Mod Aki Aksa m erupakan rumah adat suku Arfak, mendiami pegunungan Arfak, kabupaten Manokwari hingga teluk Bintuni yang dikenal dengan rumah adat kaki seribu, berbentuk rumah panggung empat persegi panjang, memiliki keunikan tersendiri dengan jumlah tiang-tiang penyokong sangat banyak. Tiang penyokong ini berada di seluruh ruang di bawah rumah. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu yang kokoh dengan tinggi yang beranekaragam, baik tinggi maupun pendek. Rumah yang mendekati ke bagian dalam, tiang-tiangnya semakin tinggi hingga kadang setinggi empat meter. Rumah adat Mod Aki Aksa ini terdiri dari satu lantai yang terbuat dari kayu dan atapnya dibuat dari dedaunan sagu atau jerami. Dengan dinding-dinding yang terbuat dari kulit pohon butska. Sementara atapnya terbuat dari daun pandan, sedangkan lantainya dari belahan nibung atau bambu dibawahnya disokong tiang-tiang. Biasanya rumah ini tertutup tanpa ada jendela dan hanya memiliki pintu depan dan pintu belakang....
Situs ini terletak di desa Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Ditempat ini ditemukan berbagai cap tangan berwarna merah yang terlukis pada dinding-dimding batu di tebing dan gua yang terletak di pinggir laut. Obyek Wisata Sejarah ini dikenal sebagai Situs Purbakala Kokas atau penduduk setempat menyebutnya Situs Purbakala Tapurarang. Karena warna merah pada lukisan cap tangan di tebing tersebut menyerupai warna darah manusia. Masyarakat setempat juga sering menyebut Tapurarang sebagai lukisan cap tangan darah. Untuk mencapai Situs Purbakala Kokas, Dari terminal Fakfak, Anda harus menempuh perjalanan darat menuju Kokas sejauh 50 kilmeter dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Biaya transportasinya hanya sebesar Rp 25.000 per orang, sekali jalan. Tiba di Kokas, perjalanan masih harus dilanjutkan menggunakan longboat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Jika air sedang pasang, Anda bisa naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dek...
Pulau Owi memiliki peran yang sangat strategis dalam Perang Dunia II bagi tentara Sekutu untuk mengalahkan Jepang di wilayah Pasifik dan Asia Tenggara. Bermodalkah nilai sejarah yang sangat besar inilah, maka tidak berlebihan maka Pulau Owi menjadi titik utama pariwisata di masa yang akan datang. Dengan keindahan alam lautnya yang sangat mempesona Pulau Owi ini dikelilingi oleh 3 Taman Laut yakni Padaido , Pulau Rani-Mapia dan Pulau Meos Indi . Dengan demikian Pulau Owi merupakan tempat Wisata Sejarah sekaligus sebagai tempat Wisata Budaya di daerah Papua. http://www.adatnusantara.web.id/2017/08/peninggalan-sejarah-di-provinsi-papua.html
Tempat ini bernama Mansinam . Mungkin sebagian dari kita asing dengan nama ini. Namun jangan salah, tempat ini merupakan sebuah tempat yang telah mendunia. Bukan hanya karena keindahannya, latar sejarah juga menjadikan Mansinam sebagai salah satu tujuan dari wisata religi umat Kristen Protestan di seluruh dunia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Papua Barat. Letaknya sekitar 6 Km dari Manokwari. Untuk mencapai pulau ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit menggunakan speed boat . Setiap tahun pada tanggal 5 Februari, ribuan orang dari penjuru Papua datang ke tempat ini untuk mengadakan perayaan memperingati kedatangan Ottow dan Geissler. Siapakah Ottow dan Geissler? Dua orang berkebangsaan Jerman ini tiba di Pulau Mansinam dengan membawa misi penyebaran injil. Namun saat itu, suku yang mendiami Pulau Mansinam bersikap tertutup terhadap orang asing yang datang. Ottow dan Gaissler tidak menyerah. Mereka terus berjuang untuk menyebarkan Kris...
Raja Ampat berarti “Empat Raja”, julukan yang berasal dari abad ke 15 yaitu ketika salah satu Sultan Islam dari Tidore menunjuk 4 raja lokal di Waigeo, Batanta, Salawan, dan Misool. Kemudian 4 pulau itu menjadi wilayah administrative Provinsi Papua Barat dan Waigeo menjadi ibukota Kabupaten Raja Ampat.Peradaban kuno di Raja Ampat dapat ditemukan di beberapa peninggalan sejarah seperti misalnya lukisan dinding batu di beberapa gua di Pulau Misool.Lukisan dinding batu kuno inidiperkirakan dilukis pada 2000 tahun yang lalu. Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia. Kabupaten yang memperingati Hari Ulang...
Pulau Dum atau Doom adalah salah satu pulau dekat Sorong, Papua Barat. Pulau ini memiliki riwayat perjalanan sejarah yang panjang dalam peradaban manusia modern sejak lama da telah masuk dalam peta Kolonial Belanda pada abad ke-19. Pulau ini termasuk sebagai wisata sejarah di kawasan Papua dan memiliki pesona alam yang sangat indah. Jejak peninggalan sejarah dari Kolonial Belanda dan Tentara Jepang pun masih bisa kita lihat di Pulau Doom ini. Dan pagi wisatawan penikmat wisata sejarah, tempat ini sangat mengasyikan, Suasana kolonial Belanda yang terdapat di Pulau ini membuka sebuah fantasi kita untuk ikut tenggelam dalam nuansa zaman dahulu. http://www.adatnusantara.web.id/2017/08/peninggalan-sejarah-di-provinsi-papua.html
Siapapun tak mengira, Biak di Kabupaten Biak Numfor ini, menyimpan situs sejarah Perang Dunia II yang cukup mistis. Situs sejarah itu berupa dua buah gua alami yaitu Gua Binsari dan Gua Jepang Lima Kamar. Gua ini punya cerita ngeri tentang perang antara tentara Jepang dengan tentara Sekutu. Ternyata Gua Binsari ini memiliki lorong yang tembus hingga Gua Jepang Lima Kamar di tepi pantai yang menghadap ke Samudera Pasifik. Menurut warga lokal, Binsari berarti perempuan tua. Konon dahulu, ada nenek-nenek di gua ini. Setelah Jepang datang, nenek itu menghilang entah ke mana. Makanya kenapa gua ini dinamakan Gua Binsari. http://www.adatnusantara.web.id/2017/08/peninggalan-sejarah-di-provinsi-papua.html
Yarweser merupakan kampung terpencil dari beberapa Kampung di sekitar Batanta Utara Kabupaten Raja Ampat. Rumah tradisional dari bahan lokal yang tersusun rapi dan menginpirasi wisatawan untuk menginap berlama-lama di tempat ini. https://twitter.com/PuBudaya
Amah Ora artinya rumah kebun dalam bahasa daerah Maybrat. Amah Ora nampak seperti rumah kaki seribu, karena memiliki banyak tiang kaki yang menopang rumah ini. Amah Ora sendiri bertujuan untuk melindungi masyarakat yang berlindung di dalamnya. https://twitter.com/PuBudaya