2.292 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Permainan Tradisional Jamuran
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Permainan Jamuran juga berasal dari Jawa Tengah. Dimainkan oleh banyak anak dengan salah satu berada di tengah, sedangkan sisanya membentuk lingkaran dan berjalan mengelilingi si anak tersebut sambil bernyanyi “Jamuran! Jamuran! Ndoge getok, jamur gajeh mbejijeh sak oro – oro, sira badhek jamur opo?” Setelah selesai lagu, maka anak – anak yang berjalan berkeliling harus berhenti dan duduk. Anak yang berada di tengah akan memilih jenis jamur apa. Biasanya mereka akan memainkan jamur bunga, jamur pedang, dan lain – lain.   sumber :https://thegorbalsla.com/permainan-tradisional/

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Bubungan Tinggi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Selatan

Rumah Bubungan Tinggi Rumah adat Bubungan Tinggi merupakan satu tipe rumah tradisional yang berada di Kalimantan Selatan. Memiliki atap yang menjulang tinggi, rumah adat ini awalnya adalah rumah kesultanan di Kalimantan Selatan. Seiring berjalannya waktu, banyak rumah warga yang meniru gaya bangunan tersebut. Perlu diketahui, Rumah Bubungan Tinggi adalah satu dari sebelas tipe rumah tradisional yang berada di Kalimantan Selatan. Sejatinya, fungsi rumah tradisional ini untuk tempat tinggal kesultanan, tetapi kini telah menjadi ciri khas bangunan rumah penduduk daerah Banjar. https://www.silontong.com/2018/08/16/5-rumah-adat-kalimantan-selatan-gambar-keunikan-dan-penjelasannya/

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Ba’anjung Gajah Baliku
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Selatan

Rumah Ba’anjung Gajah Baliku Rumah Ba’anjung Gajah Baliku merupakan salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Rumah adat ini pada zaman Kesultanan Banjar digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja, yaitu para keturunan garis utama/pertama atau bubuhan para gusti. Jadi rumah ini hanya dihuni oleh para calon pengganti Sultan jika terjadi sesuatu terhadap Sultan. Rumah tradisional tipe ini memiliki kemiripan dengan Rumah Bubungan Tinggi, tetapi ada sedikit hal perbedaan yaitu pada Ruang Paluaran (ruang tamu). Atap Rumah Gajah Baliku memakai konstruksi kuda-kuda dengan atap perisai (disebut Atap Gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap Pisang Sasikat (atap sengkuap). https://www.silontong.com/2018/08/16/5-rumah-adat-kalimantan-selatan-gambar-keunikan-dan-penjelasannya/

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Gajah Manyusu
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Selatan

Rumah Gajah Manyusu Rumah adat Kalimantan Selatan yang satu ini bernama Rumah Gajah Manyusu. Rumah ini mempunyai ciri pada bentuk atap limas dengan hidung bapicik (atap mansart) pada bagian depannya. Anjung mempunyai atap Pisang Sasikat, sedang surambinya beratap Sindang Langit. Dulu, tubuh bangunan induk rumah adat Gajah Manyusu ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai buntung yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Hidung Bapicik. Atap perisai buntung ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Dalam perkembangannya kemudian Rumah Hidung Bapicik yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan ataupun bisa juga pada kedua – duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini...

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Tadah Alas Suku Banjar
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Selatan

Rumah Tadah Alas Rumah Tadah Alas ialah salah satu rumah tradisonal suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah Tadah Alas merupakan pengembangan dari Rumah Balai Bini yaitu dengan menambahkan satu lapis atap perisai sebagai kanopi paling depan. Atap kanopi inilah yang disebut “tadah alas” sehingga rumah adat ini dinamakan rumah Tadah Alas. Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Tadah Alas ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Gajah. Atap di bagian depan ini kemudian ditumpangi lagi dengan sebuah atap perisai juga. Atap perisai tumpang ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Tadah Alas. Dalam perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang yang sudah ditambahi atap perisai tumpang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu si...

