Brem adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dari beras ketan. Beras ketan merupakan salah satu jenis beras yang biasa digunakan sebagai bahan baku produk makanan olahan. Beras ketan sering digiling menjadi tepung untuk dijadikan berbagai jenis makanan ringan atau makanan kecil.
Brem dibuat dari bahan baku tape ketan yang difermentasi, kemudian dimasak dan dikeringkan untuk dijadikan makanan kecil atau oleh-oleh. Ciri khas dari brem adalah rasa manis atau sedikit asam, teksturnya yang padat dan tidak lembek, serta warnanya yang bervariasi antara putih kekuningan hingga kuning kecoklatan. Brem juga mudah hancur di dalam mulut.
Brem biasanya berbentuk lempengan persegi panjang dengan warna putih kekuningan yang khas dan memiliki aroma khas. Namun, untuk meningkatkan pemasaran atau penjualan, saat ini brem sering dijual dalam kemasan kecil yang mirip dengan permen agar lebih mudah dinikmati.
Brem memiliki rasa manis dasar dengan sedikit kesan asam. Salah satu alasan mengapa brem tetap populer hingga saat ini adalah karena teksturnya yang unik. Meskipun memiliki tekstur yang padat dan kuat, brem akan segera meleleh dan melembut di mulut ketika dikonsumsi.
Asal usul brem sebenarnya berasal dari dua desa, yaitu Desa Kaliabu dan Desa Bancong yang kini berada di Kabupaten Madiun. Pada masa kekuasaan Belanda, makanan tersebut dianggap sebagai makanan mewah bagi penduduk desa. Untuk membuat brem, awalnya ketan dimasak hingga menjadi tapai dan kemudian diambil menggunakan bagor sebagai wadah.
Setelah itu, tape yang ada di dalam bagor diperas untuk mengambil sarinya. Sarinya kemudian dimasak sampai mendidih hingga mengental, dan diaduk dengan kayu hingga mengeras. Setelah adonan agak mengeras, adonan tersebut dapat dicetak dengan menggunakan kawat dan diletakkan di atas daun pisang. Setelah dicetak, adonan tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari dan setelah dianggap cukup kering, dapat langsung dikemas dan siap untuk dikonsumsi
Refrensi : BPS. 2010. Data Unit Usaha Agroindustri Kabupaten Madiun. Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa Timur. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Kabupaten Madiun. 2009. Data Usaha Brem Kabupaten Madiun.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...