Dalam adat suku Mentawai, kematian dikategorikan menjadi dua. Yang pertama ialah kematian simaeru, yaitu kematian yang disebabkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sementara yang kedua adalah kematian sikatai, yaitu kematian yang disebabkan oleh hal yang tidak terduga, misalnya tenggelam di laut, tertimpa kayu, dan dibunuh
Ketika ada orang yang meninggal, maka berita duka disampaikan dengan bunyi tuddukat dengan irama loiba. Tuddukat merupakan alat komunikasi tradisional suku Mentawai. Irama loiba yang digunakan akan menginformasikan tentang usia dan jenis kelamin orang yang meninggal.
Pada saat melayat, tidak semua orang dibolehkan pergi melayat. Wanita hamil atau yang memiliki bayi beserta suaminya tidak diperbolehkan pergi melayat, karena diyakini bisa diganggu oleh roh orang yang meninggal (ketcat).
Saat meratapi si mati, orang-orang suku Mentawai membungkus kepala mereka dengan kain warna-warni dan melepas seluruh perhiasan yang biasa mereka gunakan. Peti mati disiapkan oleh para pria suku Mentawai untuk pemakaman. Pemakaman suku Mentawai berada di tempat yang terpencil. Saat dimakamkan, orang yang meninggal diberi sesaji dan sedikit hartanya ketika masih hidup.
Sehari setelah pemakaman, akan diadakan pembuatan kirekat, yaitu gambar tapak kaki dari orang yang meninggal di sebuah pohon durian milik keluarganya. Hal ini ditujukan untuk kenang-kenangan tentang orang yang meninggal tersebut.
Kemudian, untuk mengakhiri masa berkabung, akan dilakukan upacara Panunggru, yaitu upacara perpisahan antara orang yang meninggal dengan keluarganya untuk selama-lamanya. Upacara ini dilakukan antara 1-3 bulan setelah pemakaman, tergantung dari kesiapan keluarga orang yang meninggal.
Upacara Panunggru diawali dengan Pasibari di malam hari. Pasibari merupakan pemanggilan ketcat (arwah orang yang meninggal) oleh Sikerei. Lalu, Sikerei akan meminta pada ketcat untuk meninggalkan rumah. Terakhir adalah mengadakan paneka kagerat di halaman rumah untuk mencegah roh-roh jahat menunggui upacara sekaligus memohon pada roh-roh baik supaya memberi Sikerei kekuatan untuk melaksanakan upacara Panunggru.
Itulah sekilas mengenai tradisi kelahiran dan kematian di Suku Mentawai. Apabila ditelaah lagi, sebenarnya masih banyak upacara dan tahapan yang dilakukan pada saat terjadi kematian, dan semuanya memiliki maknanya tersendiri. Bagaimana dengan adat kelahiran dan kematian di daerah kalian?
Sumber : https://eksotikamentawai2017.wordpress.com/2017/07/09/kelahiran-dan-kematian-di-suku-mentawai/
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
