Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Jawa Timur Sidoarjo
Asal Mula Candi Pari
- 22 Februari 2021

Dahulu kala, seorang lelaki tua tinggal di Gunung Penanggungan. Namanya adalah Kiai Gede Penanggungan. Dia dikenal sebagai orang yang sakti dan memiliki kekuatan gaib.

Kiai Gede Penanggungan juga memiliki seorang putri yang cantik. Namanya adalah Dewi Walangangin. Meski sangat cantik, dia belum menikah. Itu sebabnya Kiai Gede Penanggungan berdoa siang dan malam untuk putrinya. Akhirnya, Tuhan menjawab doanya. Seorang pria muda tampan datang ke tempatnya.

“Namaku Jaka Pandelegan. Aku datang ke sini karena aku ingin menjadi muridmu. Aku ingin belajar banyak hal darimu,” kata pemuda itu.

“Aku akan mengangkatmu sebagai muridku tetapi kamu harus menikahi putriku. Setuju?” jawab Kiai Gede.

Jaka menghela nafas panjang. Lalu dia berkata, “Ya, saya setuju. Saya akan menikahi putri Anda.”

Baik Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan menjalani pernikahan yang bahagia. Terutama Jaka, dia bahkan lebih bahagia.Kiai Gede Penanggungan mengajarinya banyak hal. Setelah beberapa tahun tinggal bersama Kiai Gede Penanggungan, kini saatnya pasangan meninggalkan Gunung Penanggungan dan menemukan kehidupan baru sebagai suami-istri.

“Aku tahu kalian tidak bisa tinggal bersamaku selama-lamanya. Sebelum kalian pergi, ambil benih padi (pari) ini. Setiap kali orang meminta kepada Anda, berikan beberapa. Jangan sombong jika kami sudah menjadi orang kamu kaya.” Pesan Kiai Gede kepada Anak dan Menantunya.

Jaka Pandelegan dan Dewi Walangangin pun berjanji akan mentaati pesan dari ayah mereka. Setelah itu, pasangan itu meninggalkannya dan membawa biji pari. (Pari berarti beras) Kemudian, di tempat baru, mereka menanam benih. Segera, tumbuh banyak pohon padi yang mengasilkan beras yang sangat banyak. Sekarang pasangan itu menjadi sangat kaya. Tetangga miskin datang kepada pasangan itu untuk meminta benih pari.

“Tidak boleh! Jika kamu ingin makan, kamu harus bekerja keras seperti saya! “Kata Jaka Pandelegan.

Lama kelamaan Kiai Gede Penanggungan mendengar kelakuan buruk anak dan menantunya. Jadi, ia memutuskan untuk mengunjunginya. Ia ingin mengingatkannya tentang janjinya. Kiai Gede Penanggungan segera memanggil nama mereka ketika dia tiba di sawah.

“Jaka Pandelegan, kemarilah! Saya ingin berbicara dengan kamu.” Tapi Jaka mengabaikannya. Dia terus melakukan aktivitasnya. “Putriku, Dewi. Ini aku, ayahmu.” Tapi Dewi juga mengabaikannya.

Kiai Gede Penanggungan benar-benar marah.

Dia kemudian berkata, “Kalian berdua seperti Candi. Kalian tidak bisa mendengarkan saya.”

Tepat setelah dia mengucapkan kata-kata itu, sesuatu yang luar biasa terjadi. Perlahan, Jaka dan Dewi berubah menjadi Candi. Karena candi berdiri di antara padi (pari), orang kemudian menamainya sebagai Candi Pari (Padi).

Pesan moral dari cerita ini adalah jangan menjadi sombong jika kami memiliki kelebihan, kesombongan hanya akan mengakibatkan kerugian dimasa yang akan datang.

https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-asal-mula-candi-pari/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline