Museum Tenun Ikat , Ende, Flores Plaats: Ende, Flores Provincie: Nusa Tenggara Timur Land: IND Type organisatie: Museum Postadres: Museum Tenun Ikat Jl. Ir Soekarno Kota Ratu Ende Selatan Ende, Flores tel: +62 381 23945...
Museum Verheijen Provincie: Nusa Tenggara Timur Land: IND Type organisatie: Museum Postadres: Museum Verheijen Kabupaten Manggarai Elar Informatie: P. Jilis Verheijen SVD, antropolog dan pakar linguistik adalah yang pertama kali membagi...
Museum 1000 Moko , Kalabahi, Alor Plaats: Kalabahi, Alor Provincie: Nusa Tenggara Timur Land: IND Type organisatie: Museum Postadres: Museum 1000 Moko Jln. Diponegoro 85818 Kalabahi, Alor...
Bukan hanya makhluk hidup saja yang memiliki pasangan, rumah adatpun juga punya lho Berwisata ke Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), tentu menjadi pilihan yang tepat. Betapa tidak, di Kabupaten yang berbatasan laut dengan Kota Dili, Timor Leste itu menyimpan begitu banyak panorama alam yang menarik. Selain potensi baharinya yang memesona, Kabupaten Alor mempunyai sebuah kampung tradisional yang dihuni oleh 13 kepala keluarga Suku Abui. Kampung tradisional tersebut bernama Takpala, yang berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut. Kampung tradisional itu sudah menjadi aset wisata dan dianggap sebagai cagar budaya yang dilindungi dalam peraturan daerah Kabupaten Alor. Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, atau sekitar 30 kilometer untuk mencapai kampung yang terletak di atas lereng bukit. Di kampung ini, terdapat 15 buah rumah adat tradisional atau rumah lopo Suku Abui. Selain itu, ada 13 kepala keluarga ata...
Kubur Nggerang terletak di Desa Ndoso Kecamatan Ndoso Kabupaten Manggarai Barat. Kubur ini merupakan peristirahatan terakhir bagi Wela Loe. Menurut penuturan masyarakat lokal, Wela Loe adalah seorang gadis di daerahnya. Kecantikannya tidak tertandingi oleh siapa pun. Dia menjadi primadona dan menjadi rebutan raja Todo dan raja Bima untuk dijadikan permaisuri. Kedua Raja tersebut tidak ada yang mau mengalah, dan jalan tengah yang diambil adalah menghabisi nyawa Wela Loe. Kulit perutnya diambil untuk dijadikan gendang yang disebut Gendang Loke Nggerang dan sampai saat ini gendang tersebut masih tersimpan baik di Rumah Adat Todo di Kecamatan Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai. Saat ini kuburan Nggerang sudah dibangun pelindung berupa rumah permanen. https://wisata.manggaraibaratkab.go.id/listing/kubur-tua-nggerang/
Rumah adat Pacar Pu’u adalah salah satu rumah adat orang manggarai yang masih eksis. Tak jauh dari rumah adat ini terdapat sebuah goa yang dulunya dijadikan benteng perang dengan nama Benteng Tinggil, dimana masih terdapat beberapa senjata kuno peninggalan masa perang dan salah satu pahlawan lokal Manggarai yang berasal dari daerah ini sangat terkenal menentang penjajahan bernama Macang Pacar, kini namanya diabadikan sebagai nama kecamatan untuk mengenang sekaligus sebagai penghargaan atas jasahnya dalam menentang penjajahan. https://wisata.manggaraibaratkab.go.id/listing/rumah-adat-pacar-puu/
Benteng Kota Mutin Benteng Kota Mutin merupakan sebuah benteng tua yang terletak dilereng gunung Lakaan, tepatnya di kawasan desa Lakanmau Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur. Benteng tersebut diperkirakan dibangun pada masa penjajahan Belanda atau Portugis, namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Menurut tulisan dalam blogger milik Pater Publius Meinrad Buru Berek, SVD seorang pastor asal Fatubesi, Lahurus Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu, yang berjudul Informasi Mengenai Benteng Kota Mutin di Lereng Gunung Lakaan , yaitu: INFORMASI` MENGENAI BENTENG KOTA MUTIN DI LERENG GUNUNG LAKAAN(di dekat Lahurus, Kabupaten Belu, Timor Barat-Indonesia) Di atas bukit Kota Mutin (di lereng Gunung Lakaan) masih terdapat sisa-sisa dari satu benteng dengan dua buah meriam. Penduduk di sekitar daerah itu mengenalnya dengan nama „benteng Kota Mutin“. Bukit itu juga disebut „kota Mutin Ren“ dalam bahasa tetun, yang berarti „bukit tempat perkampungan orang kulit putih“....
Benteng Ranu Hitu (Benteng Tujuh Lapis) Benteng Ranu Hitu (Benteng Tujuh Lapis) merupakan sebuah benteng tua yang terletak di desa Dirun Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur pada titik koordinat 51 L729239, 8992108 UTM (Pintu masuk) dan ketinggian 1.200 MDPL. Benteng ini bernama Benteng Ranu Hitu atau yang biasa dikenal orang-orang lokal sebagai Benteng Lapis 7, karena berada di atas bukit Makes maka benteng ini juga sering disebut dengan Benteng Makes. Benteng ini adalah benteng utama Kerajaan Dirun pada waktu itu, benteng perang tradisional di pedalaman yang pada saat itu di Timor masih sering terjadi perang antar suku. Menurut cerita masyarakat setempat Benteng Ranu Hitu/Makes sudah ada sebelum penguasaan Portugis dan beberapa kali berpindah tangan sampai akhirnya dijaga oleh 3 pahlawan lokal dai 3 suku lokal yaitu suku Loos, suku Sri Gatal, dan suku Monesogo. Benteng ini dulu merupakan tempat para pahlawan, atau yang biasa disebut Meo. Di benteng ini biasanya me...
Masyarakat Alor memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya tercermin dalam arsitektur rumah adat Takpala. Rumah adat ini memiliki atap yang mengerucut seperti segitiga, mencirikan keunikan khas Pulau Alor. Rumah Takpala sering digunakan sebagai tempat berkumpul bagi masyarakat setempat, memperkuat hubungan sosial dan budaya di antara mereka. Pulau Alor sendiri merupakan kawasan dengan sumber daya arkeologi yang kaya, terutama dari masa prasejarah, termasuk tinggalan seperti misba, menhir, rumah adat, dan moko, yang semuanya memiliki nilai historis yang penting untuk dilestarikan. Kampung adat Takpala berada di Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung tradisional ini terdiri dari 16 kepala keluarga, yang mencakup laki-laki, perempuan, anak-anak, dan lansia. Kampung ini merupakan tempat tinggal leluhur suku di Kabupaten Alor, dengan beberapa keluarga masih memilih untuk tinggal di kampung ini, sementara lainnya memilih tinggal di luar kamp...