Entri Terkait
Sop wortel takokak
Alat Musik
Bahan-bahan 3 buah wortel 25 buah takokak (rimbang) 1 buah kentang 1 tangkai daun bawang 1 bungkus royko 2 siung bawang merah 2 siung bawang putih secukupnya Garam secukupnya Air Langkah Potong wortel dan kentang sesuai selera Didihkan air lalu masukan wortel, setelah beberapa saat sambil menunggu wortel empuk masukkan kentang dan takokak...
Deni Andrian
Tumis pare ebi
Alat Musik
Bahan-bahan 2 biji pare sedang 3 sdm rese/ebi/udang kering lembut 6 Bawang merah (iris) 4 Bawang putih (iris) 7 cabe rawit (iris) 4 sdm minyak secukupnya Garam halus Royco (bs skip) Langkah Belah jadi dua pare, buang isinya lalu iris tipis... Siapkan wadah remas pare yg sudah diiris dg 1 sdm garam sampai keluar airnya. Cuci hingga bersih. Meremas pare gunanya untuk mengurangi pahit dan ketika dimasak tidak mudah hancur.. ...
Deni Andrian
Es kopyor alpukat
Alat Musik
Bahan-bahan 2 mangkuk 2 buah alpukat 1 buah kelapa muda Secukupnya skm Es batu Sedikit sirup marjan Langkah Keruk alpukat tipis-tipis (dihancurkan atau di jus juga boleh, tp saya sukanya yang nggak hancur) Masukan kerukan alpukat bersama kelapa muda dan airnya Tambah susu skm dan es batu sesuai selera &...
Deni Andrian
Angklung Kanekes
Alat Musik
Angklung Kanekes Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, angklung masih bisa ditampilkan di luar ritus padi dan tetap memunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai. Dalam sajian hiburan...
Roro
Gamelan Cibatokan
Alat Musik
Gemelan Cibatokan merupakan kesenian buhun yang berkembang dimasyarakat Cibatok Kab. Bogor. Pada masanya Gamelan Cibatokan diperuntukan bagi kesenian menyambut panen dan berkembang menjadi kesenian hiburan untuk hajatan. Sejumlah seniman dan budayawan mengharapkan program revitalisasi tidak hanya sekedar pelaksanaan program pemerintah, tapi merupakan kegiatan berkelanjutan. "Bukan hanya mengangkat kembali kesenian (Gamelan Cibatokan) tetapi juga mewariskan kepada generasi muda dan juga merevitalisasi alat gamelannya serta mendokumentasikan seluruh tembang dan repertoarnya," ujar Bah Momoy (73) generasi ketiga seniman Gamelan. Sumber : https://brainly.co.id/tugas/11113390
Roro
Angklung Padaeng
Alat Musik
Angklung Padaeng adalah alat musik dari bambu yang merupakan varian modern dari Angklung. Dulunya, angklung tradisional memakai tangga nada slendro, pelog atau madenda. Pada tahun 1938, Daeng Soetigna melakukan inovasi agar angklung dapat memainkan nada diatonis. Untuk menghargai karya dia, angklung bernada diatonis ini kemudian diberi nama angklung padaeng. Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angklung_Padaeng
Roro
Karinding
Alat Musik
Di lingkungan masyarakat Indonesia yang masih kental dengan nilai-nilai kehidupan agraris, seni pertunjukannya memiliki beragam fungsi yang bukan saja berkenaan dengan peristiwa daur hidup yang dianggap penting seperti kelahiran, potong gigi, potong rambut, pernikahan, kematian, dan berbagai kegiatan yang dianggap penting seperti menanam atau memanen padi. Sama halnya dengan seni pertunjukan pada umumnya, karinding mempunyai beragam fungsi di berbagai daerah di Jawa Barat, di antaranya sebagai instrumen yang dimainkan pada waktu luang, pengusir hama, alat musik pergaulan, bahkan menjadi instrumen utama dalam sebuah kelompok musik. Tahun 2008 menjadi titik tolak hidupnya kembali karinding karena pada tahun yang sama para seniman karinding mulai agresif dalam mengeksplorasi instrumen karinding menjadi sebuah kemasan pertunjukan baru. Lingkungan komunitas musik indie khususnya ranah musik metal Kota Bandung...
Dadan Rizwan
Prasasti Muara Cianten
Alat Musik
Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai) Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah kampung Pasirmuara. Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami dengan ukuran 2.70 x 1.40 x 140 m3. Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi. Prasasti ini pertamakali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864. sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Muara_Cianten
Roro
Kacapi Parahu dari Jawa Barat
Alat Musik
Kacapi parahu adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Pada masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya. Sumber : http://indonesiasand.blogspot.com/2016/05/alat-musik-khas-jawa-barat.html?m=1