×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Alat Musikk

Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Sulawesi Selatan

Tahuri

Tanggal 03 Jan 2015 oleh Tia Amelia.

Tahuri adalah terompet yang dikenal oleh masyarakat Maluku yang tinggal di pesisir pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah kerang yang jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah

Dalam mendorong kualitas musik tradisional di daerah Maluku, banyak keragaman yang dikembangkan lewat berbagai alat musik tradisional. Salah satu alat musik yang dikembangkan berasal dari dasar laut, yakni kulit bia. Kulit bia merupakan salah satu hasil laut yang cukup terkenal di daerah Maluku. Seiring berjalannya waktu, pengembangan kulit bia ini pun berubah bukan hanya sebagai kerajinan tangan, melainkan dipakai sebagai alat musik tiup. Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya bia atau siput di dunia ini tersebar dengan beraneka ragam. Baik dalam ukuran besar, sedang maupun dalam ukuran kecil. Ide awal pembuatan Tahuri sebagai alat musik tradisional ini mulai dimunculkan lewat gagasan seorang wakil Gubernur Daerah Tingkat I provinsi Maluku. Letkol G. Latumahina . Profesi yang dimilikinya bukan hanya seorang militer, ia juga seorang pamong praja yang baik yang memiliki talenta sebagai seorang budayawan di daerah ini. Menurut Dominggus Paulus Horhorouw yang lahir pada 18 Desember 1913 di desa Hutumuri Ambon, pimpinan Orkes Suling desa, pada sekitar tahun 1962 ia dipanggil menghadap wakil Gubernur Maluku di kediamannya di kota Ambon. Saat bertemu dengan Dominggus Paulus Horhorouw, ia menceritakan tentang tahuri. Menurut G. Latumahina, tahuri merupakan suatu alat yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi dan mampu mengangkat nama negeri, terkhususnya Maluku. Dominggus yang mendengarkan hal itu, menceritakan pula keinginannya yang selama ini dia pendam yaitu dia ingin agar tahuri tidak hanya dikenal hanya itu-itu saja, melainkan dengan fungsi baru yaitu sebagai alat musik. Ternyata benar mereka memiliki keinginan yang sama untuk membentuk jati diri Maluku, dengan alat musik yang endemik ini. Beberapa waktu berlalu rencana untuk menambah nilai seni pada kulit bia/ kerang ini belum terealisasikan, tapi Dominggus terus mencari tahu bagaimana cara membuat kulit bia ini hingga menjadi alat musik yang dapat melantunkan harmonisasi nada yang merdu. Ketika G. Latumahina dilantik menjadi wakil gubernur pada saat itu, ia pun memberi material dan doa, memang semuanya sudah berjalan lancar. Tapi sumber daya dari kulit kerang sangatlah minim. Akhirnya, ia menegaskan sekali lagi baginya. Dominggus untuk tidak berputus asa. Ia meminta beberapa orang yang mampu melubangi kulit bia. Dengan pergi ke Saumlaki, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda untuk mecari, dan ternyata hasil pengumpulan kulit bia/ kerang ini sangat-sangat memuaskan. Kulit kerang yang dikumpulkan jauh melaumpaui harapan. Dengan adanya kulit kerang yang memiliki nama latin Syrinx aruanus, nama daerah Kulit Bia Terompet dan nama latin Cypraecassis rufa, Casis cornutanama nama daerah Kulit Bia kepala Kambing ini menumbuhkan kreatifitas anak-anak Maluku di bidang seni musik dalam hal membuat sebuah alat musik. Kreatifitas bukan hanya didorong dari bahan yang diterima, namun sangat bergantung pada keinginan serta harapan yang timbul dalam membentuk alat musik yang begitu sederhana ini. Pembuatan Bila dilihat keistimewaan yang paling dominan dari tahuri adalah bahan dasar pembuatannya sendiri, 100% berasal dari alam. Kulit kerang yang dipakai dalam pembuatan tahuri berasal dari Saumlaku, Dobo, Kepulauan Aru dan Banda. Musik Tahuri dibuat atau diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting. [2] Untuk membuat tahuri, kerang dicuci hingga bersih. Setelah itu, kerang dilubangi dengan bor. Untuk mendapatkan nada tertentu, tergantung dari besar kecilnya lubang yang dibuat dan besar kecilnya kerang yang digunakan. Kerang kecil akan menghasilkan nada tinggi atau nyaring. Sementara kerang besar akan menghasilkan nada rendah. Pemakaian Alat komunikasi Tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dengan staf-staf negeri. Dengan adanya tahuri maka komunikasi di antara masyarakat desa akan terjalin dengan baik. Salah satu contohnya dapat dilihat dalam pemberitahuan / pengumuman yang diberikan oleh pesuruh desa. Pesuruh desa merupakan salah satu staf negeri yang berperan sebagai pesuruh dalam memberitahukan hal-hal penting berupa pemberitahuan, terlebih dahulu meniup tahuri. Seperti yang telah dikatakan, tehuri memiliki fungsi sebgai alat yang bisa memberitahukan suatu keadaan seperti perang, titah Raja dan sebagainya. Pada zaman dahulu hampir seluruh tata cara adat memakai tahuri sebagai pembukaan atau penutup. Hal ini masih dikembangkan sampai sekarang, dimana masih terlihat beberapa tata cara adat yang masih menggunakan tahuri sebagai pembukaan atau penutupan suatu tata cara adat.[2] Pengembangan Tahuri diciptakan memiliki tujuan yang sangat penting bagi peranan danfungsinya di kalangan masyarakat, khususnya kalangan anak muda, yakni; Masa Sekarang : Fungsi Tahuri sebagai : Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu berlangsungnya acara adat]] istiadat. Salah satu benda arkeologi. Salah satu alat musik tradisional masyarakat Maluku Sebagai cendramata]] atau souvenir baik untuk lokal maupun non lokal. Masa Depan : Fungsi Tahuri sebagai alat musik sekaligus benda bersejarah, dan mungkin akan dibudidayakan sebagai budaya peten di daerah ini dan akan diakui oleh dunia internasional, tetapi semua itu tidak semudah yang dibayangkan, hanya dengan kesadaran yang tinggi dari anak negri sendiri untuk mengembangkan warisan tersebut untuk kepentingan bersama, dan tergantung juga dengan kerjasama antara pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan budaya musik Tahuri sendiri. Menurut saya, selain dari fungsi tahuri yang telah dijelaskan secara baik, tapi perlu kita ketahui bahwa alat tahuri ini dapat juga dijadikan sebagai sumber pengetahuan.

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...