Dahulu di Jawa Barat terdapat sebuah ritual yang dilakukan pada bulan ke tujuh kehamilan seorang wanita. Ritual ini mungkin terdapat juga di daerah lain di Indonesia. Saya akan menceritakan ritual tujuh bulanan versi daerah saya di Jawa Barat.
Acara dimulai dengan sebuah pengajian. Pengajian ini berisi surah-surah Al-Quran dan salah satu surat yang paling sering dibacakan adalah surah Yusuf, untuk mengharapkan laki-laki yang tampan seandainya bayi yang terlahir adalah laki-laki, dan surah Maryam, untuk mengharapkan perempuan yang cantik seandainya bayi yang terlahir adalah perempuan. Dalam pengajian tersebut para hadirin disajikan makanan nasi dan lauk pauknya serta tujuh macam beubeutian, yaitu makanan yang tumbuh di bawah tanah seperti umbi-umbian dan beberapa jenis kacang.
Setelah pengajian selesai sang wanita hamil di bawa ke halaman rumah dengan mengenakan samping secara kemban. Kemudian, dengan air dari tujuh sumur yang berbeda yang telah dicampurkan dan ditambahankan tujuh macam bunga, sang wanita hamil dimandikan oleh sekurang-kurangnya tujuh orang sepuh. Sepuh tersebut bisa terdiri dari orang tua, saudara, dan tetangga yang dituakan dan dihormati. Setiap sepuh mengguyurkan air kepada sang wanita hamil sekali saja dan sang wanita hamil segera mengganti sampingnya dengan samping yang baru yang dikenakan secara kemban juga. Pada salah satu penyiraman, sang sepuh akan menyiramkan juga seekor belut pada sang wanita hamil. Belut ini melambangkan dan diharapkan membuat prosesi kelahiran menjadi lacar.
Setelah sang wanita hamil dimandikan, suami sang wanita akan membelah sebuah kelapa yang telah digambari Arjuna di salah satu sisinya dan Dewi Sinta di sisi lainnya. Hal ini memiliki arti yang mirip dengan pembacaan surah Yusuf dan Maryam dalam prosesi pengajian, yaitu mengharapkan laki-laki yang tampan seandainya bayi yang terlahir adalah laki-laki, atau perempuan yang cantik seandainya seandainya bayi yang terlahir adalah perempuan.
Ritual ini diakhiri dengan san wanita hamil menjual rujak bebet kepada orang sekitar dengan hanya menerima genting yang sudah dibentuk lingkaran seperti koin sebagai bayarannya.
#OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...