|
|
|
|
Upacara Kematian Suku Mentawai Tanggal 07 Aug 2018 oleh adhaagary . |
Dalam adat suku Mentawai, kematian dikategorikan menjadi dua. Yang pertama ialah kematian simaeru, yaitu kematian yang disebabkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sementara yang kedua adalah kematian sikatai, yaitu kematian yang disebabkan oleh hal yang tidak terduga, misalnya tenggelam di laut, tertimpa kayu, dan dibunuh
Ketika ada orang yang meninggal, maka berita duka disampaikan dengan bunyi tuddukat dengan irama loiba. Tuddukat merupakan alat komunikasi tradisional suku Mentawai. Irama loiba yang digunakan akan menginformasikan tentang usia dan jenis kelamin orang yang meninggal.
Pada saat melayat, tidak semua orang dibolehkan pergi melayat. Wanita hamil atau yang memiliki bayi beserta suaminya tidak diperbolehkan pergi melayat, karena diyakini bisa diganggu oleh roh orang yang meninggal (ketcat).
Saat meratapi si mati, orang-orang suku Mentawai membungkus kepala mereka dengan kain warna-warni dan melepas seluruh perhiasan yang biasa mereka gunakan. Peti mati disiapkan oleh para pria suku Mentawai untuk pemakaman. Pemakaman suku Mentawai berada di tempat yang terpencil. Saat dimakamkan, orang yang meninggal diberi sesaji dan sedikit hartanya ketika masih hidup.
Sehari setelah pemakaman, akan diadakan pembuatan kirekat, yaitu gambar tapak kaki dari orang yang meninggal di sebuah pohon durian milik keluarganya. Hal ini ditujukan untuk kenang-kenangan tentang orang yang meninggal tersebut.
Kemudian, untuk mengakhiri masa berkabung, akan dilakukan upacara Panunggru, yaitu upacara perpisahan antara orang yang meninggal dengan keluarganya untuk selama-lamanya. Upacara ini dilakukan antara 1-3 bulan setelah pemakaman, tergantung dari kesiapan keluarga orang yang meninggal.
Upacara Panunggru diawali dengan Pasibari di malam hari. Pasibari merupakan pemanggilan ketcat (arwah orang yang meninggal) oleh Sikerei. Lalu, Sikerei akan meminta pada ketcat untuk meninggalkan rumah. Terakhir adalah mengadakan paneka kagerat di halaman rumah untuk mencegah roh-roh jahat menunggui upacara sekaligus memohon pada roh-roh baik supaya memberi Sikerei kekuatan untuk melaksanakan upacara Panunggru.
Itulah sekilas mengenai tradisi kelahiran dan kematian di Suku Mentawai. Apabila ditelaah lagi, sebenarnya masih banyak upacara dan tahapan yang dilakukan pada saat terjadi kematian, dan semuanya memiliki maknanya tersendiri. Bagaimana dengan adat kelahiran dan kematian di daerah kalian?
Sumber : https://eksotikamentawai2017.wordpress.com/2017/07/09/kelahiran-dan-kematian-di-suku-mentawai/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |