Adat istiadat rukok panjang adalah tradisi ikatan keluarga dimana anak laki dan perempuan yang masih kecil kecil bahkan belum sekolah pun sudah di rasankan (ikatkan) agar berjodoh pada waktu dewasa nanti, akan tetapi jika tidak berjodoh pun tidak ada sangsi apa-apa, tapi apabila perjodohan dari kecil ini oleh anak anak yang di jodohkan dari kecil tersebut bisa berkelanjutan itu lah harapan dan do’a orang tua mereka masing-masing. Disamping itu budaya ini bertujuan menambah handai taulan dari mempelai laki-laki dan perempuan. Adapun biasanya urutan prosesi rukok panjang adalah sebagai berikut : - Berasan ke keluarga yang putra-putrinya ingin di rasankan - Pihak keluarga putra mengadakan ngida memberikan berupa kelasang sebagai tanda ikatan rasan. Biasanya mengantarkan sekapur sirih, lemang-juada dan perlengkapan untuk putri. Kemudian ada acara yang sangat menarik yaitu pantun bersahut, yang mana putra-putri saling berpantun berbalas-balasan. - Se...
Adat Betulong Gawi ini biasanya dilakukan apabila salah satu keluarga mau melakukan hajatan, atau kenduri baik itu untuk menikahkan anak, acara khitanan atau juga acara persedekahan yang lainnya, dan ini dilakukan oleh keluarga yang ada maksud untuk memnjodohkan anak mereka dengan salaha satu anak dari keluarga yang ada hajatan, dan mereka ini akan datang beramai ramai untuk melakukan pertolongan pekerjaan yang ada di tempat yang mengadakan hajatan.
Upacara adat mandi kasai merupakan salah satu tradisi yang telah berkembang sejak dulu di kalangan masyarakat Kota Lubuklinggau. Tradisi ini di laksanakan pada saat pernikahan antara Bujang dan Dere. Upacara adat ini sebagai gambaran betapa tingginya penghargaan yang di berikan masyarakat terhadap suatu pernikahan. pernikahan dalam pandangan tua-tua adat, tokoh masyarakat dan masyarakat pada umumnya sebagai suatu yang sangat sakral
Upacara ini merupakan ucapan syukur dan doa permohonan pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi kedamaian, keberuntungan, dan keselamatan di dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru. Tradisi Mamu’a Ton’na atau Mamu’a berarti membuka dan Ton’na berarti tahun, bermakna simbolis kaitannya dengan tradisi Mangunsi’n Ton’na atau Mangunsi’n berarti mengunci dan Ton’na berarti tahun. Mangunsi’n Ton’na mengandung pengertian meninggalkan tahun lama, sedangkan Mamu’a Ton’na mengandung pengertian memasuki tahun baru. Kata mangunsi’n dan kata mamu’a berkonotasi pintu/jalan hidup yang menunjuk pada bumi tempat berpijak atau tempat kehidupan manusia dimana ada jalan menuju pada kebaikan dan juga ada jalan menuju kepada kesengsaraan. Upacara adat Mamu’a Ton’na dilaksanakan pada Januari sesudah perayaan Tahun Baru. Puncak acaranya ditandai dengan pemotongan Ampizisa Waca (ketupat raksasa ber...
Ritual ini yaitu jika seseorang/keluarga akan menempati sebuah rumah atau menempati tempat kediaman baru maka orang/keluarga tersebut akan melaksanakan upacara syukuran "Naik Rumah Baru", hal ini dianalogikan dengan bentuk rumah tradisional Minahasa yang berbentuk rumah panggung sehingga untuk memasukinya harus menaiki sejumlah anak tangga.
Pengertian Upacara NAIK AYUN merupakan rangkaian tradisi adat KUTAI dalam menyambut kehadiran anak bayi yang baru lahir. Dimana pada hari pertama dari kelahiran tersebut si anak bayi telah diadzankan dan di iqamahkan di telinga kiri dan kanan si bayi. Ada acara kecil pula terhadap proses pembersihan, pengisian dan penguburan (penanaman) tembuni serta diberi penerangan berupa lampu / obor / pelita / listrik. Kira-kira 5 - 7 hari, terjadi lagi pemutusan tali pusar (Pusat) si bayi yang ditangani secara khusus pula oleh seorang bidan. Pertimbangan faktor kesehatan sang ibu, ekonomi keluarga yang menunjang, maka usia anak antara 15 hari hingga 1 bulan, upacara adat NAIK AYUN ini baru dilaksanakan. Asal Muasal NAIK AYUN Menurut Syariat Agama Islam * Hadist yang diriwayatkan oleh ABU DAUD dari ABU BURAIDAH, artinya : “Kami dimasa jahilliah jika ada salah seorang diantara kami melahirkan seorang...
Tradisi Penegak Jurai adat Rambang ini merupakan sebuah simbol yang sangat bermakna karena merupakan falsafah hidup yang selalu menjadi pegangan masyarakan Tanjung Raman di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat di lihat dari sesajen dan perangkat lainya yang digunakan dalam upacara Tradisi Penegak Jurai adat Rambang yang selalu diperingati setiap tahunnya. Banyaknya makna yang terkandung dalam berbagai perangkat yang digunakan pada prosesi tradisi ini, misalnya : Sirih, Pinang, Ayam, Beras kunyit, dan lain sebagainya. Benda benda ini memberikan pemahaman makna kehidupan yang terkandung didalamnya.
Ini merupakan tarian yang dibawakan oleh golongan tua dan muda pada waktu pesta panen (vunja). Tarian ini ditarikan di tengah sawah, biasanya sampai pagi hari. Tujuan dari tarian ini merupakan ungkapan rasa terima kasih atas keberhasilan panen, sekaligus merupakan hiburan bagi para petani setelah bekerja keras.
Setiap tahun sejak ratusan tahun silam, Festival Jailolo digelar di Halmahera Barat. Sebuah pesta rakyat, ritual adat, sekaligus apresiasi seni membahana dalam denyut nadi ekonomi masyarakatnya yang terus menggeliat. Diantara kemeriahan pesta yang menyeruak, masyarakat Jailolo senantiasa ingin berdampingan bersama alam dan bersyukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah dari bawah laut dan apa yang ditumbuhkan dari tanah dipijak. Bukti kebersahabatan masyarakat Jailolo dengan alam adalah mereka memiliki adat sigofi ngolo, yaitu ritual membersihkan laut dari kotoran tetapi bukan hanya dari sampah duniawi melainkan juga kekotornya batiniah dan niat manusia. Lewat prosesi adat ini, masyarakat adat Teluk Jailolo ingin menunjukan bahwa alam memiliki hak untuk dijaga dan niat hati manusia perlu dibersihkan apabila ingin berpenghidupan di atasnya. Ketika tanggal telah ditentukan dan pagi hari membumbungkan Matahari di birunya langit yang cerah maka ritual...