Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Utara Sebelum memasuki museum yang terletak di pusat kota Gunungsitoli ini, pengunjung harus membayar tiket masuk dengan tarif Rp 2.500 untuk orang dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Tarif ini sudah termasuk parkir kendaraan yang ada di dalam museum. Dibangun oleh Yayasan Pusaka Nias pada 1995, museum yang berdiri di atas tanah seluas dua hektar tersebut menyimpan 6.000 lebih benda-benda bersejarah suku Nias, mulai dari perhiasan, alat rumah tangga, alat musik tradisional, dan patung-patung. Ada pula replika rumah adat dan kerajinan tangan khas Nias seperti bola nafo (tepak sirih) dengan berbagai motif. Di sini disimpan pula bola nafo ukuran raksasa, 3 meter x 3 meter yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai tepak sirih terbesar di Indonesia. Untuk mengetahui sejarah, makna, dan fungsi setiap benda yang dipamerkan, pengunjung dapat membaca tulisan yang terletak di sisi benda tersebut, tersedia...
Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Utara Di tempat ini, Anda bisa melihat koleksi berbagai jenis binatang yang sudah diawetkan. Namun jangan salah sangka, binatang yang diawetkan ini adalah bintang yang sudah mati, yang awalnya hasil buruan yang dilegalkan, dan hasil sumbangan lembaga, serta dari rekan Rahmat Syah selaku pemilik galeri tersebut. Di Rahmat Gallery ini pengunjung bisa melihat koleksi lebih dari 2.000-an satwa dari berbagai belahan dunia. Museum ini merupakan pertama di Asia Tenggara, dan terbilang lengkap. Berbagai hewan dari penjuru dunia bisa ditemui di museum dan galeri ini. Mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan mulai dari yang biasa kita lihat hingga yang belum pernah ditemui. Ada berbagai jenis burung, hewan mamalia, hewan khas Indonesia, hewan khas Afrika, Kambing Gunung, Komodo, dan berbagai jenis satwa lain ada di sini. museum dan galeri ini menyimpan beragam koleksi mengagumkan yang terdiri d...
Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Utara Gagasan pendirian Museum GBKP (Gereja Batak Kristen Protestan) muncul pada saat perencanaan perayaan jubileum 100 tahun GBKP (18 April 1890-18 April 1990), yaitu peringatan masuknya Injil ke tanah Karo. Museum GBKP dibangun untuk melestarikan materi dan dokumen sejarah masuk dan berkembangnya agama Kristen di tengah orang Karo. Museum GBKP terletak di lokasi retret Taman Jubelium 100 Tahun GBKP. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 30 Juli 1990 bersamaan dengan peresmian Taman Jubelium 100 Tahun GBKP. Pada mulanya museum ini digunakan sebagai sarana penunjang kegiatan retret GBKP. Baru pada 2003 gedung museum diserahkan oleh pengurus GBKP kepada Kepala Biro Museum, Perpustakaan, dan Kebudayaan Karo. Peresmian Museum GBKP dilaksanakan pada 11 Agustus 2007 oleh Gubernur Sumatera Utara Rudolf Pardede. Museum ini mempunyai 143 koleksi, meliputi koleksi etnografi, arkeologi, sejarah, filologi, dan keramik Sumber :http...
Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Utara Alamat : Lubuk Pakam, Kompleks Perkantoran Pemda Deli Serdang Museum Deli Serdang dibangun pada 2001 dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Peresmiannya dilaksanakan pada 12 Agustus 2003. Museum ini berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Seni dan Budaya. Koleksi Museum Deli Serdang antara lain pakaian adat Melayu, Karo, dan Simalungun; alat musik; dan mata uang asing. Museum Kabupaten Deli Serdang terletak di Lubuk Pakam, Kompleks Perkantoran Pemda Deli Serdang, Sumatera Utara. Museum Deli Serdang dibangun pada 2001 dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Peresmiannya dilaksanakan pada 12 Agustus 2003. Museum ini berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Seni dan Budaya. Koleksi Museum Deli Serdang antara lain pakaian adat Melayu, Karo, dan Simalungun; alat musik; dan mata uang asing. Museum Deli Serdang menyimpan beragam tentang sejarah dan buday...
Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Utara Museum daerah Kabupaten Langkat terletak di kota Tanjung Pura. Keberadaan Museum Daerah ini memanfaatkan gedung bekas Kerajaan Sultan Langkat yang didirikan pada tahun 1905. Museum Daerah Kabupaten Langkat ini terletak di Jl. T. Amir Hamzah dan tidak seberapa jauh dari Mesjid Azizi Tanjung Pura. Keberadaan museum ini dalam kiprahnya terus berusaha untuk melengkapi benda-benda khasanah peninggalan sejarah dan juga benda-benda budaya dari beberapa etnis yang ada di Kabupaten Langkat seperti Melayu, Karo dan Jawa. Dengan luas gedung sekitar 1500 m2, terhimpun menyimpan, merawat dan memperkenalkan aneka ragam benda/barang antara lain: benda/barang milik pribadi T. Amir Hamzah, khasanah berbagai peralatan rumah tangga, alat musik, busana, alat permainan tradisonal dan lain-lain, peralatan buda dan miniatur rumah daerah Jawa, Budaya Karo dan juga miniatur rumah adat Karo, peralatan perjuangan pada masa sebelum keme...
Benteng Putri Hijau terletak di Dusun XI, Kecamatan Deli Tua. Kalangan arkeolog menyebutkan, Benteng Putri Hijau dibangun dari tanah mengikuti topografi yang berdekatan dengan sungai dan memanfaatkan kontur tanah dengan kearifan lokal. Di benteng ini banyak di antara pengunjung yang berekreasi untuk mandi sambil menikmmati segarnya air di bekas lokasi pemandian putri raja dari Kerajaan Aru di abad XVI dan XVII itu. https://semuatentangprovinsi.blogspot.com/2017/04/peninggalan-sejarah-provinsi-sumatera-utara.html
Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi adalah kompleks candi Buddha aliran Vajrayana yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan atau berjarak sekitar 400 km dari Kota Medan. Candi ini terbuat dari bahan bata merah dan diduga berasal dari sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang ditaklukan dan menjadi bagian dari mandala Sriwijaya. Memiliki Tiga bangunan kuno yaitu Biaro Bahal I, II dan III. Saling berhubungan dan terdiri dalam satu garis yang lurus. Biaro Bahal I yang terbesar. Kakinya berhiasan papan-papan sekelilingnya yang berukiran tokoh yaksa yang berkepala hewan, yang sedang menari-nari. Rupa-rupanya para penari itu memakai topeng hewani seperti pada upacara di Tibet. Di antara semua papan berhiasan itu ada ukiran singa yang duduk Di Bahal II pernah ditemukan sebuah Arca Heruka...
Rumah Adat Bolon Rumah adat Bolon yang ada di provinsi Sumatera Utara ini biasanya disebut Rumah Balai Batak Toba, dan telah diakui oleh Nasional sebagai perwakilan rumah adat Sumatera Utara. Dilihat dari bentuknya, rumah adat ini berbentuk persegi panjang, termasuk kategori rumah panggung. Dan hampir keseluruhannya bangunannya terbuat dari bahan alam. Rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama-sama. Tujuan rumah panggung adat bolon di buat supaya memiliki kolong rumah. Kolong rumah tersebut digunakan sebagai kandang hewan pemeliharaan masyarakat Batak, seperti babi, ayam, dan kambing. https://www.silontong.com/2018/03/06/rumah-adat-suku-sumatera-utara/
Rumah Adat Karo Rumah adat Karo ini biasanya disebut sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu sendiri memiliki makna sebuah rumah yang dihuni oleh delapan keluarga. Masing-masing keluarga mempunyai peran tersendiri didalam rumah tersebut. Penempatan keluarga-keluarga dalam rumah Karo ditentukan oleh adat Karo. Secara umum, rumah adat ini terdiri atas Jabu Jahe (hilir) dan Jabu Julu (hulu). Jabu Jahe juga dibagi menjadi dua bagian, yakni Jabu ujung kayu dan Jabu rumah sendipar ujung kayu. Biasanya rumah adat ini terdiri dari delapan ruangan dan dihuni delapan keluarga. Sementara dalam rumah adat karo hanya terdapat empat dapur. Masing-masing jabu dibagi menjadi dua, sehingga terbentuk beberapa jabu-jabu. Anatara lain, sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sadapuren lepar ujung kayu. https://www.silontong.com/2018/03/06/rumah-adat-suku-sumatera-utara/