Tawur, namun bukan tawuran yang diartikan dengan tindakan kekerasan lho ya? Tawur/ Sawur ini dalam bahasa Tegalnya adalah melempar/ menyebarkan sesuatu untuk diambil baik orang maupun hewan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada saat hajatan nikahan atau khitanan. Yang ditawurkan adalah uang koin mulai pecahan Rp. 100 hingga Rp. 1.000 (kadang ada juga yang menggunakan uang kertas yang digulung) yang dicampur dengan beras. Ada yang menggunakan beras biasa, ada juga yang diwarnai dengan warna kuning (kunir). Prosesinya pun tak terlalu rumit, karena warga sekitar biasanya sudah bergerombol sembari menunggu panggilan yang memiliki hajat. Beras dan uang dilemparkan / ditawurkan di kerumunan warga, serta merta warga berebut mengambil uang tersebut. kemudian bagaimana dengan berasnya? Biasanya berasnya menjadi santapan ayam Tradisi ini menjadi salah satu ungkapan rasa syukur pemilik hajat dan ingin membangikan sebagain rezekinya kepada warga s...
Haul Ki Marogan kegiatan rutin diselenggarakan setiap tahunnya, untuk mengenang jasa Asy-Syeikh Kiai H Mgs Abdul Hamid yang lebih dikenal dengan Kiai Marogan. Biasanya kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian haul akbar di antaranya tabligh akbar, doa dan dzikir bersama, festival Mujawadah Syarofal Anam, tapak tilas dakwah Kiai Marogan dan ziarah akbar ke makam Ki Marogan dengan menempuh perjalanan kurang lebih selama 1 jam menggunakan transportasi sungai dengan kapal Tongkang dari masjid Lawang Kidung ke Masjid Kiai Marogan, dan terakhir pelaksanaan puncak Haul Datuk Ki Marogan. Kegiatan utama yaitu napak tilas dari masjid Lawang Kidung ke Masjid Kiai Marogan, dan terakhir pelaksanaan puncak haul malam Sabtu khusus untuk jamaah laki-laki.
Masyarakat kota tegal mempunyai tradisi yang unik setiap harinya yaitu tradisi ngeteh di pagi hari. Sebenarnya tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan orang-orang jepang dan cina. Di kota tegal setiap pagi bapak-bapak bangun lalu langsung menuju dapur untuk membuat teh, cara membuatnya dengan merebus airnya terlebih dahulu, lalu masukkan teh ke dalam poci yang terbuat dari tanah liat, setelah air mendidih, tuangkan air tersebut ke dalam poci lalu aduk menggunakan sendok kemudian tutup, di ujung poci biasanya ditutup menggunakan bungkus teh tadi gunanya agar cita rasa teh pocinya tidak hilang. Adapun cara meminum tehnya begitu unik yaitu dengan cara menyeruput, masyarakat kota tegal meminum tehnya tidak langsung di minum habis melainkan di seruput sedikit demi sedikit. Bukan cuman bapak-bapak saja yang melakukan tradisi ngeteh ibu-ibupun juga melakukan tradisi ngeteh di rumah masing-masing. Teh yang di konsumsi masyarakat tegal merupakan teh asli dari kota teg...
Tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala sampai sekarang masyarakat kota tegal masih tetap melaksanakannya. Tradisi ini dilakukan pada saat bayi berusia satu tahun. Pada usia setahun ibu dari anak tersebut membuat bubur sumsum dan bubur cadil untuk dibagikan kepada para warga. Dan juga menyiapkan buku, kaca, emas, uang, padi, pulpen yang ditaruh di atas piring dengan nasi kuning. Sebelum bubur tersebut di bagikan akan ada serangkaian acara. Acaranya nanti si bayi akan di pangku dengan anggota keluarganya kecuali ibu dan bapak kandung, nanti bayi tersebut di masukkan ke dalan kurungan ayam dengan posisi yang sudah di pangku. Nanti di luar kurungan si nenek dari bayi tersebut memutari kurungan tersebut dengan membawa ceplik dan sambil membacakan doa-doa, setelah itu kurungan di buka lalu si bayi di perbolehkan untuk mengambil barang-barang yang sudah di sediakan ibunya tadi. Barang-barang tadi mempunyai makna tersendiri buku dan pulpen bermakna bahwa nanti kalau bayi...
Salah satu ritual adat yang wajib dihelat Keraton Mangkunegaran adalah malam pergantian tahun baru Jawa atau malam 1 suro. Prosesi acara biasa digelar sejak pukul 7 malam. Sesi Kirab Pusaka menjadi ritual utama dalam acara malam 1 suro. Kirab Pusaka pun ditandai dengan keluarnya 7 pusaka dari dalam istana. Ketujuh pusaka dibawa oleh para abdi dalem dan diapit dengan iring-iringan pembawa ratus atau wewangian. Selama dilangsungkannya prosesi kirab, para peserta dilarang menggunakan alas kaki dan mengeluarkan suara. Kirab pusaka akan memutari istana Mangkunegaran selama 1 kali atau sepanjang 3 kilometer.
Masyarakat nusantara mengenal berbagai tradisi seputar pernikahan, mengingat pernikahan merupakan suatu hal penting dan dianggap sakral dalam siklus hidup manusia, tak terkecuali pada masyarakat Suku Ogan. Suku yang mendiami wilayah dataran tinggi Sumatera Selatan ini mengenal suatu tradisi seputar pernikahan warisan leluhur yang disebut dengan tradisi Pengadangan . Pengadangan adalah tradisi seputar pernikahan masyarakat Suku Ogan, yang dilakukan dengan cara menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan selendang panjang. Untuk bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria dan rombongannya harus memenuhi apa saja yang diminta oleh mempelai perempuan. Pengadangan , selain sebagi bentuk penghormatan, juga dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu pernikahan. Dalam prosesi pengadangan , pihak mempelai laki-laki akan diiringi dengan tetabuhan rebana, sambil tidak lupa membawa berbagai bawaan yang di...
Tradisi ini dilaksanakan pada saat akan melangsungkan pernikahan, tetapi yang melakukan tradisi ini hanya calon pengantin wanitanya saja, calon pengantin pria tidak melakukan tradisi ini. Tradisi mutih dilaksanakan sampai tiga hari, Calon pengantin wanita tidak di perbolehkan makan dengan lauk yang enak, mereka hanya di perbolehkan makan dengan nasi putih dan tahu yg tidak di goreng saja. bukan hanya mutih saja yang dilakukan tetapi calon pengantin tidak boleh di pertemukan satu sama lain, mereka di perbolehkan berkomunikasi dengan menggunakan hp saja tidak boleh berkomunikasi secara langsung. mereka dapat bertemu kembali setelah ijab qobul dilaksanakan. Tujuan mutih oleh calon pengantin wanita supaya bila di rias menjadi cantik jelita atau orang-orang jawa menyebutnya dengan manglingi dan supaya calon pengantin laki-laki menjadi terpesona setelah melihat wajah calon pengantin wanita. Sumber: http://blog.unnes.ac.id/aenunanisastuti/2017/12/03...
Tradisi ini dilakukan oleh wanita yang sedang hamil, yang usia kandungannya tujuh bulan. Biasanya pada usia tujuh bulan anggota keluarganya sudah mempersiapkan rujak buah untuk dibagikan kepada warga sekitar, rujak buah.y sudah berbentuk cair, dengan cara buah-buah seperti kedongdong, bengkuang, mangga muda, jeruk bali di parut terlebih dahulu lalu di masak dengan menggunakan bumbu-bumbu. Setelah matang rujak-rujak tersebut di taruh di cup plastik kecil dan segera di bagikan oleh warga sekitar. Tujuan di adakannya tradisi ini sebagai wujud rasa syukur kepada allah s.w.t karena telah memberi kesehatan pada janin dan ibunya. Sumber: http://blog.unnes.ac.id/aenunanisastuti/2017/12/03/kebudayaan-pada-masyarakat-kota-tegal/
Tradisi ini dilaksanakan pada saat akhir tahun, warga berbondong-bondong membuat gunungan sedekah bumi yang isinya buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah-buahannya seperti pisang, apel, jeruk, mangga, bengkuang, belimbing, jambu air dan sayur-sayurannya berupa terong, kacang panjang, tomat, cabe, timun, pare. Lalu di tengah tengah gunungan tersebut di taruh kepala sapi. Banyak warga yang membuat gunungan sedekah bumi, mereka sangat antusias dalam melaksanakan tradisi tersebut. Lalu gunungan sedekah bumi tersebut di angkut dengan menggunakan kapal-kapal besar, ada banyak kapal yang mengangkut, gunungan sedekah bumi tersebut akan di buang di tengah laut dengan menggunakan kapal-kapal tadi. Bapak-bapak, ibu-ibu serta anak-anakpun diperbolehkan untuk menaiki kapal-kapal tersebut. Setelah kapal-kapal tersebut kembali biasanya di sambut dengan tanggapan orjen-orjen dangdut. Banyak di sekitar pantai yang berjualan, ada yang berjualan pakaian, mainan, makan an dan minuman. B...