Tak diketahui secara pasti kapan bangunan ini didirikan, karena ada dua sumber yang bertentangan. Pertama, Kitab Bustanus Salatin yang menyatakan bahwa bangunan itu didirikan saat pemerintahan Sultan Iskandar Thani (1636-1641). Kedua, cerita rakyat Aceh menyatakan bahwa bangunan itu dibuat saat pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) Bangunan ini terletak di sebelah timur, Jalan Teuku Umar, Kecamatan Neusu, Banda Aceh. Sebuah monumen sejarah yang dipercaya sebagai tanda cinta Sultan terhadap permaisurinya. Dalam Kitab Bustanus Salatin dikatakan, saat pemerintahan Sultan Iskandar Thani (1636-1641), sebuah taman yang sangat indah dibuat di ibukota Kesultanan, dan diberi nama Taman Ghairah. Taman itu dibangun di tanah seluas sekitar 1.000 meter persegi, dan di sana mendirikan dua buah bangunan, Pinto Khop dan Gunongan. Sedangkan menurut cerita rakyat, seorang sultan Aceh memerintahkan perbuatan pengunungan buatan yang dikelilingi taman indah untuk permaisurinya....
Dihiasi relief-relief yang menggambarkan kepahlawanan prajurit-prajurit Kutai Kartanegara dalam perang menghadapi Belanda. Karena menolak untuk memberikan hak-hak istimewa kepada para pedagang Inggris, Pangeran Senopati terlibat perang dengan Inggris. Dia berhasil mengalahkan mereka. Namun saat armada Belanda melakukan pembalasan untuk Inggris, dia dan seluruh prajuritnya terbunih setelah berjuang mati-matian.
Nama Pontianak berasal dari kata kuntilanak, yang konon sering mengganggu orang-orang yang melintasi kampung Batu Layang. Lokasi Istana dipilih melalui penembakan kanon oleh Pangeran Syarif Abdurrahman Algadrie, yang telah memutuskan untuk mendirikan kerajaan di tempat mana bola api menyentuh tanah. Ternyata jatuh di dataran tempat Sungai Kapuas dan Sungai Kapuas Kecil bertemu dengan Sungai Landak. Disitulah didirikan Istana Kadriyah. Meskipun Sultan tidak belajar kebudayaan barat, pintu gerbang Istana Kadriyah dibuat Portugis guna mengantisipasi serangan musuh. Tidak jauh dari Istana, Masjid Jami Pontianak didirikan seluas 40 x 35 meter persegi, tinggi 20 meter dengan atap seperti Pura Meru di Bali. Masjid ini menghadap barat sesuai kiblat. Masjid Jami memegang peranan penting untuk menjadikan Pontianak sebagai pusat pengembangan budaya Islam.
Istana Raja Gowa, sampai saat ini masih ada dan terawat baik. Di situ tersimpan peninggalan-peninggalan kerajaan, dan masih dipakai oleh keluarga raja sebagai tempat mengadakan acara-acara.
Pura ini terletal di desa tembokrejo, kecamatan muncar, kurang lebih 30 km dari banyuwangi. Peninggalan purbakala “umpak songo” serta pelabuhan ikan muncar tidak jauh dari pura agung bambang ini. Pura ini selalu ramai dikunjungi umat hindu dari berbagai daerah, upacara kuningan yang diadakan umat hindu sebagai kemenangan dharma di pusatkan di pura ini.
Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, K ab.Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan. Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Kabut tipis turun dari atas gunung sering muncul mengakibatkan mata tidak dapat memandang Candi Gedongsongo dari kejauhan. Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin. Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 20...
Candi alas purwo adalah tempat wisata religi dan tempat ibadah bagi umat Hindu,terletak di Gumuk Gadung Dusun Pondok asem Desa Kedungasri. Gumuk Gadung masuk areal Teluk Pangpang yaitu teluk yang mempunyai keindahan luar biasa, Candi Alas Purwo yang merupakan tempat Wisata Religi yang banyak didatangi orang baik orang hindu dari Bali atau dari Kecamatan Tegaldlimo sendiri dan Juga dari Agama lain yang ingin bersemedi di Candi Alas Purwo.
Lamin adalah yang di kenali sebagai balai adat. penyebutan nama lamin sendiri tidak di kenal dalam bahasa kenyah. dalam bahasa kenyah sendiri hanya di kenal dengan sebutan Uma' dan Amin(rumah) . Kemungkinan nama Lamin itu sendiri awalnya dari kata Amin . sedangkan rumah panjang untuk tempat tinggal di sebut uma' dado'(rumah panjang). Balai adat biasanya suku kenyah menyebutnya Amin Bio' ( rumah besar/balai adet). Selain itu juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang adat milik bersama. Rumah yang mereka tempati seperti rumah panggung, dengan tinggi dari permukaan tanah sekitar 30-50cm. Ukuran rumah biasanya sekitar 6x12m atau 5x10m. Terdapat 2 atau 3 kamar, dinding menggunakan kayu katan ludang. Tiang ruamh menggunakan kayu ulin, diameter sekitar 15-20cm. Atap rumah menggunakan kayu yang disebut sirap, atau daun-daunan. Kamar mandi dan dapur terletak dibelakang rumah. Di Lekaq Kidau, lamin memiliki...
Dalam bahasa Dayak Benuaq, lamin berarti Lou, disebut rumah panjang karena ada yang mencapai puluhan meter hingga ratusan meter panjangnya. Lamin dibuat berdasarkan kebutuhan penghuninya. Semakin banyak penghuni lamin, maka akan semakin panjang lamin itu dibuat. Lamin di Pondok Labu memiliki panjang sekitar 36 meter dan lebar 10 meter. Lamin utama memiliki panjang sekitar 25 meter. Tinggi lantai lamin dari permukaan tanah 2 meter, dengan jumlah kamar 6 kamar tidur. Dilengkapi dengan 2 dapur dan 2 kamar mandi yang terletak dikiri kanan lamin. Lamin ini bangunan asli yang dibangun orang Dayak untuk digunakan sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul, dan tempat melakukan aktifitas komunitasnya (Haris Sukendar dkk, 2006:94-95). Didepan lamin terdapat 8 tiang belontak yang merupakan tiang berukir yang dipergunakan sebagai tempat mengikat hewan yang akan dipersembahkan dalam upacara adat, seperti kerbau. Didepan lamin juga terdapat balai untuk meletakkan...