Ritual
Ritual
Upacara Adat Jawa Tengah Wonosobo
Tradisi Nyadran Suran Dusun Giyanti, sebagai sarana kerukunan Masyarakat Kabupaten Wonosobo

        Tradisi Nyadran Suran Dusun Giyanti merupakan kegiatan rutinitas masyarakat Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kabupaten Wonosobo setiap tanggal 1 Suro. Tradisi ini dilambangkan sebagai rasa syukur atas nikmat dan keberkahan yang telah Tuhan berikan kepada masyarakat Dusun Giyanti dan permohonan keselamatan. Dalam bahasa jawa, Nyadran berasal dari bahasa sansekerta, sradda yang berisi keyakinan. Dalam masayrakat Jawa pada umumnya, nyadran suran umumnya dilakukan sebagai rangkaian kegiatan untuk membersihkan diri dari dosa dalam rangka menyambut tahun baru islam.

        Tradisi Nyadran Suran di Dusun GIyanti telah lama dilaksanakan hampir sejak Kab Wonosobo berdiri, dan melibatkan semua komponen masyarakat. Acara ini sering digunakan sebagai alat pemersatu warga dan seagai ajang silaturahmi bagi warga Dusun Giyanti. Sebelum acara inti dimulai, masyarakat biasanya membuka rumah mereka untuk acar silaturahmi dengan tujuan mempererat hubungan kemasyarakatan.

       Tradisi Nyadran Suran dimulai dengan prosesi nyadran di makam, yakni kunjungan warga pada makam leluhur dengan membawa berbagai sesaji seperti bunga, tumpeng, telur, koi, buah-buahan dan dawet. Prosesi ini dilakukan dalam bentuk pembersihan makam, dan penyampaian doa-doa kepada Tuhan. Setelah itu, dilakukan tradisi tenongan. Tenongan merupakan wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat. Dalam tradisi ini, digunakan sebagai wadah makanan dan jajajanan pasar. Setiap warga dihimbau untuk membuat tenongan yang nantinya akan diarak oleh Ibu-Ibu dan Remaja putri menuju Pendopo Desa. Prosesi berikutnya adalah upacara di Pendopo Desa. Diawali dengan peletakan sesaji di bawah pohon beringin yang diyakini sebagai tempat leluhur. Setelah uparacara selesai, dilakukan rakanan, yakni pembagian makanan yang ada dalam tenongan kepada warga. Bukan hanya itu, Tradisi Nyadran sering kali menampilkan pertunjukan kesenian tradisional seperti emblek dan lenggger yang bisa berlangsung sampai subuh. Selain lengger dan emblek, wayang kulit juga turut meramaikan tradisi Nadran SUran di Dusun Giyanti.

       Eksistensi dari Tradisi Nyadran Suran sangat besar dikalangan masyarakat Kabupaten Wonosobo. Tradisi ini seringkali digunakan sebagai wahana penyampaian kepada generasi muda mengenai tradisi, budaya dan sejarah Kabupaten Wonosobo. Selama ratusan tahun dilakukan, tradisi ini dapat menjalin kerukunan diantara masyarakat bukan hanya untuk Dusun Giyanti, tetapi dusun-dusun di sekitarnya. Tradisi ini memiliki daya tarik warga dusun lain untuk datang dan mengunjungi Dusun Giyanti. Sehingga jika dilakukan secara kontinyu dapat menciptakan masyarakat yang madani tanpa perselisihan.

Sumber :

https://suryawibowodua.wordpress.com/nyadran-di-giyanti-wonosobo/

https://www.antaranews.com/foto/38039/nyadran-suran-giyanti

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline