|
|
|
|
Upacara Seba Masyarakat Baduy Banten #DaftarSB19 Tanggal 28 Feb 2019 oleh Adhelia khansa. |
Masyarakat Baduy, atau dalam sebutan lainnya dikenal Urang Kanekes (orang Kanekes) sebagaimana mereka tinggal di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Adalah masyarakat yang sampai saat ini masih mengikuti adat-istiadat secara ketat. Sejak berdirinya Kesultanan Banten yang berawal sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya. Sebagai tanda kepatuhan atau pengakuan kepada penguasa, masyarakat Baduy secara rutin melaksanakan Seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993).
Upacara Seba digelar setelah musim panen dan menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan. Dimana pada saat ritual Kawalu, wisatawan dilarang memasuki wilayah Baduy Dalam di tiga kampung, yakni Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik. asal suku Baduy Dalam berjalan kaki di Kampung Petir, Serang dari Rangkasbitung sejauh 43 km untuk mengikuti upacara Seba Baduy di Serang, Banten, Sabtu (3/5). Tradisi Seba dilakukan warga Baduy setiap tahun dengan menghadap sekaligus berkomunikasi dengan Bupati Lebak dan Gubernur Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/ss/ama/14
Selama ratusan tahun hingga sekarang, Upacara Seba terus dilaksanakan, merupakan menyerahan hasil tani atau hasil bumi pada pemerintah setempat yang biasa kita sebut dengan upeti pada kerajaan, itu semua merupakan rasa syukur masyarakat baduy luar dan baduy dalam karena mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah, kegiatan seba ini tanpa ada paksaan dari manapun masyarakat baduy luar yang dipimpin oleh Jaro maupun baduy dalam yang dipimpin oleh Puun, bersama-sama berbondong-bondong membawa hasil tani tersebut pada pemerintahan yang saat itu diserahkan pada Bupati Lebak secara langsung di pendopo Kabupaten Lebak dan di pendopo Gubernur Banten.
Prosesi upacara Seba suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan menjadikan ketetapan Lembaga Adat Masyarakat Baduy yang diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. “Seba itu titipan adat yang harus dijalankan karena jika tidak dilaksanakan khawatir kami kualat,” katanya. Namun demikian, kendati melelahkan Seba itu, ia merasa senang selain bisa bertemu langsung bersama Bupati dan Gubernur serta aparat Muspida setempat. Keteguhan masyarakat Baduy dalam mengikuti adat istiadatnya memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana manusia menghargai dan menghormati alam sekitar, diantaranya prinsip hidup masyarakat adat Baduy tercermin dari petuah-petuahnya; Gunung tak diperkenankan dilebur; Lembah tak diperkenankan dirusak; Larangan tak boleh di rubah; Panjang tak boleh dipotong; Pendek tak boleh disambung; Yang bukan harus ditolak yang jangan harus dilarang yang benar haruslah dibenarkan.
sumber : https://gpswisataindonesia.info/2017/09/upacara-seba-masyarakat-baduy-banten/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |