Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indoesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal tersebut tidak terlepas dari jasa para tokoh yang menyebarkan agama islam di Jawa Barat. Untuk menghormati jasa para tokoh penyebar agama islam tersebut biasanya diadakan beberapa ritual atau upacara adat, salah satunya adalah Upacara Adat Ngalungsur Pusaka.
Upacara Adat Ngalungsur Pusaka atau membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Prabu Kiansantang atau Syech Sunan Rochmat Suci ini diadakan setiap satu tahun sekali atau dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara adat ini juga sebagai upaya penghormatan sekaligus melestarikan benda-benda bekas perjuangan mengembangkan ajaran agama Islam. Namun bukan berarti menyembah suatu benda yang diyakini akan memberikan sebuah keajaiban atau melebih kekuatan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan sebagai cara melestarikan budaya seperti menjaga peninggalan benda-benda pusaka zaman dulu. Benda pusaka peninggalan tersebut diantaranya berupa pusaka Duhung seperti keris, Rante Jagad, Talapok, serta alat-alat pertanian yang dijadikan alat untuk memakmurkan masyarakat. Pelaksanaan upacara adat tersebut di gelar di makam keramat Godog, Kampung Godog Makam, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pelaksanaan upacara adat tersebut di gelar dengan membawa benda pusaka yang sebelumnya disimpan di makam Godog untuk dibawa ke aula. Benda pusaka tersebut dibawa oleh juru kunci yang mengenakan pakaian gamis atau jubah dengan warna identik hijau disertai dengan bacaan shalawat. Lalu juru kunci tersebut akan membersihkan benda pusaka dengan minyak khusus seperti minyak keletik, jeruk nipis untuk menghilangkan karat, dan minyak wangi. Setelah itu benda pusaka kembali disimpan di tempat semula. Prosesi tersebut dihadiri peziarah dari berbagai luar kota termasuk warga sekitar Kabupaten Garut dan para perwakilan pimpinan pemerintah daerah.
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang