72 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Lalep
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

rumah keluarga di samping uma yang diisi oleh pasangan dengan status pernikahan belum resmi. Sumber: https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-mentawai

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Museum Rumah Adat Baanjuang ‎
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat   Museum Rumah Adat Baanjuang     Jl. Cindur Mato,  Bukit Tinggi Telp      : (0752) 21029   Museum ini didirikan oleh seorang Belanda yang bernama Mr. Mondelar Countrolleur pada tanggal 1 Juli 1935, berbentuk bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki anjuang kiri dan kanan. Hampir semua bahan bangunan masih terlihat ketradisionalannya, seperti atap bangunan dari ijuk, dinding kayu/bambu serta berlantai kayu.   Museum ini didirikan dengan tujuan untuk menghimpun benda-benda sejarah dan budaya Tanah Minang. Dulunya museum ini bernama Museum Bundo Kanduang kemudian sesuai dengan Perda Kota Bukittinggi No. 5 tahun 2005 maka berganti nama menjadi Museum Rumah Adat Baanjuang. Luas bangunannya ialah 2798 m 2 .   Kebanyakan koleksi Museum Rumah Adat Baanjuang ini termasuk dalam kategori etnografi...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Perjuangan “Tridaya Eka Dharma” ‎
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat Museum Tri Daya Eka Darma. Museum ini merupakan salah satu sarana komunikasi antar generasi untuk mewariskan nilai-nilai juang 45. Di museum ini dapat kita saksikan peninggalan sejarah seperti pesawat, senjata, sarana komunikasi serta foto perjuangan sewaktu melawan penjajah Belanda dan Jepang dan lain sebagainya. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian museum ini diprakarsai oleh Brigjen Widodo Pangdam III 17/Agustus salah seorang pimpinan TNI di wilayah Sumatera Barat dan Riau. Museum ini didirikan sebagai sarana komunikasi antara generasi dan sebagai pewaris semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan. Gagasan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Brigjen Soemantoro yang sekaligus kemudian meresmikannya apda tanggal 16 Agustus 1973. Museum ini diberi nama Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma yang artinya tiga unsur kekuatan satu pengabdian. Nama ini bisa dikaitkan dengan falsafah Minang "Tigo Tungku Sajarangan"....

