Angklung Paglak adalah sebuah alat musik asli milik Kabupaten Banyuwangi. Alat musik ini berasal dari Desa Kemiren Kecamatan Glagah dan sudah menjadi kesenian musik yang mendarah daging bagi Suku Osing yang berada di Desa Kemiren pada khususnya. Alat musik ini memiliki sejarah tersendiri yaitu kerap dimainkan ketika sedang panen di sawah. Ketika panen di sawah masyarakat Desa Kemiren memiliki budaya mememainkan alat musik ini sebagai hiburan bagi orang-orang di sawah. Alat musik ini merupakan bangunan dengan tinggi antara 7 Hingga 10 meter. Di atasnya terdapat tempat duduk dengan luas sekitar 3 meter persegi. Sementara itu untuk atapnya terbuat dari anyaman bambu yang disebut Weli. Alat musik Angklung Paglak biasanya dimainkan oleh 4 orang yang terdiri dari 2 pemain angklung dan 2 pemain gendang. Hal yang lebih unik lagi dari alat musik ini adalah dimainkan dengan paglak yang tinggi sehingga pemain angklung ini berada di posisi yang sangat tinggi tanpa rasa takut sedikitpun...
Banyuwangi sudah dikenal sebagai penghasil beras dengan kualitas tinggi sejak jaman kerajaan. Mayoritas dari penduduk Banyuwangi berprofesi sebagai petani pada kala itu. Salah satu buktinya yaitu daerah Singojuruh, Glenmore, Kemiren dan Licin adalah daerah yang biasa disebut sebagai lumbung padinya masyarakat Banyuwangi atau yang biasa disebut dengan Suku Using. Hasil beras yang ditanam oleh Suku Using terutama yang berupa beras merah unggulan dikirim ke Kerajaan yang ada di Jawa seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Kediri. Pada abad ke 17, masyarakat Suku Using mulai memainkan alat musik Angklung Paglak disela waktu istirahat mereka menanam padi tersebut sambil diiringi alunan pukulan Gendang. Hal tersebut bertujuan untuk menghibur sekaligus merayakan masa panen. Angklung Paglak itu sendiri dibuat sederhana dari bambu yang biasa tumbuh disekitar sawah warga. Berbeda dengan Angklung yang berasal dari Jawa Barat, Angklung Paglak ini adalah alat musik yang...
Kendang Sentul merupakan salah satu alat musik yang khas di Blitar. Jika pergi ke Blitar, tidak lengkap jika tidak membawa oleh-oleh yang satu ini. Dinamakan kendang Sentul karena pembuat kendang sentul pertama tinggal di Desa Sentul, Blitar. Namun, ternyata kendang ini dapat disebut juga kendang Jimbe karena pemesan pertama dari kendang ini berasal dari Desa Jimbe. Alat musik ini terbuat dari kayu mahoni. Bahan bakunya diambil dari wilayah Jawa Timur, kebanyakan di Malang dan Blitar. Sedangkan untuk penghasil suaranya, digunakan kulit binatang yang biasanya diambil dari kulit sapi. Kulit sapi ini biasanya diambil dari Solo dan Magelang. Ada tali juga yang digunakan sebagai pengikat pada kendang. Tali yang bisa digunakan ada beberapa jenis, yaitu tali sepatu dan tali alpin. Kendang sentul dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh. Tidak ada cara khusus dalam memukul kendang ini, sehingga semua orang dapat memainkannya asalkan tahu instrumennya. Alat musik ini sering dimaink...
Kenong Telok berasal dari bahasa Madura yang berarti tiga kenong. Kenong sendiri adalah salah satu alat musik yang digunakan dalam pagelaran Kenong Telok. Dalam praktiknya, ada beberapa alat musik lain yang digunakan ketika pertunjukan, di antaranya adalah gendang, terompet, dan gong. Pagelaran musik Kenong Telok adalah sebuah pagelaran musik yang dimainkan para lelaki, digunakan untuk mengiringi berjalannya acara kebudayaan lain, seperti Kuda Kencak dan Karapan Sapi. Biasanya, malam menjelang Karapan Sapi, para pemain musik Kenong Telok akan berkumpul dan melakukan sesi latihan untuk acara esok hari, yang mana sesi gladi kotor ini dapat pula disaksikan oleh masyarakat umum. Mulanya, kesenian musik ini berasal dari tanah Madura, karena seperti yang kita ketahui bersama, dari sana lah budaya Karapan Sapi berasal. Namun, seiring berjalannya waktu, kebudayaan Karapan Sapi mulai menyebar ke daerah-daerah lain, beriringan dengan menyebarnya pula musik Kenong Telok sebagai pengiringny...
Jaranan adalah lagu tradisional yang bernafas diantara berbagai budaya unik Jawa Timur. Jaranan yang juga dikenal sebagai kuda lumping adalah lagu yang melekat erat dengan kebudayaan jawa. Keindahan dibalik alunan melodi yang menggetarkan hati adalah lirik lagu Tembang Jaranan. Berikut adalah lirik lagu jaranan. Jaranan ... Jaranan Jarane jaran teji Sing numpak ndoro Bei Sing ngiring poro abdi Cek cek nong ... cek cek gung Jarane mlebu ning lurung Gedebuk krincing ... Gedebuk krincing Gedebuk krincing ... prok prok Gedebuk jeder (2x) Jaranan . .. Jaranan Jarane jaran kepang Sing nunggang klambi abang Mlakune ndhut ndutan Cek cek nong ... cek cek gung Jarane mlebu ning lurung Gedebuk krincing ... Gedebuk krincing Gedebuk krincing ... prok prok Gedebuk jeder (2x) Jaranan . .. Jaranan Jarane jaran kore Ora ono kendaline Jarane mlayu dewe Cek cek nong ....
Tiga pusaka dan 5 payung mutho, sebagai simbul Kecamatan Berbek, yang sebelumnya menjadi kabupaten pertama di Nganjuk, dikirab dan dijamas. Prosesi kirab pusaka diawali dari Alun Alun Berbek berkeliling berjalan kaki serta sesepuh menaiki kereta kuda. Semuanya rata rata menggunalan pakaian adat jawa lengkap. Dalam kirab tersebut juga ada putri yang membawa tujuh kendogo, tempat air, yang diambil dari tujuh mata air di Berbek, yang sudah di tambah air kelapa muda. Nantinya akan digunakan sebagai air jamasan pusaka. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun, guna, melestarikan budaya dan sebagai pengingat bahwa Berbek. Sebelumnya adalah Kabupaten Nganjuk pertama sebelum diboyong ke Kota Nganjuk, yang kala itu dipimpin Adipati Sosro Kusumo. Selain mengirab pusaka, perwakilan dari masing masing desa juga membawa tumpeng raksasa yang juga ikut dalam kirab. Paling menarik usai dikirab, warga langsung berebut tumpeng yang di pikul 4 pemuda. Hal ini diyakini akan...
Bahan-bahan 1 bungkus ubi yang sudah d kupas, kukus, haluskan 1 bungkus santan kara instan 4 lembar daun pandan secukupnya Tepung sagu secukupnya Gula merah Tepung maizena buat pengental Langkah Ubi yang sudah dihaluskan, tambahkan garam, dan tepung sagu sedikit demi sedikit sampai adonan bisa dipulung dan kalis Didihkan air dan masukkan adonan ubi yg sudah dipulung untuk direbus. Setelah matang dan menga...
Temu Manten Pegon Upacara adat Temu Manten Pegon Jawa Timur adalah proses pertemuan antara pihak mempelai pengantin laki – laki dengan pihak mempelai pengantin perempuan. Tradisi ini terkenal di Kota Surabaya. Manten Pegon atau Pengantin Pegon merupakan pengantin yang dirias sedemikian rupa. Riasan yang dilakukan merupakan akulturasi budaya antara Arab, Jawa, Belanda, dan China. Gabungan budaya tersebut menjadi warna dominan dalam busana para pengantin dan rombongan pengantin. Saat prosesi pertemuan pengantin ini dilaksanakan ternyata dengan cara diarak yaitu mengarak pihak pengantin pria dan rombongan guna menjemput pengantin perempuan dimana setelah ditemukan keduanya kembali diarak keliling oleh rombongan. Kegiatan ini menarik perhatian warga karena berlangsung cukup meriah. https://www.silontong.com/2018/11/12/upacara-adat-jawa-timur/
Terompet Reog Daerah Ponorogo Jawa Timur adalah asal daerah Terompet Reog. Fungsi dari alat musik ini umumnya dipakai sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat musik tradisional tersebut dimainkan dengan cara di tiup karena termasuk dalam jenis alat musik tiup (aerofon). Dalam beberapa pertunjukkan kesenian dan budaya, alat musik zaman dulu ini sangat sering di jadikan bahan panjangan untuk dilihat. Nah, terkait fungsi, Terompet Reog ini ternyata berfungsi sebagai pemanggil arwah Reog, katanya. Terbuat dari kayu serta bambu dan tempurung kelapa, Terompet reog jika dimainkan, suara yang dihasilkan memiliki ciri spesial dan bunyi yang unik. https://www.silontong.com/2017/04/16/alat-musik-tradisional-jawa-timur/