepala sedangkan untaian buah-buahan sebagai rambut gimbalnya. Lalu ada ayam kampung yang telah digoreng (bakakak), jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut, dan sebagainya.
Setelah segala sesaji untuk upacara telah lengkap semua maka sang dukun pun memanjatkan doa untuk kemudian mengasapi kepala sang anak yang akan dicukur dengan asap kemenyan yang telah didoakan tadi. Selanjutnya barulah sang dukun memotong rambut gimbal anak tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gimbal lalu mencukurnya satu-satu.
Rambut-rambut yang telah dipotong tadi kemudian dibungkus dengan kain putih dan lalu dilarung ke Telaga Warna atau sungai yang ada di Dieng.
Seiring dengan dilarungnya rambut gimbal ke sungai atau ke Telaga Warna dengan ini maka berakhirlah acara prosesi upacara ruwatan cukur rambut gimbal ini.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |