Indonesia dikenal sebagai negara dengan suku bangsa terbanyak di dunia, menurut sensus BPS tahun 2010 total ada 1.340 suku di Indonesia. Dari banyaknya dan beragamnya suku bangsa di Indonesia, tentu saja masing-masing dari mereka memiliki simbol atau ciri khas yang sangat melekat. Salah satu bentuk simbol atau lambang dari suatu budaya seringkali dituangkan dalam bentuk gaya arsitektur bangunan. Dalam artikel ini akan dibahas tentang Gaya Arsitektur Sunda yang memiliki ciri khas dan filosofi yang sangat 'Go Green'. Sejak zaman dulu, Orang Sunda dikenal sebagai suku yang berorientasi terhadap alam, segala sesuatu yang diambil, diolah, digunakan semuanya dari alam, dan harus dikembalikan ke alam. Filosofi ini tercermin dari Bentuk/Gaya Arsitektur Sunda yang seluruh bagian bangunannya berasal dari alam. Rumah Adat Sunda umumnya berbentuk rumah panggung dengan umpak(alas) batu, tiang-tiang kayu, dinding bilik bambu, lantai papan, dan atap yang terbagi dua yaitu : suhunan pa...
sumber foto : https://services.sportourism.id/fileload/tandon-ciater-tangerang-selatan001jpg-aQwH.jpg?q=75 Merupakan salah satu destinasi ekowisata di Kota Tangerang Selatan, Tandon Ciater memiliki fungsi utama sebagai penampung air dengan luas wilayah hingga 7 hektar, hal ini guna menanggulangi banjir. Pemerintah Kota Tangerang Selatan sendiri mengatakan tujuan pembangunan tandon ini dimaksudkan untuk mengurangi aliran debit air ke Kali Angke, sehingga pembangunannya mendapatkan dana hibah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penampung air dengan daya tampung mencapai 120.000 m 3 ini juga memiliki manfaat yang penting untuk warga sekitar, yaitu sebagai persediaan air bersih dan pembuka lapangan pekerjaan untuk bidang pariwisata. Beralamatkan Jl. Widya Kencana, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, tandon ini menjadi tempat wisata yang cukup unik untuk melepas lelah di tengah hiruk-pikuk perkotaan. Dengan belum adanya biaya tiket masuk, pengunjung...
Menurut beberapa artefak-artefak yang ditemukan, Kota Depok telah dihuni sejak masa prasejarah. Namun, hingga abad 19 Depok masih menjadi Kota Depok masih menjadi kota yang terisolasi. Kota Depok mulai berkembang saat pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun jalur kereta api yang menghubungkan Buitenzorg (Bogor) dengan Batavia (Jakarta) untuk memudahkan pengangkutan barang hasil bumi. Hal ini membuat pejabat di Kota Depok pada saat itu mengadakan kesepakatan dengan pihak Belanda agar setiap kereta yang lewat diharuskan untuk berhenti terlebih dahulu di stasiun kecil di daerah Depok. Dari sinilah mobilitas masyarakat Depok dapat semakin meningkat karena adanya transportasi yang menunjang ke arah pusat atau Batavia. Kereta api yang awalnya digunakan untuk kepentingan Belanda pun dapat membantu ekonomi masyarakat Kota Depok saat itu. Stasiun ini beralamat di Jl. Stasiun, Depok, Pancoran MAS, Jawa Barat 16431. Sebagai salah satu stasiun kereta tertu...
Jika kalian mencari suasana perkampungan tradisional Minangkabau yang masih asli, silahkan berkunjung di Saribu Rumah Gadang. Letaknya di Kabupaten Solok Selatan, kira-kira 150 km jaraknya dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat. Saribu Rumah Gadang. Saribu dalam bahasa Indonesia artinya seribu. Rumah Gadang sendiri adalah rumah tradisional khas Minangkabau. Namun bukan berarti kawasan saribu rumah gadang punya beribu-ribu rumah tradisional, melainkan hanya sekitar 170 bangunan dan hanya setengah yang masih terawat. Kawasan Saribu Rumah Gadang adalah peninggalan dari kerajaan di Solok Selatan pada masanya, bernama Sungai Pagu. Kawasan tersebut semakin terkenal karena banyak perfilman indonesia yang memilih Saribu Rumah Gadang sebagai latarnya. Karena keunikan model bangunannya, kawasan ini sangat artistik. Tak heran juga semakin banyak pengunjung yang datang dan mengabadikannya dengan berfoto. Jika kalian ingin bermalam disana, tak usah kha...
Rumah Pejagalan Hewan (RPH) Cimahi yang terletak di Jalan Sukimun, Baros, bukanlah sekedar RPH. Rumah jagal hewan ini sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Dibangun pada masa penjajahan Belanda oleh perusahan Jenne & Co, importir daging sapi Australia dan bawang putih. Pada jaman Belanda, Rupah Pegajagalan Hewan (RPH) yang terletak di Cimahi ini disebut dengan sebutan Abattoir Tjimahi, yang artinya adalah Rumah Jagal dalam bahasa Belanda. Abattoir ini memiliki sistem pemotongan ternak yang lebih efektif, bersih dan praktis dibandingkan sistem pemotongan yang telah ada sebelumnya. RPH ini memiliki kapasitas pemotongan 10 hewan per-hari. Daging hasil pemotongan di Abattoir Tjimahi ini kebanyakan disalurkan ke barak-barak tentara KNIL. Pada saat itu Cimahi masih menjadi wilayah Garnisun Militer yang merupakan pusat komando pengendalian pasukan dan mobilisasi pasukan tempur. Saat ini, Rumah Pejagalan Hewan (RPH) Cimahi sudah tidak lagi beroperasi untuk memotong hewan....
Monumen yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman atau tepat di seberang Markas Besar TNI AD Kodam VI Mulawarman ini memiliki tinggi sekitar 20 meter. Terdapat dua sejarah dari bangunan tersebut, pertama adalah usaha penghalangan oleh masyarakat Balikpapan atas kedatangan pasukan tentara Belanda yang memasuki daerah Pantai Klandasan Ilir. Peristiwa kedua adalah terjadinya pembantaian besar-besaran oleh tentara Jepang terhadap serdadu Belanda untuk memperebutkan sumur Mathilda. Selepas peperangan, sumur Mathilda direbut kembali oleh masyarakat Balikpapan. Dari peristiwa ini, maka dibangunlah monumen ukiran batu dengan bentuk tentara Indonesia bersama masyarakat Balikpapan mendirikan bendera merah putih yang melambangkan perjuangan rakyat Balikpapan. Selain dari sejarah, di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) ini pengunjung juga bisa melihat keindahan matahari terbenam (sunset) karena lokasinya yang terletak di pinggir pantai, dengan duduk santai ngo...
MASJID AGUNG SEMARANG atau yang akrab disebut Masjid Kauman Semarang, sebagai masjid tertua di kota Semarang- ibukota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan sejarah berdirinya kota Semarang. Masjid yang kini telah menjadi cagar budaya dan harus dilindungi menjadi kebanggaan warga Semarang karena bangunannya yang khas, mencaerminkan jatidiri masyarakat pesisir yang lugas tetapi bersahaja. Seperti halnya pada masjid-masjid kuno di pulau Jawa, Masjid Agung Semarang berada di pusat kota (alun-alun) dan berdekatan dengan pusat pemerintahan (kanjengan) dan penjara, serta tak berjarak jauh dari pusat perdagangan (pasar Johar), merupakan ciri khas dari tata ruang kota pada jaman dahulu. Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, Masjid Agung Semarang juga menyimpan cerita yang menarik. Masjid ini nenjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan kemerdekaan bangsa Indonesia secara terbuka hanya beberapa saaat setelah diproklami...
Masjid safinatun najah, terletak di desa dadakan, kecamatan ngabyan, Kota semarang. Masjid ini menjadi daya tarik wisatawan untuk sekedar berfoto atau merasakan indahnya masjid safinatun najah yang berbentuk kapal dan sawah-sawah disekitarnya. Pembangunan masjid ini di danai oleh satu keluarga muslim yang menginginkan agar dibangun sebuah masjid dengan arsitektur bahtera nabi nuh di indonesia. Dibangun pada awal tahun 2015, masjid ini memperkerjakan 40 warga lokal, dinamai masjid safinatun najah yang artinya kapal penyelamat sesuai dengan bentuknya yang menyerupai kapal nabi nuh yang dibuat untuk menyelamatkan kaumnya dari bencana banjir. Pembangunan masjid ini menghabiskan dana lebih dari 5 milyar rupiah, dengan luas lahan 7,5 hektar dan bangunan seluas 2500 meter persegi. Terdiri dari 3 lantai, lantai pertama aula, tempat wudhu dan toilet, lantai kedua merupakkan tempat sholat, dan lantai ketiga perpustakaan, dan juga ada roff top tempat untuk melihat-lihat pemandangan dari...
Klenteng Tiao Kak Sie atau biasa dikenal dengan sebutan Klenteng Dewi Welas Asih terletak di Jl. Kantor No.2, Kampung Kamiran, Cirebon. Klenteng Dewi Welas Asih merupakan salah satu kelenteng tertua di Cirebon, selain Klenteng Talang dan Vihara Pemancar Keselamatan. Klenteng ini dibangun di atas tanah seluas 1.857 m2 dengan luas bangunan sekitar 1.600 m2. Di depan pinggir jalan terdapat penanda Benda Cagar Budaya Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon dengan tahun berdiri 1595. Tahun itu tertulis pada dua buah papan kecil “paai” namanya yang berisi pepatah atau peribasa pendek-pendek akan jadi kehormatan bagi dewa dewa. Semula nama Kelenteng Dewi Welas Asih adalah Tiau Kak Sie. “Sie” artinya rumah orang beribadat (tempat bertapa). “Tio” berarti air pasang (air naik), dan “Kak” berarti bangun dari tidur atau membangunkan atau membawa kepada akal yang benar. Bangunan Kelenteng Dewi Welas Asih yang simetris dengan ornamen naga dalam posi...