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum dan Perpustakaan Gedung Joang 1945 Sumatera Barat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat   Museum dan Perpustakaan Joang 45 terletak di Jln. Samudera no. 8 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Gedung ini awalnya gedung Konsultan Dagang Jerman. Didirikan tahun 1909 , berfungsi sebagai Kantor Perwakilan Dagang Jerman di pantai barat Sumatera. Ketika Jepang menang di perang Asia Timur Raya dan tanggal 17 Maret 1942 berhasil menguasai Kota Padang. Gedung mereka kuasai dan dijadikan markas serdadu. Setelah kemerdekaan RI, ditempati oleh pasukan Yusuf Ali (Black Cat) sebagai markasnya. Ketika sekutu datang yang diboncengi oleh Belanda, tepatnya pada tanggal 13 Oktober 1945. Pasukan Yusuf Ali (Black Cat) mundur keluar kota dan bergerilya. Melalui perundingan KMB dan penyerahan Kedaultan RI pada tanggal 27 Desember 1949 gedung di jalan Samudera no. 8 ini diserahkan Belanda kepada Residen Sumatera Barat, lalu diserahkan lagi kepada Resimen – IV Tentara dan T...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat   Siapa yang tidak kenal dengan Bung Hatta? Ya, Bung Hatta adalah nama populer dari Muhammad Hatta. Saya rasa semua masyarakat Indonesia (kecuali bocah yang belum sekolah) kenal dengan Bung Hatta atau Muhammad Hatta. Bung Hatta, bersama Seokarno adalah salah proklamator kemerdekaan Indonesia setelah berjuang selama bertahun-tahun melawan penjajahan Belanda. Dalam perjuangan meraih kemerdekaan negara Indonesia, Bung Hatta (dan juga Seokarno dan Sutan syahrir) sering dihukum penjara atau hukum dibuang oleh penjajah Belanda ke berbagai pulau di Indonesia. Bung Hatta pernah diasingkan pemerintah kolonial Belanda ke Boven Digul, papua. Juga ke Pulau Banda Neira, Maluku. Meskipun dihukum dan dibuang ke daerah-daerah yang jauh, semangat dan perjuangan Bung Hatta untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan tidak pernah padam.   Bung Hatta berasal dari Bukittinggi Sumatera Barat. Di kota ini Bung Hatta lahir dan b...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Mande Rubiah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Museum Mande Rubiah Alamat  : Kampung Lubuk Sitepung, Nagari Lunang Kec. Lunang Silaut, Kab. Pesisir Selatan Museum Mande Rubiah atau yang lebih dikenal dengan Rumah Gadang Mande Rubiah, berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka peninggalan Bundo Kanduang (konon di Lunang berganti nama dengan Mande Rubiah) dan benda-benda peninggalan keturunan atau pewarisnya. Sejarah berdirinya museum ini tidak terlepas dari sejarah hijrahnya Bundo Kanduang berserta keluarganya serta pengikutnya sekitar tahun 1520 M dari Pagarruyung ke Lunang. Ratusan tahun keberadaan rumah dan penghuninya ini sengaja disembunyikan untuk memegang amanah yang mereka terima dan harus dirahasiakan secara turun temurun. Barulah sekitar tahun 70an, mulai terbetik berita bahwa di Lunang masih ada keturunan dari Kerajaan Pagarruyung yang disertai dengan peninggalan-peninggalan kerajaan serta terdapat pula makam Bundo Kanduang, dan Tuanku, Puti Bungsu, Cindua Mato dan pengikutnya. Setelah m...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Goedang Ransoem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat   Museum Goedang Ransoem Jl. Abdul Rahman Hakim, Kel. Air Dingin, Kota Sawahlunto – Sumatera Barat Telp      : (0754)   61985 Museum Goedang Ransoem merupakan bekas dapur umum yang dibangun pada 1918, di masa penjajahan Belanda. Dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar dan steam generator (tungku pembakaran) untuk memasak 3900 kg beras setiap hari bagi para pekerja tambang batubara (orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang. Pada zaman Jepang hingga agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala besar masih berlangsung. Sejak 1950-an setelah perang, aktivitas masak-memasak di dapur umum ini mulai menurun. Pada pertengahan 1970-an hingga 1980-an bangunan dapur umum ini dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan dan perumahan karyawan Tambang Batubara Ombilin. Sampai awal 2005 bangunan ini masih dipakai sebagai tempat tinggal o...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Kereta Api Sawahlunto
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat Museum Kereta Api Sawahlunto sangat layak didirikan di bekas kota tambang di wilayah Sumatera Barat ini, karena memang ia memiliki sejarah yang cukup panjang dengan kereta besi. Sejarah yang tidak lepas dengan kegiatan eksploitasi tambang batubara secara besar-besaran di daerah Sawahlunto oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah penemuan kandungan batubara yang mencapai 200 juta ton oleh WH de Greeve pada 1868, Belanda menanamkan modal 5,5 juta golden untuk membangun permukiman dan fasilitas perusahaan tambang batubara Ombilin. Jalur kereta api Sawahlunto – Emma Haven (Teluk Bayur) pun dibangun, memulai sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat. Jalur Pulau Aie (Padang) – Padangpanjang selesai 12 Juli 1891, Padangpanjang – Bukittinggi selesai 1 November 1891, dilanjutkan jalur ke Solok yang selesai 1 Juli 1892. Jalur Solok – Muarokalaban dan jalur Padang – Telukbayur selesai secara bersama...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Kandil Kemilau Emas
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Barat

Sumber : Arsip Museum Provinsi Riau   Museum Kandil Kemilau Emas Alamat  :  Jl. Kijang Bati II / 76, Tanjung Pinang   Museum Kandil Kemilau Emas berlokasi di Desa Wisata Pulau Belimbing Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar. Museum yang diresmikan  pada tanggal 22 Mei 1988 ini berbentuk Rumah Adat    Lontiok Kampar  yang dibangun sekitar tahun 1900 oleh Almarhum Haji Hamid. Haji Hamid merupakan saudagar kaya pada masa dahulunya.  Kini dalam museum ini tersimpan berbagai barang antik koleksi yang memiliki nilai sejarah seperti barang tembikar, alat pertukangan, alat pertanian, alat-alat penangkap ikan, alat-alat kesenian, alat-alat pelaminan, alat-alat perdagangan, alat pesta dan lain-lain. Di samping alat-alat tersebut tersimpan pula dayung perahu dagang terbuat dari kayu yang sangat kuat berasal dari abad ke 18, serta sebuah kompas yang terbuat dari bambu yang dibuat oleh bangsa China karena...

avatar
Roro