Angklung Buncis merupakan Jenis Kesenian tradisional untuk Upacara Turun Mandi dan Gusaran. Upacara Turun Mandi dan Gusaran biasanya dilaksanakan secara bersamaan artinya apabila ada Upacara Turun Mandi yaitu sebelum anak laki-lakinya di khitan maka adiknya/kakaknya yang perempuan melaksanakan Gusaran Turun Mandi ialah upacara memandikan anak yang akan di khitan/disunat dan sebelumnya diarak mulai dari rumah sampai ke tempat pemandian. Dulu sebelum ada kendaraan bermotor/mobil anak yang mau di khitan dan para pengiringnya naik Delman. Di depan Delman/mobil didahului dengan kesenian Angklung Buncis untuk menghibur anak yang akan di khitan . Kesenian ini terdiri dari iringan lagu dengan Angklung dan tabuhan lain seperti Kendang dan Dogdog. Diiringi oleh Penari dan Badut yang memakai topeng berbentuk binatang dan Kuda Lumping. Setelah sampai di tempat pemandian biasanya di Sumur Siuh anak yang akan di khitan akan dimandikan oleh Paraji . Anak yang akan di...
Sapek Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu Gong Gong atau Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.
Triton adalah alat musik tradisional masyarakat Papua. Triton dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat. Awalnya, alat ini hanya digunakan untuk sarana komunikasi atau sebagai alat panggil/ pemberi tanda. Selanjutnya, alat ini juga digunakan sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional. Sumber : http://id.m.wikipedia.org/wiki/Triton_(alat_musik)
Bansi Bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Dibandingkan dengan alat musik tiup lainnya, yang ditemukan di daerah Sumatera Barat , Bansi memiliki nada yang lebih lengkap. Hal ini dapat terjadi karena Bansi mempunyai jumlah lobang nada yang lebih banyak, yaitu 7 buah. Dengan demikian, Bansi dapat menyanyikan lagu-lagu baik yang bersifat tradisional maupun modern. Dilihat dari segi bentuknya, Bansi berukuran lebih pendek daripada Saluang. Panjangnya lebih kurang 33,5 – 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm . Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis). Keunikan Bansi 1 Bansi dapat dibunyikan dengan indah karena kearifan pemainnya dalam mengatur nada. 2. Bansi terkadang dibunyikan berlawanan denan nada suara penyanyinya, terkadang sesuai dengan nada suara penyanyinya. 3. Bansi dapat mengiringi berbagai...
Tahuri adalah terompet yang dikenal oleh masyarakat Maluku yang tinggal di pesisir pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah kerang yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah
Angklung Buncis adalah sebuah kesenian asli tanah parahyangan dengan sekelompok orang memainkan alat musik angklung bersama dengan beberapa orang pemain jaipong
Yangere adalah salah satu alat musik tradisional di Pulau Halmahera. Dinamakan Yangere karena peralatan musiknya dibuat dari kayu yangere. Yangere terdiri dari kasste (bas) dan jup (gitar berukuran kecil). Awalnya musik ini hanya dimainkan oleh para muda mudi desa ketika selesai mengerjakan suatu pekerjaan, misalnya membangun rumah, panen hasil tani, atau pada acara-acara tertentu, seperti acara tahun baru. Lama kelamaan musik ini dimodifikasi menjadi salah satu alat musik tradisisional yang biasa dipentaskan pada acara-acara seremonial maupun acara ritual. Warna musik ini kebanyakan bernuansa suasana perkampungan, seperti suara dari lembah dan gunung. Musik ini dikenal juga sebagai musik country /balada from Halmahera. Sumber: http://warisanbudayaindonesia.info/detail/warisan/2733/Yangere
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat sunda. Alat musik ini terbuat dari bambu , dan cara memainkannya dengan mengoyangkan (bunyi nada dapat dihasilkan karena benturan bambu satu dengan yang lainnya). Jenis bambu yang digunakan untuk membuat angklung adalah bambu hitam ( awi wulung ) dan bambu putih ( awi temen ). Angklung sering digunakan dalam upacara ritual masyarakat sunda (khususnya petani) untuk menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan agar tanaman yang mereka tanam diberkati. Menurut Kidung Sunda, alat musik angklung juga digunakan untuk menyemangati dalam peperangan, hal ini dilakukan oleh Kerajaan Sunda dalam Perang Bubat. Angklung tertua yang masih ada sampai sekarang adalah Angklung Gubrag , angklung ini berasal dari Jasinga, Bogor. beberapa angklung zaman dulu masih tersimpan di Museum Sribaduga, Bandung.
Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional Jawa Barat. cara memainkannya dengan menggoyangkan ujung jari yang disimpan di mulut. membuat karinding bisa dari enau, ataupun bambu. Daerah-daerah yang membuatnya biasanya di kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Cianjur. awalnya karinding dipakai untuk mengusir hama di sawah. namun saat ini, sudah banyak band-band di Indonesia yang memakai alat musik karinding sebagai penambah aransemen lagu.