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Palimbangan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Kalimantan Selatan

Rumah Palimbangan Rumah adat Palimbangan merupakan salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Di zaman Kesultanan Banjar rumah Tipe ini digunakan sebagai hunian para tokoh agama (Islam) dan para Alim Ulamanya. Bumbungan atap rumah Palimbangan pada rumah induk memakai atap pelana dengan tebar layar yang disebut Tawing Layar. Kebanyakan rumah Palimbangan tidak menggunakan Anjung. Namun jika memakai Anjung maka atapnya juga menggunakan atap Pelana dengan Tawing Layar menghadap ke depan. Pada teras/emper depan ditutup dengan atap sengkuap (atap lessenaardak) yang disebut atap Sindang Langit. Kini atap teras yang disebut Atap Sindang Langit ini melebar ke emper samping sampai di depan Anjung membentuk atap jurai luar (disebut Jurai Laki) pada ujung sudut-sudut atap empernya. Fungsinya, Rumah Palimbangan diperuntukkan bagi golongan saudagar besar atau ulama pedagang. Biasanya Rumah Palimbangan berukuran leb...

avatar
Roro
Gambar Entri
Watu Kelir, Gerbang Masuk Kompleks Percandian Dieng
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Watu Kelir adalah istilah lokal untuk menyebut struktur dinding batu pada tebing bukit yang terletak di sebelah kiri jalan masuk ke Dataran Tinggi Dieng dari jurusan Wonosobo. Disebut watu kelir (tirai batu) karena dindig ini tersusun dari balok-balok batu yang membentuk dinding seperti sebuah tirai yang tinggi dan rapi. Peninggalan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan peninggalan-peninggalan di Dataran Tinggi Dieng, karena Watu Kelir merupakan gerbang masuk menuju kompleks Percandian Dataran Tinggi Dieng. Berbeda dengan sekarang, yang dapat disaksikan sebagai jalan masuk ke tempat ini adalah jalan aspal yang membelah bukit dari jurusan Wonosobo. Semua jenis kendaraan bermotor dengan mulus dapat memasukinya. Pada jaman dahulu, orang harus berjalan kaki dari arah Tuk Bima LUkar mendaki bukit dan turun melalui tangga batu yang ada pada Watu Kelir Tersebut. Dapat dibayangkan betapa susahnya orang untuk memasuki kompleks Dataran Tinggi Dieng. Semua itu merupakan sebuah ra...

avatar
Dhimas_ferdhiyanto
Gambar Entri
Gambaran Singkat Zonasi Kawasan Situs Candi Dieng
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyebutkan bahwa  salah satu cara perlindungan adalah dengan menerapkan sistem  zonasi. Dengan kata lain pada sebuah kawasan diatur ruang-ruang yang terdiri atas zona inti, zona penyangga, zona pengembangan, dan zona penunjang. Khusus untuk konsep penyusunan zonasi di Kawasan Candi Dieng didasarkan pada konsep kosmologi pada masa Indonesia-Hindu berlaku dalam pemilihan lokasi pendirian bangunan candi. Berikut adalah Sistem Zonasi Kawasan Dieng. Z ona I nti meliputi area di mana bangunan cagar budaya berada ditambah 4 meter dari batas situs. Batas situs yang dimaksud adalah batas asli bangunan biasanya berbentuk pagar atau pondasi pagar yang terbuat dari batu. Dalam hal ini dapat disebutkan bahwa zona inti di kawasan candi Dieng ini terdiri atas zona inti Kelompok Candi Arjuna, Zona inti Kelompok Candi Gatutkaca, zona inti Candi Dwarawati, zona inti Candi Setyaki, zona inti Candi Bima, dan zona inti kelompo...

avatar
Dhimas_ferdhiyanto
Gambar Entri
Tuk Bima Lukar, Tempat Membersihkan Diri Sebelum Pemujaan
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Sebelum memasuki dataran tinggi Dieng, pengunjung akan meleewati Tuk Bima Lukar. Tuk Bima Lukar menurut bahasa Jawa adalah mata air. Sedangkan Bima Lukar berarti Bima sedang membuka pakaiannya. Hal ini mengingatkan sebuah cerita pewayangan pada masa Pandawa dan Kurawa ketika mereka masih remaja. Ketika guru mereka, pendeta Durna ingin mandi, ia minta kepada mereka untuk membuat sungai untuk mandi. Pandawa dan Kurawa bekerjasama membuat sungai itu untuk mandi. Tetapi rupanya Bima bekerja sendiri. Ia membuka pakaiannya (Lukar: bahasa Jawa) dan menggunakan kemaluannya untuk menggali sungai itu. Tuk Bima Lukar sebenarnya merupakan sebuah mata air, yaitu mata air Sungai Serayu. Sungai ini melewati daerah Banyumas dan disana telah menjadi sungai yang besar. Cerita mengenai Bima adalah merupakan sebuah cerita pewayangan dan digunakan oleh warga masyarakat untuk menamai mata air ini. Mata air ini sendiri merupakan peninggalan pada masa Hindu dan berkaitan dengan Kompleks Percandian...

avatar
Dhimas_ferdhiyanto