Yangere adalah salah satu alat musik tradisional di Pulau Halmahera. Dinamakan Yangere karena peralatan musiknya dibuat dari kayu yangere. Yangere terdiri dari kasste (bas) dan jup (gitar berukuran kecil). Awalnya musik ini hanya dimainkan oleh para muda mudi desa ketika selesai mengerjakan suatu pekerjaan, misalnya membangun rumah, panen hasil tani, atau pada acara-acara tertentu, seperti acara tahun baru. Lama kelamaan musik ini dimodifikasi menjadi salah satu alat musik tradisisional yang biasa dipentaskan pada acara-acara seremonial maupun acara ritual. Warna musik ini kebanyakan bernuansa suasana perkampungan, seperti suara dari lembah dan gunung. Musik ini dikenal juga sebagai musik country /balada from Halmahera. Sumber: http://warisanbudayaindonesia.info/detail/warisan/2733/Yangere
Suara merdu begitu nyaring terdengar melantunkan lagu-lagu tradisional Ternate. Sejenis alat musik gesek nampaknya sedang dimainkan mengiringi siulan lagu di tengah hari ini. Seorang musisi duduk dengan santainya sambil memainkan alat musik tersebut. Sekilas alat musik ini tampak seperti perpaduan rebab yang berasal dari jawa barat, namun terlihat lebih sederhana dan sedikit lebih kecil. Arababu adalah alat musik asli Maluku yang memang berbentuk seperti Rebab. Menurut beberapa literatur sejarah, alat musik ini berkembang di Maluku setelah dibawa oleh para pedagang Arab jauh sebelum abad ke-16. Pada awalnya, yang dibawa oleh para pedagang Arab ini adalah sama dengan Rebab yang kini kita kenal dalam paduan instrumen gamelan Jawa, namun alat musik tersebut berkembang dengan pesat diantara penduduk lokal dan mengalami modifikasi hingga menjadi Arababu. Arababu merupakan alat musik melodis yang dimainkan dengan cara digesek. Alat musik i...
Bambu Hitada merupakan salah satu alat musik tradisional Maluku Utara . Alat musik ini biasanya dimainkan berkelompok dengan alat musik khas Maluku Utara lainnya. Masyarakat Halmaheralah yang paling sering menggunakan alat musik ini. Alat musik Bambu Hitada diyakini tercipta dari kebiasaan masyarakat Maluku Utara pada zaman dulu yang masih hidup berdampingan langsung dengan alam. Karena dari itu mereka menciptakan alat musik yang terbuat dari Bambu Hitada yang digunakan untuk sebagai hiburan. Tidak hanya untuk hiburan, pada zaman dulu alat musik ini digunakan untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun saat ini sudah tidak dilakukan lagi, karena itu merupakan kebiasaan primitif masyarakat pada zaman dahulu. Dalam memainkannya alat musik Bambu Hitada sangatlah sederhana namun unik, karena cara memainkannya adalah dengan menghentakkan bambu secara bergantian dengan yang lain. Alas tempat dihentakkannya bambu harus dilapisi dengan k...
Cikir merupakan alat musik tradisional Maluku Utara yang terbuat dari bahan yang sangat sederhana yaitu batok kelapa yang di isi biji-bijian. Alat musik ini mirip dengan alat musik Marakas dari Amerika Latin, tidak hanya bentuknya cara memainkannya, pun cara digoyang-goyangkan. Cikir sering digunakan untuk mengiringi alat musik lain contohnya seperti Bambu Hitada. Biasanya para pemain Cikir pada saat memainkan alat musik ini akan diiringi dengan gerakan-gerakan seperti tarian yang akan lebih menghidupkan suasana. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-maluku-utara/#forward
Bila dilihat keistimewaan yang paling dominan adalah bahan dasar pembuatan Alat musik FU sendiri, 100% dapat dikatakan berasal dari hasil alam. Kulit kerang yang dipakai dalam pembuatan Alat musik ini berasal dari Saumlaki, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda. Musik Fu diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting di berbagai masa. (Sumber : http://fungsialat.blogspot.com/2018/02/fungsi-fu-tahuri-alat-musik-dari-maluku-utara.html) Dalam pengklasifikasian masa, FU berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dan staf-staf negeri. Dengan adanya FU, maka komunikasi diantara masyarakat desa terjalin dengan baik. Salah satu contohnya dapat dilihat dalam pemberitahuan/ pengumuman yang diberitakan oleh Marinyo/ pesuruh desa. Marinyo yang merupakan salah satu staf negeri yang berperan sebagai pesuruh, dalam memberitahukan hal-hal penting berupa pemberitahuan, terlebih dahulu meniup FU. F...
Museum Kedaton Sultan Ternate , Ternate Openingstijden: Selasa – Minggu: 08.00 – 14.00 WIT Plaats: Ternate Provincie: Maluku Utuara Land: IND Type organisatie: Museum Postadres:...
Musik Bambu Hitad a adalah merupakan sebuah bentuk pertunjukan seni musik tradisi hasil kreatifitas masyarakat Halmahera di Halmahera Maluku Utara yang berfungsi sebagai hiburan, maupun kelengkapan upacara,seperti upacara perkawinan atau upacara syukuran. Adapun dalam pertunjukan musik bambu hitada menggunakan beberapa alat musik tradisional yang dikenal masyarakat Maluku Utara antara lain bambu hitada sendiri, cikir, juk dan biola tradisional. Bambu hitada sendiri dibuat dari ruas -ruas bambu (biasanya terdiri dari 2 ruas) dengan panjang sekitar 1,75 m. Ruas bambu ini diberi lubang sehingga menghasilkan nada (tone). Antara satu bambu dengan bambu lainnya diberi lubang yang berbeda sehingga menghasilkan nada yang berbeda-beda pula. Agar tampilan bambu hitada ini lebih menarik, maka bagian luar bambu dicat warna warni. Batang bambu dibunyikan dengan cara dibanting tegak lurus di tanah atau bila di atas ubin harus dialas dengan karung goni. S...
Cikir merupakan sebuah alat musik tradisional yang juga digunakan pada pertunjukan musik bambu hitada dari Halmahera Provinsi Maluku Utara. Alat musik cikir ini cukup sederhana, dibuat dari batok kelapa yang masih utuh (bulat) dan didalamnya diisi dengan beberapa batu kerikil. Alat musik tradisional cikir ini dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga benturan antara kerikil dan batok bambu akan menghasilkan bunyi. Alat musik cikir ini juga sering disebut dengan rumba Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/07/3-alat-musik-tradisional-maluku-utara.html
Juk/ Leku Boko adalah alat musik tradisional dari Maluku Utara yang terbuat dari kayu. Juk atau leku boko adalah alat musik petik sejenis gitar. Pada awalnya, senar juk dibuat dari usus kuskus atau kucing hutan.namun saat ini senar juk telah menggunakan empat utas senar dari plastik. Leku boko dimainkan bersama dengan heo (biola bersenar empat). Leku boko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan heo berperan sebagai pembawa melodi. Selain digunakan pada pertunjukan seni musik bambu hitada, alat musik tradisional dari Maluku Utara ini juga digunakan untuk memeriahkan pesta adat, sebagai musik pengiring tarian, lagu-lagu daerah dan pantun. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/07/3-alat-musik-tradisional-maluku-utara.html