Lebih Bersinar di Shanghai
Pintu Yuz Museum tertutup rapat. Pada dinding kaca, terpasang sebait pengumuman: “museum ditutup untuk persiapan sebuah pameran.” Tapi, usai pintu diketuk, seorang pria muncul dan mengatakan museum ini tak punya rencana pameran apa pun.
Sambutan yang tak diduga. Saya membayangkan Yuz akan sesak oleh manusia. Pemiliknya, Budi Tek, sedang menjadi buah bibir. Yu De Yao, nama Budi Tek di Cina, diberitakan telah menggelontorkan Rp3 triliun guna berbelanja karya seni.
Majalah Art+Auction menempatkan Budi Tek dalam daftar 10 kolektor paling berpengaruh. Namanya disejajarkan dengan figur-figur kondang pengumpul karya seni semacam Roman Abramovich dan Sheikha Al Mayassa. Pada 2010, Budi Tek membuat geger ketika membeli lukisan Chapter of a New Century-Birth of the People’s Republic of China II (1992) karya Zhang Xiaogang. Harganya bukan main, $6,7 juta. Tak heran jika masuk daftar rekor transaksi terbesar oleh kolektor berdarah Indonesia di balai lelang Sotheby’s Hong Kong.
Budi Tek punya ketertarikan menggebu pada karya perupa Cina, sebut saja Yue Minjun, Fang Lijun, dan Wang Guangyi. Karya-karya mereka dipajang di rumahnya di Shanghai. Pengusaha yang sukses dari berjualan pakan ternak ini memang cukup patriotik. “Saya orang Cina. Saya mengagumi seniman Cina dan karya-karya mereka,” ujarnya dalam wawancara dengan sebuah media.
Lewat Budi Tek pula banyak perupa kontemporer Cina dikenal di Indonesia. Dia pernah mengajak Fang Lijun dan Yue Minjun ke Jakarta, lalu melawat ke OHD Museum di Magelang. Budi Tek punya hubungan khusus dengan pemilik OHD Museum, Oei Hong Djien, orang yang membuat Budi Tek membangun minat pada seniman Indonesia. “Saya bilang, banyak juga loh karya perupa kontemporer kita yang bagus,” ujar Oei Hong Djien padanya suatu kali.
Berkat pengaruh OHD, Yuz Museum Jakarta pun tak cuma rajin mengusung karya perupa Cina. Tiga tahun lalu, tempat ini menggelar pameran retrospektif Dadang Christanto. Karya-karya politis sang eksponen Gerakan Seni Rupa Baru itu disebar di lima lantai. Judul acaranya: Mengingat Senyap. Mei tahun lalu, Budi Tek menghebohkan dunia dengan membangun sebuah museum pribadi di Shanghai.
Yuz Museum Shanghai disebut majalah The Economist sebagai satu dari lima museum di dunia yang pembukaannya paling dinanti pada 2014. Gebrakan perdana Yuz Museum Shanghai adalah Myth/History, pameran yang memajang 100 karya pilihan Profesor Wu Hung. Sangat disayangkan, setelah liputan gemebyar di Shanghai, Yuz Museum Jakarta justru meredup. Darmawangsa Square Lt.2, Jl. Darmawangsa VI; 021/7278-8272
sumber : http://destinasian.co.id/bangkitnya-museum-di-jakarta/3/
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.