|
|
|
|
Upacara Pesta Adat Mantunu di Kerajaan Baroko Tanggal 22 May 2018 oleh Hajra Yansa. |
Upacara pesta adat Mantunu adalah sebuah pesta adat kematian raja atau bangsawan dan kaum adat di Kerajaan Baroko sekaligus sebagai pelantikan raja atau perangkat pemeritahan kerajaan yang baru. Dalam pesta adat ini ditandai dengan mangpasilaga tedong (adu kerbau) dan pemotongan kerbau dengan jumlah yang cukup banyak berdasarkan tana' kematian Raja, keluarganya dan kaum adat. Biasanya jumlah kerbau yang dipotong mencapai puluhan hingga ratusan, namun tana' ini akan menunjukan minimal jumlah kerbau yang akan dipotong berikut tana'-tana' tersebut:
- Tana' duapulo appa (24) : jika raja meninggal dalam tampuk kekuasaannya, jumlah Kerbau harus 24 atau lebih
- Tana'sangpulo dua (12) biasanya : jika raja meninggal tidak dalam tampuk kekuasaannya. biasanya juga saudara raja
- Tana karua (8) : kaum bangsawan
Kerbau yang dipotong akan dibagi dalam 42 lembang berdasar jatah perangkat kerajaan dan para utusan raja dari kerajaan Makale, Enrekang, Malua dan Buntu Batu. Diantara kerbau-kerbau tersebut harus ada satu tedong bonga (kerbau belang) yang khusus bagian kepalanya untuk perangkat kerajaan To'Tallang. Yang menyediakan kerbau adalah keluarga dan kerabat raja atau kaum adat yang telah meninggal.
Kerajaan Baroko berada di Sulawesi Selatan atau sebuah daerah yang disebut Lepong padang atau sekubangan kerbau dengan asal usul pembetukan wilayah adat dimulai saat Tammaseong (Raja Baroko) membentangkan rarik (tali dari kulit kerbau) yang disambungnya dengan belajen (tali dari rumput) secara melingkar mengelilingi karua buah (8 buah) daerah kekuasaannya.
Pada masa kerajaan masyarakat mengenal 5 kasta diantaranya : Tana' Bulawan, Tana' Salaka, tana' Bassi, Tana' Karurung dan Tana' Kua-Kua. Dari kelima kasta tersebut biasanya yang melakukan upacara pesta adat mantunu ialah orang-orang yang berasal dari tana' bulawan dan tana' salaka. Upacara adat mantunu sangatlah sakral karena menjadi bagian dari pelantikan raja atau perangkat kerajaan. Dalam pergelatan pesta ini akan mengundang semua masyarakat. Pada upacara ini akan dibuat sebuah pandung (tempat atau panggung penyimpanan bagian kerbau dengan 4 tiang dari pohon yang berbeda dengan tinggi sekitar 10 meter dan luas 3 x 3 meter. 42 lembang (kepala dan bagian kerbau tertentu) dinaikkan ke atas pandung menggunakan tali yang ditarik naik. Orang yang berada di atas pandung ialah perangkat kerajaan Kawalean dengan tugas topetasak kande jao pandung kamallulunan atau melantik raja atau perangkat kerajaan serta membuang lembang sambil menyebut bagian lembang dan nama. diantara 42 lembang tersebut ada beberapa yang tidak dibuang tetapi dibawah kepada Si penerima atu masyarakat menyebutnya dipalingka jiong liu. Untuk prosesi pelantikan, Kawalean akan menyebut nama raja atau perangkat kerajaan, gelarnya beserta kalimat "Penollon allonanna pebajui bajunna Penampai ampana" dilanjutkan dengan melempar bagian masing-masing lembang yang telah ditentukan. Misalnya pelantikan Raja Lo ngenan maka Kawalean menyebut:
Haiiiii ...(nama Raja) sambo langi'na karua buah to diparinginan to dianna rara to dianna bulawan to di bolan tangkena lamba tang nairi angin tang nasimbo lalending. Penollon allonanna pebajui bajunna Penampai ampana
Dilanjutkan dengan membuang bagian kerbau lembangna ulu, aje jolo dan tekpok
Misalnya lagi pelantikan perangkat kerajaan To'Tallang:
Hai ... (nama To'Tallang) Anak patalona jaja ngenan lo ngenan tomekaladi-ladi pollo bubunna Baroko. Penollon allonanna pebajui bajunna Penampai ampana
Dilanjutkan dengan membuang bagian kepala kerbau tedong bonga (kerbau belang)
Dalam prosesi upacara adat ini, nama gelar dan bagian lembang harus sesuai dengan Si penerima karena merupakan sebuah penghormatan. Maka jika tidak sesuai akan menimbulkan kericuhan. Namun pesta adat mantunu ini sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat, berakhirnya ditandai dengan pesta adat mantunu pada kematian raja terakhir jaja ngenan yaitu Puang Baroko
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |